Meski saya belum habis mengerti kenapa ada orang yang masih merasa malu membeli kondom, tetapi saya dapat memahaminya. Kebetulan sekali saya sempat menuliskan panjang lebar mengenai tema ini di blog pribadi.
(Silakan baca pada tautan berikut: Cara membeli kondom tanpa merasa malu dengan aplikasi Alfagift)
Saya menuliskan tema tersebut atas pesanan sponsor yang bekerja sama dengan salah satu merek kondom. Berkat sponsored post itulah saya jadi menelisik beberapa referensi terkait topik malu membeli kondom. Termasuk di antara hasil-hasil penelitian.
Dari hasil penelitian demi penelitian yang kemudian saya jadikan referensi, tahulah saya bahwa perkara malu beli kondom ini bukan cuma terjadi di Indonesia. Dengan kata lain, ini memang semacam 'gejala' umum. Di mana-mana ya, kebanyakan orang merasa malu membeli kondom.
Bahkan di Amerika Serikat sekali pun, yang kita kenal sebagai negara liberal dengan kehidupan free sex yang sudah dianggap lumrah, sebanyak 66% responden pria dalam sebuah penelitian menyatakan mereka malu membeli kondom.
Adalah hasil penelitian yang dilakukan Sarah G. Moore, dkk. dari Duke University yang menyatakan demikian. Dalam penelitian bertajuk Coping with Condom Embarassment (2006) tersebut, Moore, dkk. menyebut ada lima macam aktivitas terkait kondom yang membuat malu responden.
Lima aktivitas dimaksud adalah membeli, membawa, menyimpan, memakai, dan membuang kondom. Lihat, jadi enggak cuma membeli kondom yang membuat malu. Bahkan membuangnya juga diakui bikin malu para responden penelitian Moore, dkk. ini.
Untuk penelitian itu Moore, dkk. menanyai 497 responden, terdiri atas 280 laki-laki dan 209 perempuan. Hasilnya, secara total sebanyak 55,2% responden laki-laki mengaku malu saat membeli kondom.
Hasil lebih besar ditunjukkan dari kalangan responden perempuan, yakni 68,5%. Namun menurut saya ini wajar, sebab pemakai kondom itu laki-laki. Bagi saya sangat bisa dimaklumi jika ada perempuan yang merasa malu membeli kondom.
Sejak Dulu
Menariknya, malu membeli kondom ini bukanlah perkara baru. Bukan hanya terjadi di era milenium sekarang. Ini setidaknya dibuktikan dari hasil sebuah penelitian yang jauh lebih tua dari penelitian Moore, dkk. tadi.