Mohon tunggu...
Bunga Shaina
Bunga Shaina Mohon Tunggu... -

♥ \r\nHave a nice day all....keep smiling & always positive thinking..... ♥ ♥ ♥ \r\nhttp://bungashaina.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perempuan Keji (Tamat)

7 April 2012   17:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:54 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Mang  Jail, untunglah nenek Supi sebelum  meninggal sudah membantuku memindahkan semua harta warisan atas nama Muris  dihibahkan pada cucuku Dewi, dan semua berjalan dengan mulus, tanpa rintangan dari siapapun " , ucap Zuma saat diberitahu kalau nenek Supi meninggal.

Zuma lega semua harta Muris sekarang atas nama Dewi Lestari cucunya, semua atas saran Lestari. Kalau diatas namakan Amaludin pasti akan ludes dijual buat judi, kalau atas nama dirinya sepertinya tidak pantas dan kelihatan kalau jahat. Zuma berpikir masak-masak , lebih baik atas nama cucunya saja. Toh nanti akan menjadi milikku juga.

Lestari tersenyum. Berhasil, sekarang semua kekayaan Zuma ada ditangan anaknya Dewi, dan tentu saja dia sebagai ibunya akan mengendalikan itu semua nantinya.

Pagi itu, Lestari melihat Zuma sedang membentak-bentak muris seperti pada pelayannya saja.

" Kenapa nasi bisa gosong ??, dasar suami tak berguna . Pergi kepasar hari ini aku mau makan gulai kambing ",teriak Zuma.

Pagi itu Muris pergi belanja ke pasar, seperti yang diperintahkan Zuma. Seperti biasa Muris tidak lupa membelikan banyak makanan untuk cucunya Dewi.

Dewi sangat menyayanggi kakeknya Muris, Amal Ayahnya tidak pernah menyentuhnya , Dewi bahkan tidak tau seperti apa wajah ayahnya itu. Amal jarang pulang kerumah, pulang hanya minta uang pada ibunya Zuma dan setelah itu pergi lagi. Orang-orang melihat Amal tinggal serumah dengan wanita nakal.

Saat Dewi sakit, Murislah yang menggendongnya dan menemani Lestari ke dokter. Juga saat Dewi rewel, Kakek Muris yang bisa meredakannya, Muris menemaninya tidur sambil mendonggeng.

Lestari memeteskan air mata melihat Zuma memperlakukan Muris seperti itu. Sering menghinanya karena sudah tidak bekerja lagi dikantor. Sungguh kasian Ayah Muris. Lestari ingat pesan terakhir ibunya sebelum meninggal.

" Ibu, aku puas sekarang, aku sangat bahagia. Semua harta Zuma dari ayah Muris sudah diatas namakan Dewi, Bu  ", Kata Lestari pada Ibunya.

" Aku dan anakku kaya bu, seperti kita waktu aku kecil ," lanjut Lestari .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun