Penulis: Tarissa Bunga dan Darwin H. Pangaribuan
Alumni dan Dosen Jurusan Agronomi Hortikultura
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Bandar Lampung, 04 Agustus 2023
“Pupuk organik cair urin kelinci dapat digunakan sebagai pengganti sebagian dari nutrisi AB-Mix”
Sawi hijau (Brassica juncea L.) adalah salah satu jenis sayuran yang cukup terkenal dan memiliki nilai ekonomi yang signifikan di Indonesia. Sawi hijau memiliki periode panen yang relatif singkat, sekitar 40-50 hari setelah tanam, dengan berbagai keunggulan (Rukmana, 2008) sebagai faktor penting. Sukses dalam penanaman sawi hijau sangat dipengaruhi oleh formula nutrisi dalam sistem hidroponik (Rahmat, 2015). Salah satu formula nutrisi yang telah dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan tanaman adalah nutrisi AB-Mix. Namun, penting untuk diingat bahwa nutrisi AB-Mix bersifat anorganik, yang jika digunakan secara berkelanjutan dapat memiliki dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan (Nugraha, 2015). Oleh karena itu, diperlukan pengembangan alternatif nutrisi organik sebagai pengganti sebagian dari penggunaan nutrisi AB-Mix.
Pupuk organik memiliki sejumlah keunggulan, seperti bahan baku yang mudah ditemukan, tidak memiliki dampak merugikan bagi kesehatan manusia, dan bersifat ramah lingkungan. Salah satu bahan organik yang dapat digunakan sebagai pupuk cair adalah urin kelinci. Urin kelinci merupakan limbah kotoran hewan yang memiliki kandungan nitrogen dan kalium yang tinggi, serta lebih mudah diserap oleh tanaman dibandingkan dengan urin hewan lainnya (Abdullah et al., 2011). Namun, perlu diingat bahwa pupuk organik cair urin kelinci tidak dapat menjadi pupuk utama karena kandungannya masih lebih rendah dibandingkan pupuk kimia. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah pupuk organik cair urin kelinci dapat menjadi substitusi sebagian dari nutrisi AB-Mix dan seberapa besar persentase penggantian yang optimal.
Manfaat dan aplikasi urine kelinci
Pertumbuhan optimal sawi hijau terjadi pada pH tanah antara 6 hingga 7 (Haryanto, 2006). Selain itu, tanaman sawi memerlukan unsur hara mikro seperti Fe, Ca, Mg, dan Cl, serta unsur hara makro seperti K, N, P dalam pertumbuhannya. Namun, nitrogen (N) adalah salah satu unsur hara yang paling penting karena berperan dalam pembentukan klorofil, yang menghasilkan daun sawi hijau yang segar dan mencegah klorosis (Wahyudi, 2010).
Pentingnya penyediaan larutan nutrisi sebagai sumber nutrisi bagi tanaman dalam pertumbuhannya tidak bisa diabaikan. Larutan nutrisi yang sering digunakan dalam hidroponik adalah larutan AB-Mix. Penggunaan nutrisi AB-Mix yang baik perlu memperhatikan pembagian nutrisi stok untuk mencegah pengendapan yang dapat terjadi pada keadaan pekat (Sutiyoso, 2004).
Pupuk organik cair (POC) adalah larutan yang terbuat dari bahan organik yang mengalami fermentasi dalam kondisi anaerobik dengan bantuan organisme hidup. Contoh bahan yang dapat digunakan untuk membuat POC adalah urin kelinci. Urin kelinci memiliki kandungan hara yang lebih tinggi dibandingkan dengan urin domba, sapi, dan kambing (Sarwono, 2009). Urin kelinci mengandung tingkat nitrogen yang tinggi yang bermanfaat dalam pertumbuhan daun dan telah digunakan dalam pupuk cair untuk sayuran dan bunga potong karena mengandung hormon pertumbuhan seperti giberelin dan auksin (Sarwono, 2009).
Rekomendasi urine kelinci
Dalam penelitian ini, dengan menggunakan campuran AB-Mix sebanyak 75% dan POC urin kelinci sebanyak 25%, kandungan nitrogen yang tersedia mencapai 75,82% dari jumlah yang ada pada kontrol. Hasil ini mengindikasikan bahwa substitusi sebanyak 25% POC urin kelinci mampu mencapai tingkat kehijauan daun yang setara dengan kontrol. Hal ini sejalan dengan penemuan Haryanto (2006) yang menunjukkan bahwa nitrogen berperan penting dalam pertumbuhan daun, yang pada akhirnya meningkatkan kandungan protein dalam tanaman.
Dengan demikian, pupuk organik cair urin kelinci dapat digunakan sebagai pengganti sebagian dari nutrisi AB-Mix, dengan tingkat substitusi optimal sebesar 25%. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil penelitian yang mencakup semua variabel yang diuji, menunjukkan bahwa campuran AB-Mix 75% dan POC urin kelinci 25% mampu mencapai hasil yang sebanding dengan penggunaan AB-Mix 100%.
Catatan: Karya tulis ini adalah modifikasi dari sebagian kecil dari konten skripsi penulis mahasiswa dengan bahasa populer. Karya tulis ini telah diuji kemiripannya dengan “Turnitin Similarity Index” yaitu 17 %. Data Daftar Pustaka dan Turnitin tersedia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H