Mohon tunggu...
Bunga Shaina
Bunga Shaina Mohon Tunggu... -

♥ \r\nHave a nice day all....keep smiling & always positive thinking..... ♥ ♥ ♥ \r\nhttp://bungashaina.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sri, Dalam Kisah Hidupnya...

7 Juli 2011   15:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:51 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seumur hidupku aku adalah seorang budak, terlahir juga dari seorang budak. Inilah kisahku….

Nenekku mengabdi pada keluarga Datuk Bhee, begitu juga dengan emak dan bapakku, sejak dulu dan turun temurun.Keluarga Datuk Bhee adalah seorang yang terpandang, mereka adalah tuan rumah di daerah ini, mereka juga mempunyai perkebunana yang sangat luas, berhektar-hektar…

Bapakku adalah seorang supir di keluarga Datuk Bhee, emak adalah seorang juru masak  di keluarga itu. Konon aku lahir setelah emak dijodohkan dengan bapakku. Mereka sengaja menjodohkan emak dan bapak karena ingin agar mereka tidak pergi dari rumah itu, tetap menjadi budaknya. Akupun lahir dan statusku adalah budak generasi ke tiga untuk keluarga datuk Bhee.

Sejak kecil aku sudah biasa disuruh ini dan itu, aku disekolahkan sampai tamat SD oleh keluarga datuk. Setelah tamat SD aku mulai membantu mengerjakan semua keperluan untuk rumah besar dengan keluarga yang besar pula. Aku menyiapkan segalanya dari fajar menyingsing di ufuk timur sampai tengelam di barat. Pagi siang sore malam dini hari sampai pagi lagi.Begitu seterusnya ….

Umurku 15 tahun ketika untuk pertama kalinya aku benar2 membenci Datuk Bhee …. Aku diundang kekamarnya, waktu itu rumah sangat sepi, keluarga besar itu sedang bepergian…..

***

Datuk Bhee lelaki itu berusia hampir 70 tahun,tetapi karena perawakannya yang sehat dan hidup serba kecukupan, umur datuk Bhee tidak tampak setua itu. Datuk mempunyai 3 orang istri,14 anak dan 20 cucu.Keluarga besr itu hidup tersebar d mana-mana….

Datuk Bhee, mempunyai perkebunan karet yang sangat luas… karena itu dia mempekerjakan banyak orang disana. Datuk Bhee adalah tuan tanah yang sangat disegani di daerah itu.

Saat ini rumah besar datuk hanya dihuni oleh beberapa orang saja, yaitu istri tuanya dan empat anaknya yang belum menikah…. anak-anaknya yang sudah menikah sudah hidup mewah di rumahnya masing-masing… selain itu kedua istrinya juga tidak tinggal disitu lagi seperti dahulu, sekarang mereka memilih tingal dengan anak dan cucunya….

Malam itu Datuk Bhee menyuruhku datang kekamarnya. Aku sedikitpun tidak pernah berpikiran buruk sebelumnya, ketika datuk mengatakan kurang enak badan dan memintaku untuk sedikit memijit punggungnya dan akupun melakukannya ….

Ternyata Datuk Bhee bermaksud lain padaku…. takberapa lama aku berada di kamarnya, datuk melai menyentuh tanganku… kemudian dia mendekapku…. mengerayanginku… akupun meronta dengan sekuat tenaga , datuk menamparku …. Lagi-lagi  semuanya dengan ancaman seperti yg dilakukan majikan terhadap kacungnya…. Andai aku tidak mau melayani, maka seluruh keluargaku akan di penjarakannya.

Malam itu, aku terselamatkan oleh keadaan … aku sedang datang bulan.

Ketika kuceritakan pada emak kejadian yang baru saja kualami, emak tercengang kaget, kemudian dia memelukku erat… “kamu harus tabah Sri, datuk begitu karena kau tumbah menjadi gadis yang sangat cantik …”

Untuk pertama kalinya aku menyesali kenapa aku dilahirka menjadi gadis yang cantik… kalau aku tidak cantik pasti aku tidak akan mengalami penghinaan ini…

***

Namaku Sriyanti, umurku 17 tahun. Keluarga datuk lagi-lagi mengatur kehidupan kami. Aku dijodohkan dengan salah satu sopir datuk… namanya Rusli, pemuda itu aku sangat tidak menyukainnya, dan aku tidak bisa berbuat apa-apa dengan perjodohan ini.

Kehidupanku…. hari-hariku bagaikan layang-layang putus talinya …. Aku tidak tau arah hidupku … aku juga tidak tau mau kubawa kemana perjalanan hidupku … aku bagaikan anjing peliaraan saja…

Malam itu, lagi-lagi datuk memenfaatkan kesempatannya padaku. Saat suamiku pergi mengantar keluarga datuk keluar kota…. lagi-lagi datuk menghinaku, menginjak-injak harga diriku, mencabik-cabik seluruh isi jiwaku ….

Aku terdiam, terpuruk bagai sampah, kuhela nafas panjang, ” tidak akan terjadi apa-apa Sri… aku perempuan yang sudah menikah,” hiburku pada diriku sendiri ,

Sebulan setelah kejadian itu aku hamil, kuliat Rusli sangat bahagia , dia begitu memanjakanku, Anakku lahir tepat seperti perkiraan . Bayi laki-laki yang mungil dan sangat tampan ,

***

6  Tahun berlalu …..

Bayi mungil itu kini tumbuh menjadi bocah yang sangat pintar dan tampan. Tak ada seorangpun yang menyangka dia adalah keturunan budak di rumah itu .Budak di kediaman datuk Bhee.

Semakin besar anak itu semakin pintar saja, Rusli sangat memanjakannya. Tanpa dia sadari betapa berbedanya dia dengan anak laki-laki itu.

Ulah datuk semakin menjadi. Setiap ada kesempatan pasti dia akan memangilku kekamarnya. Aku sangat muak, seluruh tubahku telah mati rasa, air mataku tak ada harganya …

Aku lunglai berjalan kembali kekamarku,  aku bosan menyesali jalan hidupku, tetapi aku harus selalu hidup, selalu tegar, karna ada bocah 6 tahun yang harus kulindungi .

” emak , kenapa duduk disini…?” aku tersentak kaget mendengar suara Azzi anakku yang tiba-tiba muncul dihadapanku.

”  kamu belum tidur, Nak..??” tanyaku sambil mengandeng tangannya.

“blum mak, ayo kita tidur…” katanya sambil mendekapku…

Sudah empat hari Datuk Bhee menghilang, semua menjadi geger…. seluruh anak-anaknya mencari kemana-mana , mereka berkumpul di pendopo rumah megah itu. Kemana perginya datuk  ?? semua kerabat sudah dihubungi , tetapi belum ditemukan keberadaan datuk Bhee.

Akhirnya keluarga memutuskan untuk melaporkan pada Polisi, tentang hilangnya datuk Bhee. Rumah menjadi sangat  sibuk, karena banyak sekali polisi yang datang untuk mengintrograsi siapa saja yang melihat datuk Bhee terakhir kalinya.

” kenapa banyak sekali polisi mak….??” tanya Azzi padaku .

” mereka mencari datuk, karena datuk pergi belum juga pulang…” jawabku sekenanya.

” aku tau dimana datuk , mak… ” suara Azzi lirih tetapi bagai petir ditelingaku , kutarik tangan Azzi menjauh dari banyak orang.

” Azzi, kau tau dimana datuk…?? tanyaku penasaran…

” Hari jumat kemarin kulihat datuk jalan-jalan di kebun belakang rumah tua….. waktu datuk melihat-liat sumur, kudorong saja datuk sekuat tenaga …. datuk masuk sumur mak…. ” aku tercekat , mulutku terkunci ….

” aku benci datuk, waktu emak d kamar datuk aku melihat emak dipukuli datuk dan ditelanjangi …” suara Azzi lirih.

Aku sempoyongan … badanku tak tertopang lagi …. kututup mulut Azzi dengan tanganku….

” jangan bicara lagi nak …. ” kataku lirih…

Kupandangi wajah anakku, air mataku bercucuran…. karma apa ini yang telah menimpaku ….

Anakku membunuh Ayahnya sendiri ……..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun