Kalender Perempuan
:R. A. Kartini
Satu rahim mengembun musim
Keselamatan bagi tanah Indonesia
Bulir cahaya menyalakan api merah
Suaranya tersisa gerimis
Tak mungkin alam pergi
Tak mungkin angin datang
Sukma dirinya telah terpatri
Antara kidung leher janji
Dari langkah kaki yang tersaji.
Konde dan kebaya di matamu
Kapal melaju di bulan Maret
Menyaksikan fitrah kesucian
Ialah musim tak bertuan
bukan sebatas zaman perawan
Bukan grafiti di tempok rasa
Rima puisi memanggilmu
Ingin kueja berapa luas langkah kakimu
Sujud keteladanan bagi nafas perempun.
Aku berlabuh di tubuh pohon-pohon mimpi
Engkau tidur dari mimpi paling tinggi.
R. A. Kartini, jagalah Indonesia ini
Ketika perang telah menyerang
Ketika darah kian bernanah
Rinduku, teruskanlah pada Tuhan.
Hikayat Indonesia kian tersipu
Hingga semua jadi abu-abu rindu
Ketika nama tergesek hujan-hujan batu
Jangan sampai aku tercabik zaman nafsu
R. A. Kartini, akan kubasuh tulang itu.
2018
Angin Paling Tabah
Angin paling tabah
Lebih tabah dari arwah
Setelah kemarau gentayangan
Tanah masih kering kelaparan
Rumput mati kepanasan
Angin paling tabah
Tak ada yang lebih pasrah
Dari angin jagad musim
Apa mungkin api katakan
Apa ada yang lebih tabah
Dari angin di musim ini?
Tak ada yang lebih tabah
Dari ingin jantung kemarau
Apa bila kemarau singgah di dadaku
Ketabahan akan berubah jadi bukit
Kecuali angin yang tetap tabah
Setabah rindu angin kelabu.
2018
Melodius Kata
Melodius dari hati telah tersaji
Suara yang kudengar dari langit
Memancar lusrus ke arah timur
Nama-nama kian menumis
Hijrah dari air mata sukma.
Ada apa dengan gitarku
Bersenandung melodius cintaÂ
Tatkala malam terpetik bunga
Tusuk dari mimpi yang menyala
Dapatkah aku bisa menembus nada
Sesaat piano, harmonika dimainkan
Ada nada yang tersisa: melodius mata doa
Subuh azan memandang langit
Fajar tumbuh nama surga
Tak kenal api di ubun lara
Engkah telah merubah nada lara
Menjadi melodius seribu nama
Kamar Sunyi, 14 April 2018
Pukul 01.09 WIB, Sumenep-Madura
*Saiful Bahri, penggiat literasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H