Saat Tuhan menunjukkan kasihnya padamu, dengan banyak cara yang kau terima. Saat ini kau menjalani ujian dengan sakit yang kau derita. Percayalah Tuhan sangat sayang padamu, dan akan memberimu nilai yang tinggi saat kau dapat melewati semua ini. Tetaplah ada didekatNya.
Dokter mengatakan kemungkinan bertahan hidup Nuri sahabatku tinggal 3 bulan lagi, suasana tiba-tiba berubah mencekam. Nuri, teman karib kami sudah setahun ini sakit. Dia adalah seorang pekerja yang handal, seorang gadis cantik yang ramah, seorang sahabat yang hangat dan baik hati, Dia juga sangat humoris.
Nuri berbaring lemah diranjangnya, kulihat sudah tidak ada air mata lagi di wajahnya. Senyuman yang dulu selalu menghiasi wajahnya kini hilang seketika. Hanya mendung yang tampak dipelupuk matanya.
Kami adalah 4 bersahabat Nuri, Dewi, Dona dan Aku. Sahabat saat SMP dan sempat terpisah, lewat jejaring sosial kami kembali menjalin persahabatan ini. Selepas kuliah dan bekerja kami selalu berhubungan lewat telepon , bb , kami saling menyapa dan becanda setiap hari tetapi kami hanya bertemu muka saat benar-benar ada waktu luang saja.
Nuri merahasiakan sakitnya, setiap hari kami bercanda dan saling menyapa tetapi kami benar-benar tidak tau kalau Nuri sakit parah, mungkin karena sapaan dan pertemuan kami hanya lewat dunia maya saja. Nuri dirawat di Rumah Sakit setelah menyelesaikan tugasnya berkeliling di 35 daerah untuk melakukan survai.
Dewi tiba-tiba mengebrak meja kecil disebelah tempat Nuri berbaring.
" Nuri, harus pindah dari RS ini, sekarang juga.... ".
" Dokter disini bukan Tuhan, ayo kita pindahkan Nuri dari sini...." suara Dewi yang semula tinggi tiba-tiba melemah menjadi lirih. Air matanya berlinang.
Keluarga Nuri yang berada diruangan itu, tiba-tiba berdiri dan berkata,
" Aku akan urus , Nuri harus pindah dari RS ini "
Nuri dipindahkan ke RS Tlogorejo, semua data dan berkas-berkas dari Rumah Sakit lama sepertinya dibuang begitu saja, karna Nuri diperiksa ulang layaknya pasien baru.
Kami bertiga bergantian datang ketempat Nuri dirawat. Semua dokter dan perawat kagum dengan Nuri.
" Silahkan saja , obati saya selagi bisa diobati.... toh semuanya gratis, karna saya punya asuransi " , katanya dengan sedikit bercanda.
Dirumah sakit yang baru, Nuri ditangani dengan cepat. Hari ke tiga dia langsung menjalani operasi pertama. Nuri begitu pasrahnya, kulihat Dia tidak pernah menangis, " Air mataku sudah kering ", begitu selalu yang dia katakan.
Empat bulan berlalu, Nuri sudah menjalani tiga kali operasi di tubuhnya. Dan gadis mungil itu masih bernafas.
***
lampu BB ku menyala,jam 3 dini hari, kulihat Nuri menulis pesan untukku.
Bulan mautku sudah terlewati, aku harus menepati janji pada diriku sendiri...Jika lewat tiga bulan aku masih bersama kalian menikmati indahnya dunia ini, aku harus tetap semangat untuk hidup, tidak boleh menyerah... Aku akan melawan penyakitku dan aku harus menang.... Luv U All....
Mataku pedih karna airmata bahagiaku, selama ini kami hanya melihat kepasrahan Nuri pada penyakitnya dan ternyata dia punya janji pada dirinya sendiri.
Nuri benar-benar bangkit, dia yang dulu selalu menolak saat dibawa ke pengobatan alternatif sekarang dia malah meminta untuk berobat juga ke pengobatan alternatif. Rambutnya yang rontok karena kemoterapi yang dijalaninya menjadi masalah buatnya sekarang, karna dia memintaku untuk membawakan kerudung-kerudung yang cantik untuk menutup kepalanya.
Nuri mulai menyentuh banyak makanan, walaupun sering dimuntahkan karena kondisi tubuhnya yang masih rapuh. Aku melihat semangat hidupnya yang tinggi. Nuri sudah mulai bercanda lagi.
Emam bulan penuh Nuri dirawat dirumah sakit dan kemudian diperbolehkan pulang untuk rawat jalan. Saat ini sudah setahun lewat dan sahabatku Nuri semakin sehat saja. Perawatan kesehatan masih dijalaninya tetapi Nuri sudah bisa melangkah bekerja lagi walaupun hanya 3x dalam seminggu.
Trimakasih Tuhan masih Kau beri kami kesempatan untuk berkumpul bersama. Ini adalah Cahaya Mukzizat yang kau berikan. Amiin
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/03/26/untukmu-yang-terbaring-445003.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H