Mohon tunggu...
Bunga Shaina
Bunga Shaina Mohon Tunggu... -

♥ \r\nHave a nice day all....keep smiling & always positive thinking..... ♥ ♥ ♥ \r\nhttp://bungashaina.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika "Lokalisasi" Ditutup

29 November 2011   16:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:02 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Lurah Jatisari membolak balik buku laporan didepannya, sesekali dia menghela nafas. Buku itu sangat tebal berisi laporan selama hampir satu tahun ini, ada beberapa catatan yang membuatnya sangat prihatin. " Ada masalah apa to Pak, sepertinya ada yang kurang beres ," tanya Istri Pak Lurah. BuLurah benar-benar penasaran, setelah meletakkan secangkir kopi manis, beliau duduk disebelah suaminya. " Ini lho Bu, Pak Kolis kemarin ke Kalurahan, anaknya Zeela jadi korban pelecehan seksual ". " Oalaaa Zee bocah kelas satu SD itu ? siapa pelakunya Pak ? " " Herry, pemuda  pengangguran sebelah rumahnya ". Pak Lurah kembali mengamati buku laporan didepannya, tahun ini terjadi 2 kali perkosaan, 12 kali pelecehan seksual anak dibawah umur dan 8 kali pengrebekan rumah gara-gara masukin laki-laki. " Desa ini semakin lama semakin ruwet Bune , sejak "lokalisasi" seberang sungai ditutup setahun lalu banyak kejahatan seksual " "  Bukannya tambah bersih Desa kita karena "lokalisasi" itu ditutup to Pak , kan tidak ada tempat maksiat lagi ? '" " Lha harusnya begitu, tapi kenyataannya kok malah terbalik, sejak "lokalisasi" ditutup , 2 kali perkosaan, ibu-ibu pada resah sekarang ". Ganti sekarang Bu Lurah yang menghela napas panjang, dulu laki-laki yang punya napsu bejat pada lari ke lokalisasi kalau napsunya memuncak, nah sekarang ...karena lokalisasi ditutup mereka liar mengumbar napsunya ke sembarang orang, bahkan bocah-bocah perempuan tidak bersalah jadi korban. " Pak, menurutku lokalisasi itu perlu lho, biar orang yang bejat punya tempat mengumbar napsu, kan dosanya sudah ditanggung sendiri-sendiri ". " Iyo yo Bune, wah serba salah aku " guman Pak Lurah sambil menghabiskan kopinya. Setahun lalu  beberapa Ulama meminta lokalisasi itu ditutup karena merusak moral Agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun