Lestari tidak akan pernah lupa pembicaraan itu. Betapa jahatnya Musdalifah. Melalukan cara seperti ini, hanya takut warisan itu jatuh ketangan yang berhak. Lestari juga ingat kenapa toko kain disewakan begitu lama agar dia bisa menikmati uangnya.
Rumah sangat sepi, Lestari merenunggi nasibnya, jadi selama ini ibu angkatnya itu hanya menjadikannya pembantu dirumahnya saja. Saat Lestari kecil dulu, mereka memang punya seorang pembantu tetapi setelah lulus SD, semua pekerjaan rumah dia yang harus mengerjakannya.
Dan sekarang  menjual dirinya  pada Kyai Sodron untuk jadi istri ketiga. Lestari menangisi nasibnya. Cintanya yang tulus pada Arief dianggap najis oleh ibunya. Lestari juga ingat kata-kata menyakitkan yang sering ditujukan padanya, pukulan jika dia tidak bisa memenuhi keinginan Ibunya itu.
***
Musdalifah mencari-cari Lestari ditengah-tengah rombongan penjemput Jamaah Haji tetapi tidak ada. Ada sedikit perasaan cemas. Setiba dirumahnya, Musdalifah sangat kaget, rumahnya tampak rapi tetapi penuh debu, terlihat kalau sudah tidak berpenghuni lumayan lama. Musdalifah berteriak memangil Lestari tetapi anak itu tidak muncul juga.
Tubuh Musdalifah lemas, beberapa tetangga menolong membawanya  istirahat ke tempat tidur. Mereka juga mengatakan  kalau beberapa minggu yang lalu melihat Lestari pergi membawa tas pakaian. Dimeja rias ada sepucuk surat tergeletak yang ditujukan pada Musdalifah dari lestari.
Yang Terhormat ibunda Musdalifah,
Saat Ibu membaca surat ini, Lestari anak pungutmu sudah berada jauh dari kota ini...
Ibu, Maafkalah anakmu yang tidak tau diuntung ini ....
Tetapi Lestari tidak bisa menikah dengan Kyai Sodron yang seperti ibu minta . Sekali lagi maafkanlah Lestari karena pergi membawa uang tabungan dan perhiasan-perhiasan milik  ibu, anggap saja itu sebagai bayaran karena selama ini, Ibu mengambil Lestari tidak sebagai anak tetapi sebagai pembantu.....
Dari siAnak pungut...