Mohon tunggu...
Bunga Shaina
Bunga Shaina Mohon Tunggu... -

♥ \r\nHave a nice day all....keep smiling & always positive thinking..... ♥ ♥ ♥ \r\nhttp://bungashaina.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perempuan Keji (5)

1 April 2012   17:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:09 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@perempuan keji 4, @perempuan keji 6 Kisah ini hanyalah sebuah gambaran dalam kehidupan yang mungkin saja akan kita alami. Apabila kita menabur benih maka suatu saat kita akan memetik buahnya, apabila kita menanam kejahatan suatu saat akan terkena karmanya…. ( 5 )

Pulang kerja aku tidak sabar lagi ingin melihat keadaan Nenek Kinkin. Sore itu aku, ditemani Rahma perawat yang membantuku menghampiri rumah Nenek Kinkin.

" Assalamualaikum, permisi ...", suara Rahma.

Tidak ada jawaban, karena rumah tidak dikunci, aku dan Rahma masuk begitu saja ke dalamnya. Rumah yang sangat pengap, dengan bau yang tidak sedap. Pasti karena Sinenek mengompol dan tidak diganti kainnya.

Kulihat Nenek Kinkin duduk diatas dipan yang reyot, sebelah dipan itu ada meja kecil yang diatasnya sebuat ceret tempat minun dan sebuah gelas, juga tampak sepiring makanan yang ditutup tudung saji kecil.

Sangat menyedihkan rumah tempat tinggalnya, selain kotor dindingnya juga sebagian besar bolong. Pasti jika malam hari tiba nenek akan sangat kedinginan,apalagi jika hujan.

" Nenek sakit," kataku pada Rahma.

Kuperiksa seluruh tubuhnya, badannya lumayan panas, nafasnya sedikit tidak teratur dan nenek kelihatan sangat lemas.Karena dehidrasi.

" Siapa kau ," tiba-tiba nenek bersuara.

" Nenek, jangan bergerak ya ?, aku akan menganti pakaian nenek dan akan mengobati nenek ," kataku padanya.

" Rahma, tolong pangilkan pak Eko, dan beberapa orang ke sini, ini perlu rawat inap di Puskesmas , " perintahku pada Rahma.

" Baik, dok," jawabnya sambil menghambur keluar.

***

Pernikahan Amaludin dan Lestari gadis yang dihamilinya sangat sederhana. Zuma tidak sudi melamar gadis itu untuk anaknya.

" Dasar anak goblok ," maki Zuma pada anaknya.

Lestari tinggal bersama suaminya di rumah besar Muris. Dan keluarga Datuk Bee, semakin panas saja. Karena setelah Lestari melahirkan anak perempuannya, Murislah yang ikut pontang panting mengurusi cucunya itu. Anak  perempuan itu diberi nama Dewi.

Muris iba melihat Lestari yang baru berumur 16 tahun mengurusi bayinya sendiri. Amal, anak manja itu kerjanya hanya marah-marah dan main tampar saja pada istrinya.

Zuma saat ini usianya baru 30 tahun dan sedang matang sebagai seorang perempuan, saat ini dia sangat menikmati hidupnya sebagai wanita kaya dan istri seorang pimpinan. Dan seperti disambar petir saja karena dengan tiba-tiba dia harus dipanggil nenek karna sudah punya cucu. Diapun tidak sudi menyentuh cucunya.

Lestari hidaup dalam penghinaan di rumah itu. Seandainya Muris tidak baik padanya, dia pasti sudah kabur dari rumah besar itu.

" Aku harus bertahan, karna inilah tempat anakku bisa dibesarkan, kalau aku pulang keluargaku tidak bisa menghidupi kami ."

Lestari mengerjakan semua pekerjaan rumah membantu Muris, Murislah yang menemani Dewi, Lestari yang mengerjakan semua pekerjaan rumah. Dan seperti biasa Zuma, sinenek cantik itu pergi entah kemana.

Suatu hari secara tidak sengaja, Lestari mendengar pembicaraan Zuma dengan Mang Jail di rumah belakang.

" Aku tidak sudi menyentuh anaknya, aku sendiri ragu, dia cucuku atau bukan  ".

" Kudengar dia tidur dengan banyak laki-laki, seperti ibunya , " lanjut Zuma lagi.

