Mohon tunggu...
Bunga Shaina
Bunga Shaina Mohon Tunggu... -

♥ \r\nHave a nice day all....keep smiling & always positive thinking..... ♥ ♥ ♥ \r\nhttp://bungashaina.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Guru Juga Manusia

9 Agustus 2012   17:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:01 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kutatap wajah seorang Ibu, yang pernah kulihat 5 tahun yang lalu di kota ini. Ya dan aku sangat yakin ada tai lalat yang agak besar didekat matanya .

Wajah Ibu ini sangat ceria dan penuh senyum berbeda dengan lima tahun lalu yang penuh kecewa.

" Kita pernah bertemu di SD " Tunas Muda" ," lanjut siIbu dengan penuh senyum.

" Iya Ibu, putra ibu yang nilainya jelek waktu itu," jawabku.

Kami bersalaman, dan sang Ibu bercerita panjang lebar, tentang putranya itu.

" Saya kesini dipangil Kepala Sekolah Mba, putra saya bulan depan ikut Olimpiade Fisika tingkat Nasional, kebetulan pembimbingnya adalah Bu Farida, teman mba yang dulu juga ngajar di SD " Tunas Muda"  ."

" Mbak mungkin sudah lupa, tetapi saya sangat berterimakasih dengan kata-kata Mba dulu. " Prestasi di SD belum begitu penting, kalau putra ibu memang cerdas nanti akan kelihatan saat di SMP, karena gurunya bidang study dan persaingannya banyak kelas " , sekarang terbukti, setidaknya untuk anak saya, " lanjut Ibu tadi.

Jujur, Aku sudah lupa dengan kata-kata konyolku itu. Mungkin waktu itu aku hanya ingin menghibur Ibu itu saja, ngomong tanpa pikir panjang.

Di ujung pintu kulihat Farida temanku tersenyum. Dari Farida kutau, kalau Ibu itu benar-benar memegang kata-kataku.

Dari Farida juga kutau, ada banyak lika-liku menjadi seorang guru, " Si Ibu tadi memang cerewet dan sedikit ikut campur, tetapi orang tua yang seperti itu, bagiku sangat baik menjadi motivator bagi guru maupun sekolah untuk lebih baik dan berprestasi ".

Tetapi sayangnya ada beberapa guru yang menjadi gerah jika selalu dikritik ortu atau wali murid, ujung-ujungnya sianak yang menjadi korban kejengkelan sang guru. Karena sang guru tersebut merasa digurui dan diintai langkahnya oleh ortuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun