Bagi NHR, begitu Namto akrab disapa, berpegang pada prinsip yang lebih penting adari politik adalah kemusiaan. Seperti yang pernah disampaikan Gus Dur. Hal ini pula yang mengantarnya menjadi politisi hebat. Naik level dalam jenjang politik, bukan membuat publik figur yang satu ini sombong atau tinggi hati. Namto tetaplah Namto, ketika reses atau kunjungan tugas di Maluku Utara, kawan-kawannya selalu ia sapa dengan penghormatan.
Tentu karena Namto bukan politisi instan. Bukan politisi karbitan, atas dialektika lapangan dan gemblengan pengalaman keras, membuat Namto lahir sebagai politisi visioner pemberani. Langkah-langkah politiknya sudah pasti menginspirasi politisi muda, aktivis dan pemerhati demokrasi di Maluku Utara. Bukan main-main, banyak contoh mantan Kepala Daerah yang akhirnya banting setir atau berdiam diri. Ya, tentu karena tidak punya langkah maju seperti Namto. Â
Bupati Halmahera Barat periode 2006-2011 dan periode 2011-2016 ini punya pemikiran yang terstruktur terkait pembangunan. Lalu hal itu diejawantahkannya dalam aktualisasi politik melalui kebijakan serta keberpihakan terhadap rakyat termarginal. Namto tidak mau rakyat terpolarisasi atas kepentingan pertarungan elit politik atau elit kekuasaan.
Tidak berjarak lama dari satu momentum kompetisi ke kompetisi berikutnya, Namto tidak kehilangan arah. Tidak pula kehilangan kesempatan memainkan peran politiknya. Kini tercapailah ladang pengabdiannya sebagai Senator asal Maluku Utara yang mengabdi, menjadi 'budak rakyat'. Selain itu, bekerja untuk orang banyak, memberi dedikasi, bagi Namto bukan barang baru. Bahkan itulah sejatinya nafas Namto sebagai politisi.
Ayah dari Irine Yusiana Roba Putri, yang merupakan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari PDI Perjuangan 2 periode itu dikenal pekerja keras. Ulet dan selalu optimis, dasarnya memang potret politisi yang satu ini terbilang disiplin. Saya percaya, tipikal politisi seperti Namto ini sudah mulai sukar kita temukan di Maluku Utara. Dimana ia tidak menjadi politisi fanatik terhadap agama tertentu.
Tidak bersikap diskriminatif terhadap rakyat. Semua elemen rakyat dikelola, didekati dan diberikan solusi yang memadai, akomodatif. Tidak ada pandang bulu. Terlebih dalam soal-soal isu sektarianisme, Namto tampil menjadi agenda penyatuan. Begitu Namto terlihat, tidak mau berpihak pada kelompok rakyat tertentu, ketika berseteru. Diambilnya posisi tengah, memediasi, mencarikan solusi bijak. Luar biasa.
Kebaikan-kebaikan itulah yang membuat kiprah politik Namto kian gemilang. Sebagai Senator, tidak semua mereka masuk jajaran MPR RI, walau begitu penuh kompetisi dan loby-loby politik tentunya, Namto akhirnya juga masuk menjadi Anggota MPR RI. Namto selalu menanjak karir politiknya. Rakyat Maluku Utara tentu berdoa, memberi support kepadanya bersama keluarga agar selalu sehat, diberi kekuatan memikul amanah dari rakyat sebagai Anggota DPD RI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H