Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Lolos Piala Asia 2023, Waktunya Timnas Indonesia Membuat Rekor Baru

17 Juni 2022   17:00 Diperbarui: 17 Juni 2022   17:03 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Skor 7-0 dan penampilan super agresif ditunjukkan Saddil Ramdhani, dkk. Shin Tae-yong pun tersenyum di pinggir lapangan. Sementara para pendukung di tribun bersuka ria menikmati atraksi yang ditunjukkan di atas lapangan hijau.

Saking agresifnya Indonesia, bahkan dua bek turut menyumbang gol pada pertandingan tersebut. Lalu Rizki Ridho dan Elkan Baggott juga selalu naik ke kotak penalti Nepal ketika terjadi sepak pojok.

Namun, mari kembali pada kenyataan. Putaran kualifikasi sudah berlalu dan turnamen sesungguhnya sudah menanti. Di sinilah kelak mental dan kualitas para pemain timnas benar-benar diuji, juga racikan taktik Coach Shin dites.

Satu pertanyaan dari saya dan mungkin juga seluruh pecinta sepak bola Tanah Air, sampai sejauh mana kira-kira pencapaian Asnawi Mangkualam, dkk. di Piala Asia 2023 nanti?

Sekadar jadi penggembirakah atau bisa berbicara lebih banyak dari sekadar bertanding 90 menit? Akankah ada kejutan yang disajikan Indonesia di gelaran paling prestisius se-Asia ini?

Debut Manis

Kalau berkaca pada partisipasi sebelum-sebelumnya, Indonesia selalu mampu untuk setidaknya meraih poin di babak grup. Ya, meski hanya satu poin, tetap saja itu pencapaian lumayan.

Diawali dengan satu poin saat melakoni debut di Piala Asia 1996. Saat itu timnas membuat kejutan dengan menahan imbang Kuwait 2-2, diwarnai gol cantik dari Widodo Cahyono Putro. Indonesia bahkan sempat memimpin 2-0 selama 72 menit.


Andai saja Kuwait tak membalas dalam 15 menit akhir, Indonesia benar-benar bakal mencatatkan satu sejarah besar. Pasalnya, kala itu Kuwait baru saja menjuarai Piala Teluk. Dan itu adalah gelar ke-8 bagi Kuwait.

Memang sangat disayangkan sekali pada akhirnya gawang Kurnia Sandy dapat dijebol oleh Hani Al-Saqer pada menit ke-73. Lalu keputusan mengherankan diambil pelatih Danurwindo. Kurnia Sandy ditarik keluar hanya enam menit setelah gawangnya kebobolan.

Hendro Kartiko yang jadi pengganti lantas mendapat ujian serius 11 menit berselang. Ia harus berhadap-hadapan dengan Badr Haji ketika Indonesia mendapat hukuman penalti. Begitulah, Kuwait mencetak gol penyeimbang dan kemenangan di depan mata pupus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun