Karena jumlahnya tak hanya satu dan berkumpul seperti membentuk satu pemukiman, saya jadi bertanya-tanya lagi: apakah dulu ada perkampungan orang Eropa di sekitaran lapangan desa? Kalau iya, kenapa bisa ada perkampungan tersebut di sana?
Bukankah perkampungan Eropa biasanya terletak di dekat pusat pemerintahan setingkat kabupaten atau karesidenan? Sementara setahu saya Desa Banjardawa ini bukanlah pusat pemerintahan kedua tingkatan pemerintahan tersebut.
Lalu, ini yang paling bikin penasaran waktu itu, di sisi selatan lapangan tersebut terdapat rel kereta! Posisinya tepat di depan BRI KCP Jebed.
Rel tersebut memanjang dari selatan ke arah lapangan, tetapi lalu melengkung dan berbelok ke barat. Membuat saya jadi bertanya-tanya, apakah dulu pernah ada stasiun di dekat-dekat sini? Atau dilewati jalur kereta api mungkin?
Dari arah lapangan desa, rel ini memanjang ke selatan kemudian berbelok mengarah ke barat. Searah dengan jalan aspal yang ada di sisinya. Entah ke mana ujung rel saya tidak pernah melacak.
Pada beberapa bagian sisi jalan rel tersebut terputus atau mungkin tertimbun tanah dan aspal jalan. Kemudian sesampainya di ujung pertigaan Jl. Ternate tidak ada bekasnya lagi.
Dulu kelokan rel yang di dekat BRI dapat terlihat jelas. Ujungnya bahkan sedikit mencuat beberapa sentimeter dari permukaan aspal. Sayang---bagi saya, sejak 6 atau 7 tahun lalu ujung rel yang berkelok itu ditutup aspal oleh pekerja ketika jalan diperbaiki.
Pabrik Gula Banjardawa
Dugaan akan adanya jalur kereta api komersial yang melintasi Desa Banjardawa gugur. Saya tidak menemukan referensi apa pun mengenai kemungkinan rute dari Pemalang kota menuju wilayah selatan.
Kemudian dugaan saya bergeser. Saya pikir rel tersebut menuju ke Pabrik Gula Sumber, satu bangunan peninggalan masa kolonial lainnya di Pemalang. Dugaan ini beralasan, sebab rel tadi memang mengarah ke sana.
Berdasarkan dugaan ini, pada bayangan saya di Banjardawa dan sekitarnya ini dulu merupakan kawasan perkebunan tebu. Di mana hasil panennya lantas dikirim ke PG Sumber. Pabrik gula ini sendiri masih beroperasi hingga setidaknya 20 tahun lalu.