Mohon tunggu...
Bunga Shaina
Bunga Shaina Mohon Tunggu... -

♥ \r\nHave a nice day all....keep smiling & always positive thinking..... ♥ ♥ ♥ \r\nhttp://bungashaina.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perempuan Keji (5)

1 April 2012   17:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:09 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Baik, dok," jawabnya sambil menghambur keluar.

***

Pernikahan Amaludin dan Lestari gadis yang dihamilinya sangat sederhana. Zuma tidak sudi melamar gadis itu untuk anaknya.

" Dasar anak goblok ," maki Zuma pada anaknya.

Lestari tinggal bersama suaminya di rumah besar Muris. Dan keluarga Datuk Bee, semakin panas saja. Karena setelah Lestari melahirkan anak perempuannya, Murislah yang ikut pontang panting mengurusi cucunya itu. Anak  perempuan itu diberi nama Dewi.

Muris iba melihat Lestari yang baru berumur 16 tahun mengurusi bayinya sendiri. Amal, anak manja itu kerjanya hanya marah-marah dan main tampar saja pada istrinya.

Zuma saat ini usianya baru 30 tahun dan sedang matang sebagai seorang perempuan, saat ini dia sangat menikmati hidupnya sebagai wanita kaya dan istri seorang pimpinan. Dan seperti disambar petir saja karena dengan tiba-tiba dia harus dipanggil nenek karna sudah punya cucu. Diapun tidak sudi menyentuh cucunya.

Lestari hidaup dalam penghinaan di rumah itu. Seandainya Muris tidak baik padanya, dia pasti sudah kabur dari rumah besar itu.

" Aku harus bertahan, karna inilah tempat anakku bisa dibesarkan, kalau aku pulang keluargaku tidak bisa menghidupi kami ."

Lestari mengerjakan semua pekerjaan rumah membantu Muris, Murislah yang menemani Dewi, Lestari yang mengerjakan semua pekerjaan rumah. Dan seperti biasa Zuma, sinenek cantik itu pergi entah kemana.

Suatu hari secara tidak sengaja, Lestari mendengar pembicaraan Zuma dengan Mang Jail di rumah belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun