Dengan penanganan pasca panen yang baik, terong dapat mempertahankan kualitasnya dan memberikan dampak positif terhadap kesehatan manusia melalui asupan nutrisi yang berkualitas. Ini menegaskan pentingnya memahami proses pasca panen dan menerapkan praktik terbaik dalam pengelolaannya untuk mendukung industri pertanian yang berkelanjutan dan memastikan pasokan produk yang berkualitas kepada konsumen.
Kandungan Nutrisi Terong  dan Manfaatnya Bagi Kesehatan Manusia
 Terong, dengan kandungan flavonoidnya, menjadi salah satu sayuran yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Studi oleh Sharma dan Kaushik (2021) dalam jurnal "Biochemical Composition of Eggplant Fruits" menunjukkan bahwa terong varietas ungu kaya akan senyawa antosianin, yang berperan sebagai antioksidan untuk menjaga kesehatan kardiovaskular, menurunkan risiko kanker, dan merawat kesehatan kulit. Senyawa ini memberikan manfaat vital dalam menjaga stabilitas metabolisme tubuh.
Terong juga mengandung beragam nutrisi penting seperti vitamin dan mineral. Dalam studi yang sama, Sharma dan Kaushik melaporkan bahwa 100 gram terong segar mengandung vitamin A, B kompleks, C, K, dan E dalam jumlah yang signifikan. Selain itu, terong juga kaya akan asam folat, yang bermanfaat untuk pembentukan sel darah merah dan regenerasi sel mati, khususnya penting bagi ibu hamil dan menyusui.
Jimenez dan tim (2018) dalam jurnal "Physicochemical, Functional, and Nutraceutical Properties of Eggplant Flours Obtained by Different Drying Methods" menemukan bahwa terong memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, berkisar antara 12,55% - 12,77% per 100 gram. Kandungan protein ini tidak berbeda signifikan antara metode budidaya organik dan non-organik, tetapi bisa berbeda berdasarkan varietas terong.
Dalam konteks penyakit, terutama diabetes, terong ungu menunjukkan potensi dalam menurunkan kadar gula darah. Studi oleh Fajriana (2020) dalam jurnal "Potensi Antidiabetik Tepung Terung Ungu (Solanum melongena L) pada Tikus Hiperglikemia" menunjukkan bahwa terong telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai penyakit, termasuk diabetes, yang dikaitkan dengan kandungan fenolik dan alkaloidnya.
Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Tan & Ong (2014) dalam jurnal "Influence of Dietary Polyphenols on Carbohydrate Metabolism" menjelaskan bahwa fenol dan flavonoid dalam terong bekerja dengan menghambat aktivitas enzim -amilase dan -glukosidase, yang berperan dalam metabolisme karbohidrat. Ini membantu mengontrol penyerapan glukosa ke dalam darah, sehingga bermanfaat dalam menangani kondisi seperti diabetes.
Kesimpulan
Dari uraian yang disampaikan mengenai panen dan pengelolaan pasca panen pada terong, dapat disimpulkan bahwa teknik-teknik penanganan pasca panen sangat penting untuk mempertahankan kualitas produk serta nilai nutrisinya. Teknik-teknik ini mencakup proses pemanenan yang tepat, pengemasan yang sesuai, dan penyimpanan yang optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan yang baik, seperti penggunaan suhu yang tepat dan teknik pengemasan yang benar, dapat memperpanjang umur simpan terong dan menjaga kualitas serta nilai nutrisinya. Selain itu, pemanenan yang hati-hati dan pengelolaan pasca panen yang efektif dapat membantu mengurangi kerugian akibat penyusutan bobot dan kerusakan produk, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.
Penerapan teknologi-teknologi tidak hanya relevan untuk mempertahankan kualitas dan nilai nutrisi produk terong, tetapi juga memiliki implikasi yang lebih luas dalam konteks pertanian berkelanjutan, presisi farming, dan ketahanan pangan. Dengan mengoptimalkan proses pasca panen, pertanian dapat menjadi lebih efisien dan berkelanjutan secara ekonomi, sosial, dan lingkungan. Selain itu, dengan menjaga kualitas dan nilai nutrisi produk, teknologi pasca panen juga berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan dengan menyediakan pasokan pangan yang berkualitas dan bergizi bagi masyarakat. Oleh karena itu, investasi dalam pengembangan dan penerapan teknologi pasca panen yang inovatif dan efektif sangatlah penting untuk mencapai tujuan pertanian yang berkelanjutan dan memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan berkualitas bagi masyarakat.