Mohon tunggu...
Puspaningrum
Puspaningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

ad meliora Toward better things

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dialog, Bukan Monolog

15 Desember 2023   12:20 Diperbarui: 15 Desember 2023   18:26 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Unsplash

Mendengarkan dan mendengar adalah dua hal yang berbeda. “Mendengarkan (listening) menyangkut penerimaan stimulus sedangkan mendengar (hearing) adalah suatu proses biologis” (Sabnita, 2023). Kebanyakan dari kita adalah pendengar yang buruk; terlalu sibuk berbicara, terlalu berisik, dan terlalu egois untuk selalu mementingkan  diri sendiri. Kita diciptakan memiliki satu mulut dan dua telinga hal ini merupakan indikator bahwa seharusnya kita lebih banyak mendengar daripada berbicara.

Mendengarkan merupakan salah satu kunci utama dari komunikasi yang efektif. Komunikasi tidak akan menjadi efektif jika seseorang tidak memiliki keterampilan dalam menyampaikan atau menerima pesan. Manusia merupakan makhluk sosial yang berarti mengharuskan kita untuk berhubungan antarmanusia lain. Berkomunikasi adalah cara bagi kita sebagai makhluk sosial bisa berhubungan antarmanusia dan dengan mendengarkan adalah cara untuk kita mengerti orang lain. Mendengarkan berarti menyimak lawan bicara, dalam KBBI menyimak adalah mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Oleh karena itu, mendengarkan merupakan keterampilan dalam berkomunikasi. Proses komunikasi yang baik ialah ketika yang disampaikan oleh pembicara dapat dimengerti dengan baik oleh pendengar.

Mendengarkan adalah proses aktif dalam memberikan makna dari pesan yang dibicarakan seseorang. (Floyd, 2012: 216). Dalam proses mendengarkan, diperlukan konsentrasi yang baik karena ini merupakan kegiatan aktif bukan pasif. Menurut Yodhi Kharismanto mendengarkan secara pasif adalah pendengar tidak mempertahankan pesan yang disampaikan oleh pembicara. Menjadi pendengar yang pasif  dapat membuat komunikasi tidak efektif. Dengan menjadi pendengar yang baik kita mampu memahami orang lain, dan menjadi pendengar yang baik akan menjadikan kita lebih disenangi oleh orang lain.

Memiliki pemahaman yang baik tentang keterampilan mendengarkan merupakan teknik yang diperlukan oleh setiap individu. Menjadi pendengar yang baik dapat menjadikan hubungan antarindividu lebih erat, adanya hubungan yang baik antar individu menjadikan hidup lebih rukun dan harmonis. Terkadang, setelah kita berkenalan dengan orang lain, seketika kita lupa siapa nama orang tersebut padahal proses perkenalan tersebut belum berlangsung lama. Sebenarnya hal ini bukan menunjukkan kita lupa, tetapi menunjukkan bahwa kita tidak mendengarkan percakapan yang berlangsung dengan baik, kita tidak menyimak perbincangan tersebut dan terlalu fokus terhadap diri sendiri tanpa memikirkan orang lain.  

Proses mendengarkan adalah proses memahami, memahami diri sendiri dan orang lain. Kebanyakan dari kita hanya ingin didengar tetapi lupa bahwa orang lain juga butuh didengar, orang lain juga butuh dimengerti. Mendengarkan juga tidak hanya mendengarkan tetapi pahami, serapi, berikan perhatian penuh pada lawan bicara dan dengarkan secara saksama agar apa yang disampaikan bisa dimengerti dengan baik dan tidak adanya salah persepsi dari apa yang disampaikan.  

Dengan memiliki hubungan antarindividu yang baik, kita dapat menciptakan kepercayaan seseorang menjadi lebih kuat, keterbukaan dan kejujuran dibutuhkan dalam berinteraksi antarmanusia, dengan menjadi pendengar yang baik akan adanya fondasi kepercayaan dari si pembicara, mereka akan merasa nyaman untuk menjadi diri mereka sendiri dan tentu hal ini akan mempererat hubungan antarindividu.

Stephen R. Covey penulis dari buku “The Seven Habits of Highly Effective People”. Mengatakan bahwa  kebanyakan orang mendengarkan tidak untuk memahami, tetapi mendengarkan untuk membalas ucapan lawan bicara. Mengapa hal itu terjadi? Mengapa orang terlalu egois untuk selalu memikirkan dirinya sendiri? Sejatinya kita adalah makhluk sosial, makhluk yang pasti memerlukan dan butuh orang lain, apa jadinya kalau kita tidak mendengarkan dan memahami orang lain? Apa jadinya jika kita apatis terhadap orang lain? Kita akan menjadi sendirian, kesendirian menimbulkan kehampaan.

Tiga Tipe Mendengarkan:

  •  Mendengarkan isi (content listening)

Mendengarkan isi atau mendengarkan informasional adalah tipe mendengarkan paling pasif, tipe ini adalah adalah si pendengar hanya mendengarkan apa saja ide atau gagasan yang diberikan oleh si pembicara. Situasi yang tepat untuk tipe mendengarkan isi atau mendengarkan informasional, yaitu seperti mendengarkan pidato, wawancara ataupun seminar. Tujuan dari tipe mendengarkan ini adalah menambah wawasan atau pengetahuan dari informasi yang disampaikan.

  • Mendengarkan dengan kritis (critical listening)

Mendengarkan dengan kritis adalah mendengarkan untuk mengevaluasi,  menganalisis dan memahami apa yang disampaikan oleh pembicara, dengan mengevaluasi dan menganalisis apa yang disampaikan oleh pembicara mampu menyajikan pertanyaan-pertanyaan yang lebih mendalam agar pendengar mempu mendapatkan informasi lebih terkait informasi yang disampaikan. Situasi yang tepat untuk tipe mendengarkan dengan kritis ini adalah disaat debat atau diskusi publik,  mendengarkan pidato politik, dan lain lain.

  • Mendengarkan dengan empati (emphatic listening)

Mendengarkan dengan empati adalah mendengarkan dengan perasaaan, mendengarkan sepenuh hati, adalah kita sebagai pendengar berempati, memahami serta merasakan apa yang dibicarakan oleh pembicara, dengan ini kita dapat merasakan dan lebih mengerti sudut pandang dari pembicara. Beberapa contoh situasi mendengarkan dengan empati dapat diterapkan adalah seperti terapi, disaat seseorang membutuhkan dukungan, mendengarkan pengalaman kehilangan dan yang lainnya.

Dunia saat ini sudah terlalu bising. Keterampilan mendengarkan yang baik akan menjadi lebih berharga. Menjadi pendengar yang baik membuka pintu untuk komunikasi yang lebih efektif. Walaupun terlihat sepele, menjadi pendengar yang baik dapat membangun hubungan menjadi lebih erat dan berkelanjutan. Komunikasi yang baik memerlukan dua belah pihak, mari kita tingkatkan kemampuan kita bersama untuk lebih banyak mendengarkan, memahami, dan memberikan perhatian penuh kepada orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun