Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Kolektor

Pernah kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsrat Manado

Selanjutnya

Tutup

Politik

Namto Hui Roba dalam Kancah Politik, dari Bupati hingga DPD RI

12 April 2021   08:32 Diperbarui: 15 April 2021   03:26 1719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak menjadi politisi dalam kancah politik di daerah, Ir. Namto Hui Roba, SH telah berhasil menempatkan posisinya. Sehingga ia diperhitungkan kawan dan rival politik. Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) asal Dapil Maluku Utara ini punya rekam jejak bekerja memberikan kontribusi untuk pembangunan. Terukur.

Ketika ditilik, melalui histori sebagai politisi, Namto pernah dipilih rakyat dan menjadi Bupati di Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara. Wilayah Bagian Timur Indonesia tersebut maju menerobos keterbelakangan, Namto mewarnai pembangunan secara berkelanjutan.

Pada aspek loyalitas dan indikator keberpihakan pada publik, Namto tidak perlu lagi diragukan. Namto tercatat sebagai Bupati defenitif pertama di Halmahera Barat yang mulai memimpin daerah tersebut pada 4 Februari 2011. Tentu tantangan pembangunan yang dihadapinya tidak mudah. Dengan kompleksitas problematika sosial ekonomi, Namto tetap tampil sebagai nahkoda yang menyajikan solusi untuk rakyatnya.

Namto terbilang melakukan take off dengan baik dan mengejutkan. Prestisius, dan kita berharap beliau landing dengan sempurna. Medan politik lokal yang penuh riuh dan konspirasi itu tidak membuat ia berdiam diri. Selepas memimpin Halmahera Barat 2 periode, Namto malah mengambil pilihan berani. Politisi dari PDI Perjuangan itu memilih untuk maju sebagai Calon Gubernur Maluku Utara.

Artinya komponen rakyat tak ragu lagi dengan petarung politik yang satu ini. Kekaguman dan apresiasi tentu mengalir kepadanya. Politisi nasionalis. Marhaenis sejati ini melawan sejumlah politisi senior di Maluku Utara. Tentu Namto punya hitungan sendiri. Apalagi politisi yang satu ini sudah matang, pasti punya kalkulasi politik yang komprehensif dan akurat.

Setelah kompetisi Gubernur Maluku Utara tahun 2013, Namto belum mendapat kesempatan membangun Maluku Utara. Situasi tersebut tidak membuatnya 'patah arang'. Namto yang berpasangan dengan Arifin Ismail, sebagai calon Wakil Gubernur dan mendapat Nomor Urut 1 meraih dukungan politik yang penyebarannya meluas. Kontestasi tersebut mengujinya, bahwa Namto merupakan politisi papan atas.

Tidak mudah gelombang politik yang dihadapinya. Tapi begitulah, bukan Namto namanya kalau bermental 'kerupuk' dan mudah ciut. Politisi yang punya jejaring luas itu dikenal pemberani. Dalam pidato-pidato politiknya selalu terdengar pekikan 'merdeka'. Bertanda sosok politisi ini benar-benar merasakan denyut penderitaan rakyat. Kemudian, mau membersamai, membela hak-hak rakyat kecil.

Begitulah Namto selalu bersama wong cilik. Namto dikenal, tidak mau terlalu ambil pusing dengan slogan-slogan politik. baginya bekerja nyata, berkorban dan berjuang bersama rakyat adalah kuncinya membangun peradaban kemanusiaan. Satu lagi yang menonjol dari seorang Namto, ialah ia bukanlah politisi yang penuh basa-basi. Namto mahfum berpidato, walaupun begitu Namto tidak mau menjadi retoris.

Yang selesai pamer retorika. Menjadi politisi dengan modal Omdo atau omong doang. Bertarungan politik lokal yang dikuasai dengan perang dan benturan kepentingan itu membuat Namto kian tertantang. Hingga akhirnya, tahun 2019, Bupati Halmahera Barat yang satu ini mencalonkan diri sebagai Anggota DPD RI. Senator asal daerah pemilihan Provinsi Maluku Utara itu, intens mengawal kepentingan konstituennya.

Bahkan, tidak terbatas di daerah pemilihan saja. Manuver dan ekspansi politik Namto kian meluas, sebagai Anggota Komite II DPD RI yang membidangi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pengelolaan Sumber Daya ekonomi lainnya itu tidak diam. Melainkan vokal, juga tegas menyampaikan aspirasi-aspirasi yang dititipka rakyat Maluku Utara kepadanya. Potret kepemimpinan politik selalu berada pada diri Namto.

Menyelamatkan rakyat dari ancaman kemiskinan, telah dilakukan Namto semasa menjadi Bupati Halmahera Barat. Menolak taluk pada intervensi dan dikte politik juga dilakukannya. Dengan memilih menjadi Senator, terdeskripsikan kalau Namto memilih benar-benar bebas 100% sebagai politisi yang tidak bisa diatur-atur partai politik. legitimasi diberikan rakyat secara murni dan full, tanpa embel-embel mesin politik seperti parpol.

Bagi NHR, begitu Namto akrab disapa, berpegang pada prinsip yang lebih penting adari politik adalah kemusiaan. Seperti yang pernah disampaikan Gus Dur. Hal ini pula yang mengantarnya menjadi politisi hebat. Naik level dalam jenjang politik, bukan membuat publik figur yang satu ini sombong atau tinggi hati. Namto tetaplah Namto, ketika reses atau kunjungan tugas di Maluku Utara, kawan-kawannya selalu ia sapa dengan penghormatan.

Tentu karena Namto bukan politisi instan. Bukan politisi karbitan, atas dialektika lapangan dan gemblengan pengalaman keras, membuat Namto lahir sebagai politisi visioner pemberani. Langkah-langkah politiknya sudah pasti menginspirasi politisi muda, aktivis dan pemerhati demokrasi di Maluku Utara. Bukan main-main, banyak contoh mantan Kepala Daerah yang akhirnya banting setir atau berdiam diri. Ya, tentu karena tidak punya langkah maju seperti Namto.  

Bupati Halmahera Barat periode 2006-2011 dan periode 2011-2016 ini punya pemikiran yang terstruktur terkait pembangunan. Lalu hal itu diejawantahkannya dalam aktualisasi politik melalui kebijakan serta keberpihakan terhadap rakyat termarginal. Namto tidak mau rakyat terpolarisasi atas kepentingan pertarungan elit politik atau elit kekuasaan.

Tidak berjarak lama dari satu momentum kompetisi ke kompetisi berikutnya, Namto tidak kehilangan arah. Tidak pula kehilangan kesempatan memainkan peran politiknya. Kini tercapailah ladang pengabdiannya sebagai Senator asal Maluku Utara yang mengabdi, menjadi 'budak rakyat'. Selain itu, bekerja untuk orang banyak, memberi dedikasi, bagi Namto bukan barang baru. Bahkan itulah sejatinya nafas Namto sebagai politisi.

Ayah dari Irine Yusiana Roba Putri, yang merupakan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari PDI Perjuangan 2 periode itu dikenal pekerja keras. Ulet dan selalu optimis, dasarnya memang potret politisi yang satu ini terbilang disiplin. Saya percaya, tipikal politisi seperti Namto ini sudah mulai sukar kita temukan di Maluku Utara. Dimana ia tidak menjadi politisi fanatik terhadap agama tertentu.

Tidak bersikap diskriminatif terhadap rakyat. Semua elemen rakyat dikelola, didekati dan diberikan solusi yang memadai, akomodatif. Tidak ada pandang bulu. Terlebih dalam soal-soal isu sektarianisme, Namto tampil menjadi agenda penyatuan. Begitu Namto terlihat, tidak mau berpihak pada kelompok rakyat tertentu, ketika berseteru. Diambilnya posisi tengah, memediasi, mencarikan solusi bijak. Luar biasa.

Kebaikan-kebaikan itulah yang membuat kiprah politik Namto kian gemilang. Sebagai Senator, tidak semua mereka masuk jajaran MPR RI, walau begitu penuh kompetisi dan loby-loby politik tentunya, Namto akhirnya juga masuk menjadi Anggota MPR RI. Namto selalu menanjak karir politiknya. Rakyat Maluku Utara tentu berdoa, memberi support kepadanya bersama keluarga agar selalu sehat, diberi kekuatan memikul amanah dari rakyat sebagai Anggota DPD RI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun