Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kala Italia Melempar Tudingan "Main Mata" Usai Tersingkir dari Euro 2004 - Varia Sepak Bola 01

15 Juni 2022   11:59 Diperbarui: 15 Juni 2022   12:18 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Swedia dan Denmark masing-masing menambah 1 poin, itu berarti akan ada tiga tim di Grup C yang memiliki total poin 5: Italia, Swedia, Denmark. Dalam kondisi begini, head-to-head antara ketiga tim yang menjadi penentu peringkat klasemen.

Poin head-to-head ketiga negara bakal sama-sama 2 karena di antara ketiganya selalu imbang. Selisih gol juga bakal sama-sama 0. Namun apabila pertandingan Denmark vs Swedia menghasilkan skor lebih banyak ketimbang Italia vs Swedia (1-1) dan Italia vs Denmark (0-0), Alessandro Del Piero, cs. bakal kalah secara produktivitas gol.

Sejak beberapa hari sebelum pertandingan Italia sudah melempar praduga buruk. Kepada wartawan mereka menyiratkan kekhawatiran Swedia dan Denmark akan saling mengamankan peluang masing-masing dengan bermain imbang minimal 2-2.

Pada kenyataannya, skor tersebut benar-benar terjadi. Alhasil, duo Skandinavia yang berhak melenggang, sekaligus membuat Italia menyimpan pikiran buruk.

Usai pertandingan, sebagian pemain Italia masih melontarkan prasangka akan adanya "main mata" di antara Swedia dan Denmark. Tuduhan yang lantas dibalas oleh salah seorang pemain Swedia dengan ucapan yang saya parafrase sebagai pembuka tulisan ini.

Saya lupa siapa pemain yang mengucapkan tanggapan menohok ini. Namun saya ingat betul kutipan ini disajikan oleh Tabloid BOLA dalam pemberitaannya waktu itu.

Start Buruk

Italia sebetulnya tidak perlu jauh-jauh menuding Swedia atau Denmark dengan tuduhan macam-macam. Mereka layak menyalahkan diri sendiri yang mengawali kiprah di Euro 2004 dengan start buruk.

Pada pertandingan pertama melawan Denmark, tim asuhan Giovanni Trapattoni hanya bisa meraih hasil imbang. Itu pun tanpa terjadi satu gol pun alias skor kaca mata. 0-0.

Saya ingat betul menyaksikan pertandingan ini dengan teman-teman kos dan betapa membosankan. Yang sedikit lebih menarik pertandingan kedua melawan Swedia. Meski Italia lagi-lagi ditahan imbang, tetapi kali ini skornya 1-1.

Italia sempat menjanjikan hasil baik saat unggul terlebih dahulu pada menit ke-37. Namun sepanjang sisa pertandingan mereka gagal menambah gol. Malah kemudian gawang Gianluigi Buffon jebol oleh sebuah gol backheel cantik sambil membelakangi gawang yang dicetak Ibrahimovic di menit-menit akhir.

Dua pertandingan kontra dua negara Skandinavia ini sudah cukup menjadi gambaran betapa tumpulnya lini depan Italia di Euro 2004. Padahal Mr. Trap membawa 5 penyerang di timnya, lo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun