Coba kalau ada pilihan begini. Dengan tidak pakai alat makan dan saos sachet, harga jadi berkurang. Meskipun menghematnya recehan, akankah kamu masih mau minta alat makan? ( dan setelahnya ke bank sampah?)
Menambah Nilai Pelayanan Atau Menambah Sampah?
Untuk mengatasi hal ini, pengusaha kuliner yang punya pikiran lebih maju sebenarnya bisa mengambil peran, yaitu menerapkan kebijakan "Kalau diminta". Artinya? Kalau tidak ada permintaan, tidak perlu diberikan. Tidak perlu kasih alat makan kalau tidak diminta, atau kasih saos sachet kalau tidak diminta.
Saos sachet ini juga jadi masalah lain. Kalau makan di tempat aja kita ditanya mau pedes apa enggak, kenapa kalau delivery kita tidak dikasih pilihan juga? Itu sama aja kayak kita pesen mie ayam dan abangnya nanya "Pakai sambal gak, mbak/mas?"
Tidak ada susahnya.
Di aplikasi online, ada toko yang punya tambahan pertanyaan untuk diisi seperti makanannya dihangatkan atau tidak, mau tambah toping apa aja, segala macam es ditanya mau dikurangin atau ditambahin. Tapi yang standar seperti saos, suka gak suka, ya dikasih aja.
Di rumah saya, tidak ada seorang pun yang suka makan saos. Jadi di rumah, ada banyak saos sachet. Mau dibuang ga tega, kalau enggak dibuang, numpuk terus, siapa yang mau makan? Jadi apa yang dipikir resto sebagai kasih condiment cuma-cuma, buat saya, itu sampah.
Perubahan iklim, Perubahan Perilaku
Ada saatnya dulu, orang memberi kantong plastik adalah bagian dari pelayanan. Bahkan untuk barang yang bisa masuk ke kantong baju, kita disodori kantong plastik. Lalu ketika kita menolak, ada aja yang mikir mungkin kita takut keluar uang. "Gratis, kok," begitu biasanya kata orang toko sambil menawarkan kantong kresek seperti sedang berbaik hati. Â
Tapi sekarang? Kita biasa saja kalau tidak dikasih kantong plastik, sudah lama banyak mesin ATM yang tidak mengeluarkan struk lagi, banyak bank mengirim e-billing, toko-toko mengirim bukti belanja lewat email (yang saya tahu ace hardware. Good job, ace hardware!) dan masih banyak contoh lainnya.
Apa yang tadinya dilihat sebagai nilai tambah, untuk banyak orang kini adalah sampah. Toko atau usaha yang belum berubah, terlihat sebagai usaha yang belum melek lingkungan. Ketinggalan jaman.