" Kau pasti belum lupa mang, betapa aku susah payah menyingkirkan Murni sebagai sainganku, sekarang sudah berhasil kubuat dia melarat, Ehh si bodah Amal mengawini anaknya ".

" Sepertinya Murni tidak tahu kalau kita yang membuatnya melarat ," suara Mang Jail parau, sepertinya dia sedang sakit.

Jantung Lestari berhenti berdetak, jadi wanita inilah yang membuat ibunya sakit-sakitan sampai saat ini. Dia ingat betul, ibunya harus berobat kemana-mana dan mempunyai banyak hutang. Sawah, rumah juga kebun semua sudah di jual. Semuanya habis untuk mengobati ibunya juga untuk makan sehari-hari karena tidak bekerja.

Lestari berlari dan menangis dikamarnya. Jadi ibunya sakit karena guna-guna perempuan yang sekarang menjadi mertuanya itu. Sunguh sangat kejam, selama ini hidupnya bagaikan pengemis saja. Dan Lestari tidak sabar menemui ibunya.

" Ibu, aku tau siapa orang yang membuat hidup ibu menderita seperti ini , " ucap Lestari sambil memeluk tubuh kurus ibunya.

" Ini kesalahan ibu sendiri nak, karena diwaktu muda ibu banyak berbuat dosa. Dosa ibu besar, dan engkaupun harus ikut menanggungnya , " suara Murni lirih.

" Maafkan anakmu ini ibu, karena tidak menuruti kata-kata ibu, aku tidak tau kalau keluarga Amal yang membuat ibu begini ".

Sesak sekali dada Lestari, ibunya dulu pelacur dan karena sakit menjadi sadar. Saat ini ibunya taat beribadah, Lestari sering diingatkan untuk baik-baik menjaga diri. Tetapi karena kebutuhan sekolah juga kebutuhan sehari-hari dipenuhi oleh Amal yang menjadi kekasihnya, diapun mau ditiduri lelaki itu. Dan demi Tuhan, cuma Amallah yang tidur dengannya, mengapa Zuma tidak mau mengakui Dewi sebagai cucunya.

" Aku sudah menjadi istri syah Amal, akupun sudah tinggal di rumah besar itu, anakku harus mendapatkan semua harta warisan Ayahnya. Akan kupastikan semua hartanya jatuh ketanganku. Dan semua itu untuk membayar apa yang telah dicuri dari ibuku ".

Lestari bertekat merebut hati Zuma, dia tidak perduli kalau suaminya sering menamparnya, kalau suaminya sering tidur dengan banyak perempuan.

Dewipun semakin hari semakin tumbuh menjadi gadis kecil yang sangat lucu dan cantik. Semua peranggainya persis dengan Zuma, saat dia marah saat dia tertawa juga saat dia menangis.

Zuma mengamati cucunya dari kejauhan. Hati Zumapun luluh.

" Dia mirip denganku ," batinnya.

***

Datuk Bee, meninggal dunia. Sebelum meninggal, Beliau membagikan seluruh hartanya pada anak dan cucunya. Zuma sangat marah karena Muris hanya mendapatkan sedikit saja. Semakin banyak anak maka akan semakin banyak bagiannya. Sedang Muris tidak punya keturunan.

Kesempatan ini dimanfatkan oleh Lestari untuk memanasi Zuma.

" Ibu, kemarin secara tidak sengaja saya mendengar pembicaraan keluarga Datuk, katanya  ayah Muris tidak punya keturunan , apabila suatu saat meninggal semua hartanya akan kembali ke keluarga datuk , " ucap Lestari.

" Enak saja, terus aku istrinya tidak dapat apa-apa gitu ?? kurang ajar mereka ", Zuma sangat marah mendengar ucapan Lestari.

" Tetapi menurut hukum memang begitu Bu, kan semuanya warisan dari datuk , kecuali.... " Lestari diam tidak meneruskan kata-katanya.

" Kecuali apa ??, " kenapa diam.

" Kecuali kekayaan sudah beralih nama, tidak nama Ayah Muris lagi  ."

***

Zuma memutar otak, bagaimana caranya menguasai semua harta Muris. Selama ini memang hasil kebun, sawah , ternak juga gaji Muris sudah digenggamnya. Tetapi kekayaan itu semua masih atas nama Muris.

Bersambung ...............

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun