Mohon tunggu...
Bunga Zahra Gustin
Bunga Zahra Gustin Mohon Tunggu... Penulis - mahasiswa

seorang penulis dan memiliki ketertarikan dalam menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Drama sebagai Seni Pertunjukan

11 Oktober 2022   23:01 Diperbarui: 12 Oktober 2022   20:25 3766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: claro.com.co

Drama sebagai seni pertunjukan? 

Drama dimulai sejak zaman yunani kuno. Kata dari drama sendiri di ambil dari kata "draomai" yang memiliki arti segala sesuatu ataupun perbuatan yang di pertunjukkan. Pada zaman itu drama pertama kali mengisi acara ritual yakni sebagai sarana untuk berdoa kepada para dewa-dewa. kemudian, drama di abad pertengahan. pada zaman pertengahan, drama banyak sekali ditampilkan di gereja-gereja "agama khatolik". pada saat itu drama yang dipertunjukkan hanya drama mengenai yesus kristus. pada zaman modern saat ini drama sudah dibuat sebagai media hiburan dan mempunyai keuntungan secara finansial.

Di dalam bahasa inggris, seni pertunjukkan dikenal sebagai istilah performance art yang dimana bentuk seni pertunjukan yang cukup kompleks dikarenakan gabungan dari berbagai bidang seni. oleh karena itu, banyak memerlukan kesiapan mendasar yang belum banyak di ketahui oleh penikmat karya sastra. biasanya dalam pertunjukan melibatkan waktu, ruang, pemain dan hubungan pemain dengan para penonton. jika diperhatikan, sebuah pertunjukan kesenian seperti teater atau sendratari biasanya terdiri atas seni musik, dialog, kostum, panggung, pencahayaan, dan seni rias. seni pertunjukan itu sangat menonjolkan manusia sebagai aktor ataupun aktrisnya. Drama merupakan sebuah karya sastra yang isinya tentang berita konflik manusia yang dikemas dalam bentuk dialaog dengan gerak-gerik yang disusun seni pertunjukan dibagi menjadi dua bagian, yaitu: seni pertunjukan tradisional dan seni pertunjukan modern. Dapat dilihat dari perkembangannya, seni drama tradisional saat ini sudah hampir punah dikarenakan kurangnya keterkaitan masyarakat terhadap seni pertunjukan tradisional termasuk generasi muda saat ini. karena saat ini seni pertunjukan tradisional sudah mengalami kekalahan dengan seni yang lebih bercorak modern. karena seni pertunjukan modern lebih menarik perhatian banyak masyarkat di era yang semakin hari semakin maju. yang mengatakan drama atau sandiwara adalah sebuah seni yang isinya mengungkapkan pikiran atas perasaan orang dengan menggunakan pergerakan tubuh dan ucapan melalui sebuah kata-kata. yang dimana menyebutkan bahwa drama itu sendiri memiliki nama lain, diantaranya yaitu sandiwara, komedi bangsawan, komedi istanbul, dan teater.

Sandiwara adalah sebuah pelajaran yang disampaikan secara rahasia atau disamarkan. komedi bangsawan adalah komedi yang dilakukan melalui pementasan atau sebuah pertunjukan khusus yang digunakan untuk menghibur kaum bangsawan atau kerabat keraton. komedi stanbul adalah komedia yang awalnya dipentaskan dari sebuah cerita-cerita negara istanbul.

seni pertunjukan dibagi menjadi dua bagian, yaitu: seni pertunjukan tradisional dan seni pertunjukan modern. dapat dilihat dari perkembangannya, seni drama tradisional saat ini sudah hampir punah dikarenakan kurangnya keterkaitan masyarakat terhadap seni pertunjukan tradisional termasuk generasi muda saat ini.

Karena saat ini seni pertunjukan tradisional sudah mengalami kekalahan dengan seni yang lebih bercorak modern. karena seni pertunjukan modern lebih menarik perhatian banyak masyarkat di era yang semakin hari semakin maju.jika kita tidak bisa menjaga seni pertunjukan tradisional dengan baik, mungkin secara perlahan-lahan seni itu akan hilang.

Di dalam drama terdapat karakter khusus, yaitu sebagai sastra dan sebagai pertunjukan. drama yang di bangun karena adanya unsur-unsur sebuah pertunjukan, seperti diantaranya adalah tokoh, alur, latar, tema, amanat, dan dialog. dan drama juga dibentuk oleh seni pertunjukan, seperti diantara lain pemain atau pemeran dan penonton.

Berikut adalah unsur-unsur yang dapat membangun sebuah drama:

Tokoh adalah induvidu rekaan yang mengambil bagian atau yang mengalami suatu peristiwa di dalam drama. di dalam sebuah drama terdapat beberapa tokoh, di antara lain, sebagai berikut:

  1. Tokoh Mayor (tokoh penting) dan Tokoh Minor (tokoh yang tidak penting)
  • Tokoh Protagonis adalah tokoh yang mempunyai karakter atau tokoh utama dalam cerita. Meskipun tidak menutup kemungkinan beberapa protagonis belum tentu merupakan tokoh utama. Tokoh-tokoh protagonis biasanya digambarkan berupa tokoh superhero, anti-superhero, dan bahkan sosok yang memikiki watak buruk.
  • Tokoh Antagonis adalah tokoh yang memiliki peranan sebagai penghalang bagi tokoh protagonis.
  • Tokoh Tritagonis adalah tokoh yang memiliki peranan menjadi tokoh penengah antara tokoh protagonis dan antagonis.

dan ada juga tokoh yang secara tidak langsung terlibat di dalam suatu konflik tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk membantu menyelesaikan sebuah cerita, yang disebut peran pembantu. contoh dari peran pembantu adalah tokoh kepercayaan (confident) yang dimana tokoh ini menjadi tokoh kepercayaan protagonis atau antagonis.

Di dalam setiap pementasannya, beberapa bentuk drama selalu membawa misi yang ingin disampaikan kepada penonton. Sebenarnya dalam setiap pertunjukan seni drama ada beberapa nilai tertentu yang dikandungnya. Seni pertunjukan drama (tradisional) secara umum mempunyai empat fungsi, yaitu:

fungsi ritual, yang dimana sejak dahulu drama di buat sebagai seni pertunjukan yang ditampilkan biasanya masih berdiri pada suatu aturan-aturan tradisi. misalnya sesaji sebelum pementasan wayang, ritual-ritual bersih desa dengan seni pertunjukan dan sesaji tertentu, pantangan-pantangan yang tidak boleh dilanggar selama pertunjukan dan lain-lain. Sebagai media pendidikan, pertunjukan tradisional mentransformasikan nilai-nilai budaya yang ada dalam seni pertunjukan drama tersebut.

Media pendidikan, seni pertunjukan drama (tradisional) (wayang kulit, wayang orang, ketoprak) sebenarnya sudah mengandung pada hakikat seni pertunjukan itu sendiri, dalam perwatakan tokoh-tokohnya dan juga dalam ceritanya. misalnya pertentangan yang baik dan yang buruk akan dimenangkan yang baik, kerukunan Pandawa, nilai-nilai kesetiaan dan lain-lain.

Media penerangan ataupun kritik sosial, baik misalnya pada sebuah pesan-pesan pembangunan, penyampaian informasi dan lain-lain. Rakyat dapat mengkritik pimpinan atau pemerintah secara tidak langsung misalnya lewat adegan goro-goro pada wayang atau dagelan pada ketoprak.

Hal ini disebabkan adanya anggapan mengkritik (lebih-lebih) pimpinan atau atasan adalah "tabu". Melalui sindiran atau guyonan dapat diungkap tentang berbagai ketidakbenaran yang ada, tanpa menyakiti orang lain.

Menghibur penonton, seni pertunjukan drama dapat pula berfungsi untuk menghilangkan stres dan menyenangkan hati. Sebagai tontonan atau hiburan seni pertunjukan drama Pertunjukan ini diselenggarakan benar-benar hanya untuk hiburan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun