Mohon tunggu...
Bunga Shaina
Bunga Shaina Mohon Tunggu... -

♥ \r\nHave a nice day all....keep smiling & always positive thinking..... ♥ ♥ ♥ \r\nhttp://bungashaina.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perempuan Keji (Tamat)

7 April 2012   17:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:54 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua diluar perkiraan Lestari, karna Murni menangis mendengar kabar gembiranya.

" Jangan Nak, harta itu bukan milikmu, juga bukan milik anakmu. Carilah harta yang halal, bekerjalah. Ibu akan bahagia kalau kau kembalikan pada yang punya. Harta hanya didunia, saat kau meninggal kelak semua itu tidak kau bawa... " . Ini adalah nasehat terakhir Murni pada anaknya sebelum meninggal dunia.

***

Muris, sakit-sakitan karna tau Zuma punya kekasih lagi. Seorang lelaki yang lebih muda dan hanya mengerogoti hartanya saja. Setiap hari Zuma memberi kekasihnya  uang dan lelaki itu melayani Zuma dengan baik.

Lestarilah yang merawat Muris. Zuma tau dan dia marah besar pada menantunya itu.

" Biar saja, kamu urus rumah jangan urusi dia, biar saja cepat mati ," ucap Zuma ketus tanpa perasaan.

***

Suatu hari tanpa sepengetahuan ibunya, Amal mencuri sertifikat rumah besar yang mereka tinggali dan mengadaikannya pada rentenir, Amal berhutang untuk berfoya-foya dan berjudi. Saat tidak bisa membayar, akhirnya rumah besar itu disita dan mereka yang tinggal diusir dari rumah itu.

Zuma yang sedang kasmaran tidak peduli dengan itu semua. Dia pergi dengan kekasihnya membawa semua perhiasan yang dibelikan Muris, juga membawa semua uang tabungan mereka hasil kebun danpeternakan. Zuma sangat marah saat dia membuka lemari tempatnya menyimpan semua surat-surat tanah atas nama Dewi tidak ada lagi ditempatnya.

" Anak kurang ajar, pasti dia curi juga surat-surat itu ", Zuma berteriak-teriak sambil membanting semua yang ada didekatnya.

" Sekarang, kamu urus saja anakmu dan bangkai tua itu ", ucapnya sambil mengemasi semua baju-bajunya dan pergi pindah keluar kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun