Mohon tunggu...
Darwin KangGURU
Darwin KangGURU Mohon Tunggu... Dosen - Agroteknologi, Universitas Lampung

"PEMBELAJAR Pendidik dan PENDIDIK Pembelajar". Menulis di Kompasiana untuk menunaikan misi hidup dan menisbahkan diri dengan zaman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penanganan Pasca Panen Buncis Menuju Ketahanan Pangan

25 Juni 2024   15:30 Diperbarui: 25 Juni 2024   15:32 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dytri Anintyas (2024) 

Transportasi dapat menjadi salah satu hambatan dalam pemasaran produk hasil pertanian. Selama proses transportasi, kerusakan dapat terjadi akibat adanya benturan. Benturan dapat terjadi antara buncis dengan buncis atau buncis dengan kemasan (Darmawati, 2010). 

Diperlukan manajemen distribusi yang tepat agar terhindar dari kerusakan mekanis selama perjalanan. Tantangan dalam harus memperhatikan faktor-faktor diantaranya seperti kondisi yang sesuai untuk pengangkutan dan waktu pengangkutan, menyesuaikan kapasitas kendaraan dengan kuantitas yang diproduksi, dan penggunaan kemasan yang berkualitas (Iordchescu, 2019).

Perlakuan Pascapanen pada Buncis 

Kualitas pascapanen tidak dapat ditingkatkan melalui teknologi, namun dapat dipertahankan untuk mencegah kerusakan yang dapat merugikan (Joas, 2008). 

Dalam mempertahankan kualitas tersebut, terdapat beberapa metode pengolah pascapanen. Beberapa metode yang dapat diterapkan pada buncis diantaranya penggunaan ozon dianggap aman pada komoditas pertanian, karena ozon akan terdekomposisi menjadi oksigen. 

Ozon dapat bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan mikroba, sehingga kesegeran dan daya tahan produk pascapanen dapat dipertahankan. Buncis yang dilakukan perendaman dengan ozon 10 menit dengan suhu 10oC memiliki kualitas tekstur, warna, dan aroma yang disukai (Khairunnisa, 2023).

Dalam dunia industri buah dan sayuran, baik segar maupun fresh-cut menggunakan teknologi MAP terbuktik dapat memperpanjang masa simpan tanpa menurunkan kualitas fisiologis dan biokimia. Pengemasan atomsfer yang dimodifikasi (MAP) merupakan teknik pengemasan yang dimodifikasi dengan komposisi gas yang telah ditentukan terutama oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) setelah itu tidak ada upaya aktif (Pardede, et al., 2020). 

Pengemasan menggunakan plastik PE pada suhu 6 dan 8 mampu mempertahankan tingkat kesegaran buncis (Pranata, dkk., 2023). Jenis kemasan film PD 961 yang tidak berlubang, mampu mengurangi susut bobot, mempertahankan kekencangan, warna dan kualitas biokimia polong buncis (Neha, et al. 2020).

Sumber: Dokumentasi Pribadi Adi Chandra Saputra 
Sumber: Dokumentasi Pribadi Adi Chandra Saputra 

Penyimpanan suhu dingin pada buncis dapat menyebabkan kelayuan dan menguningnya buncis akibat penurunan tingkat klorofil. Pemberian perlakuan UV-C dua sisi dapat menjaga kandungan klorofil pada polong buncis (Kasim dan Kasim, 2008). Penggunaan CaCl2 pada penyimpanan buncis mampu menunda pemantangan dan penuaan, mengurangi laju respirasi, memperpanjang masa simpan, mempertahankan kekencangan, dan mengurangi gangguan fisiologis (Akhtar, et al., 2010; Arah, et al., 2016). 

Perendaman buncis dengan larutan CaCl2 dapat menjaga kualitas visual buncis, memblokir kebocoran elektrolit, mengurangi aktivitas enzim polifenol oksidase, dan kadar fruktosa dan sukrosa pada buncis dapat dipertahankan (Kasim dan kasim, 2015).

Buncis merupakan salah satu produk non-klimaterik yang setelah panen masih menghasilkan etilen dalam jumlah yang rendah dan sensitif apabila terpapar pada etilen dari luar. Cara kerja 1-MCP melalui penghambatan produksi etilen. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan dengan 1-MCP dapat menekan etilen sehingga memperlambat proses menguningnya buncis dan menunda bercak coklat, serta mengurangi laju respirasi (Cho, et al. 2008). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun