Mohon tunggu...
Darwin KangGURU
Darwin KangGURU Mohon Tunggu... Dosen - Agroteknologi, Universitas Lampung

"PEMBELAJAR Pendidik dan PENDIDIK Pembelajar". Menulis di Kompasiana untuk menunaikan misi hidup dan menisbahkan diri dengan zaman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Meningkatkan Hasil Jagung melalui Ekstrak Cair Daun untuk Mengatasi Dampak El Nino

24 September 2023   21:03 Diperbarui: 26 Juli 2024   14:17 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: iStock (Lisensi 2023)

Penulis: Aulia Sari dan Darwin Pangaribuan

Alumni dan Dosen Jurusan Agronomi Hortikultura

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

"Dampak negatif El Nino sangat terasa di sektor pertanian, dengan banyak daerah pertanian yang terkena imbasnya"

Menurut informasi yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), El Nino adalah peristiwa iklim yang mengakibatkan penurunan signifikan dalam tingkat curah hujan di sebagian wilayah Indonesia. Dampak negatif El Nino sangat terasa di sektor pertanian, dengan banyak daerah pertanian yang terkena imbasnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencari solusi teknologi yang efisien dan terjangkau dalam bidang agronomi atau budidaya tanaman. Salah satu opsi yang dapat dipertimbangkan adalah penerapan nutrisi cair untuk merangsang pertumbuhan dan hasil panen jagung manis.

Pertumbuhan dan produksi jagung manis dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya yakni faktor lingkungan seperti kesuburan tanah dan faktor iklim. Pemupukan menjadi suatu cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kesuburan tanah. Pada budidaya jagung manis dapat digunakan jenis pupuk organik maupun anorganik. Pupuk anorganik kurang efisien baik secara harga maupun penggunaan jangka panjang, sedangkan pupuk organik lebih efisien dan ekonomis. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini digunakan kedua jenis pupuk tersebut agar dapat menyediakan nutrisi yang seimbang serta saling melengkapi dalam menunjang pertumbuhan dan hasil jagung manis.

Pupuk organik cair (POC) dapat diperoleh dari hasil pembusukan bahan organik yang berasal dari bagian tanaman, limbah sayuran, maupun kotoran ternak. Umumnya POC diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair daun yang mengandung hara makro dan mikro esensial. Sebagai salah satu contoh POC yang diperoleh dari daun kelor dan lamtoro. Beberapa penelitian terdahulu telah berhasil menggunakan POC dari daun kelor dan lamtoro pada tanaman budidaya.

Penggunaan POC daun kelor menghasilkan perkembangan tanaman yang cepat, tahan terhadap penyakit, meningkatkan berat akar, mempercepat fase generatif serta meningkatkan hasil panen (Foidl et al, 2001). Pupuk ekstrak daun lamtoro juga dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman jagung (Aulia dan Makmur). Hal ini disebabkan, karena pada ekstrak daun kelor mengandung zeatin, sitokinin, askorbat, fenolik, dan mineral seperti Ca, K, dan Fe, yang berfungsi sebagai zat yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman secara alami (Krisnadi, 2015). Pada daun lamtoro mengandung unsur hara esensial seperti 0,2-0,4% Fosfor, dan 1,3-4,0% Kalium yang berfungsi meningkatkan kesuburan tanah, menggemburkan tanah, serta meningkatkan kandungan nitrogen yang berpengaruh pada penyerapan unsur hara lainnya (Da Costa et al., 2019).

Ekstrak Daun Kelor dan Lamtoro

Tercukupinya kebutuhan hara pada tanaman, maka proses fotosintesis akan berjalan dengan baik. Selanjutnya dari proses tersebut akan menghasilkan fotosintat untuk di translokasikan ke bagian tongkol jagung manis. Teknologi ini dilakukan dengan membandingkan tanaman yang diberi pupuk dengan kontrol, yang melibatkan penggunaan pupuk anorganik, POC daun kelor, POC daun lamtoro, atau kombinasi dari POC daun kelor dan lamtoro dengan pupuk anorganik. Dari seluruh kombinasi pupuk yang diterapkan pada tanaman jagung manis, pemberian POC daun kelor 2,5 cc/l + POC daun lamtoro 2,5 cc/l + pupuk anorganik 50% memberikan hasil yang terbaik dalam meningkatkan tingkat kehijauan daun (TKD)  jagung manis.

Sumber: Dokpri, 2023
Sumber: Dokpri, 2023

Kombinasi POC 50% + pupuk anorganik 50% memberikan TKD yang lebih baik dibandingkan perlakuan pupuk anorganik 100%. Hal ini dikarenakan pupuk padat anorganik merupakan jenis pupuk yang lama diserap oleh tanaman, sedangkan pupuk organik cair lebih cepat diserap oleh tanaman. Sehingga unsur hara tersedia lebih cepat pada lahan yang diberi pupuk organik cair, akibatnya tanaman akan mendapat pasokan hara sejak fase vegetatif awal. Tingkat kehijauan daun merupakan gambaran dari proses fotosintesis yang terjadi.

Kondisi daun dengan warna cenderung tidak hijau mengartikan bahwa terjadi hambatan dalam proses sintesis klorofil tanaman. Semakin banyak jumlah klorofil maka proses fotosintesis berlangsung dengan cepat. Hambatan yang terjadi pada saat tanaman melangsungkan fotosintesis akan berakibat pada produksi tanamannya. Hasil produksi yang di dapatkan dari 50% pupuk organik cair + 50% pupuk anorganik cenderung lebih tinggi dibandingkan pemberian pupuk anorganik 100%.

Oleh sebab itu, kombinasi tersebut dapat direkomendasikan untuk dapat meningkatkan hasil tanaman jagung manis. Masukan kepada petani adalah bahwa membuat pupuk organik secara mandiri merupakan solusi untuk mengatasi permasalahan kelangkaan dan harga pupuk anorganik yang mahal, selain bahan yang mudah didapatkan dengan harga terjangkau, pupuk organik cair juga lebih ramah lingkungan.


Teknologi untuk Memitigasi Dampak El Nino

Kombinasi konsentrasi terbaik antara POC daun kelor dan lamtoro terhadap optimalisasi pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis adalah POC daun kelor 2,5 cc/l + POC daun lamtoro 2,5 cc/l + pupuk anorganik 50%. Tanaman memberikan respon pertumbuhan dan hasil yang positif dari kombinasi pupuk tersebut. Meminimalisir penggunaan pupuk anorganik merupakan kesadaran dan kepedulian petani terhadap kesehatan lingkungan dan ekosistem. Sehingga teknologi ini dapat menjadi salah satu bentuk dukungan terhadap pertanian berkelanjutan dan memitigasi dampak kekeringan akibat El Nino.

Catatan penulis: Karya tulis popular ini telah diuji kemiripannya dengan "Turnitin Similarity Index" yaitu 17 %. Data Daftar Pustaka dan Data Turnitin tersedia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun