Penulis: Wahyu Herdianti dan Darwin H Pangaribuan
Alumni dan Dosen Jurusan Agronomi Hortikultura
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
Bandar Lampung, 01 September 2023
Tanaman pakcoy adalah salah satu jenis sayuran yang sangat populer di Indonesia. Ini karena pakcoy adalah jenis tanaman sayuran yang mudah dibudidayakan, tahan terhadap kadar air tinggi, dan tidak tergantung pada musim (Rahayu dan Purwani, 2022). Kelebihan lain dari pakcoy adalah masa tanamnya yang relatif singkat. Biasanya, petani sayuran sering menggunakan pupuk anorganik sebagai sumber nutrisi untuk tanaman mereka. Pupuk anorganik ini merupakan jenis pupuk yang berasal dari bahan kimia pabrik dan dijual secara komersial (Pangaribuan et al., 2017). Namun, penggunaan pupuk anorganik memiliki beberapa kelemahan dan dampak negatif, seperti biaya yang tinggi dan potensi peningkatan tingkat keasaman tanah yang dapat merusak lingkungan.
Manfaat Nutrisi Hara Organik
Tanaman memerlukan nutrisi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Nutrisi penting seperti hara makro dan mikro dapat ditemukan dalam pupuk organik cair (POC). POC memiliki manfaat yang signifikan dalam meningkatkan hasil panen tanaman dan menjaga keseimbangan ekosistem. Selain itu, POC mengandung hormon pertumbuhan, ZPT (Zat Pengatur Tumbuh), dan asam-asam organik yang berperan dalam merangsang pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, penggunaan POC dianggap sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh penggunaan pupuk anorganik. POC dapat diproduksi dengan menggunakan bahan-bahan alami, termasuk urin kelinci yang kaya akan unsur nitrogen, fosfor, dan kalium (Azizah, 2017). Selain itu, POC juga dapat dihasilkan dari batang pisang dan daun gamal.
Pemberian POC kepada tanaman pakcoy sebanyak 127 ml per polybag dengan interval pemberian setiap 3 hari dapat dicobakan. Tanaman pakcoy yang diberi POC dari urin kelinci yang diperkaya dengan daun gamal dan batang pisang menunjukkan hasil yang lebih baik daripada tanaman yang diberi pupuk NPK atau tanaman yang tidak diberi nutrisi tambahan. Tinggi tanaman dan luas daun yang lebih besar berkorelasi positif dengan bobot segar tanaman, sesuai dengan temuan Pangaribuan et al. (2012) yang menyatakan bahwa tinggi tanaman, panjang daun, dan lebar daun sangat berpengaruh terhadap bobot segar tanaman.
Penggunaan POC terbukti sangat efektif dalam pertanian, karena pembuatannya sederhana, menggunakan bahan-bahan alami yang tersedia, dan pengaplikasiannya praktis. Selain itu, penggunaan POC juga membantu mengurangi limbah, sehingga lebih ramah lingkungan. Kandungan nutrisi yang lengkap dalam POC mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik. Dengan adanya POC ini, masalah yang diakibatkan oleh penggunaan pupuk anorganik yang merusak lingkungan dapat diatasi.
Prospek Nutrisi Organik
Pertanian organik adalah suatu terobosan penting dalam dunia pertanian modern, dengan menggunakan POC sebagai salah satu komponen utama (Pangaribuan et al., 2017). Semakin tingginya minat konsumen terhadap sayuran organik juga meningkatkan permintaan terhadap tanaman seperti pakcoy yang dibudidayakan secara organik. Dengan pemberian POC yang tepat, penyerapan nutrisi oleh akar tanaman akan maksimal, dan pertumbuhan tanaman akan meningkat secara signifikan. Selain itu, unsur fosfor dalam POC berperan penting dalam proses fisiologis tanaman, seperti pembelahan sel dan pertumbuhan sel secara meristematis, yang berkontribusi pada peningkatan hasil panen.
Dalam keseluruhan konteksnya, budidaya pakcoy dengan menggunakan teknologi pertanian organik dan POC sebagai pupuknya merupakan langkah positif dalam menjaga kesinambungan ekologi, ekonomi, dan sosial dalam pertanian. Penggunaan teknologi ini mendukung pertumbuhan tanaman yang optimal dan menjaga keberlanjutan ekosistem melalui pemanfaatan POC yang efektif. Ini juga memiliki potensi untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan pupuk anorganik, yang telah dikenal sebagai masalah lingkungan.
Catatan: Karya tulis ini adalah modifikasi dari sebagian kecil dari konten skripsi penulis mahasiswa dengan bahasa populer. Karya tulis ini telah diuji kemiripannya dengan "Turnitin Similarity Index" yaitu 14 %. Data Daftar Pustaka dan Turnitin tersedia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H