Terlebih soal konsep anti korupsi yang berulang kali disuarakan Bang Fahri. Cocok rasanya Bang Fahri ini menjadi Presiden, sangat tepat. Karena Indonesia sedang mengidap bahaya laten korupsi. Indonesia kedepan membutuhkan pemimpin yang bersih, tidak korupsi.
Pemimpin yang punya rekam jejak baik. Kriteria pemimpin paripurna yang diidamkan rakyat ada pada Bang Budiman dan juga Bang Fahri. Terserah, diantara mereka salah satunya kita pilih untuk memimpin Indonesia. Bagi kita rakyat yang berfikir waras, tentu akan memilih pemimpin yang konsisten tak mau diatur-atur siapapun. Termasuk diatur partai politiknya sendiri. Presiden Indonesia harus mandiri dari sejak berfikir.
Sampai pada tindakannya jangan sampai dia didikte. Pemimpin Indonesia harus punya jiwa melawan. Sebab kalau ikut-ikutan saja, itu bukan pemimpin tegas. Bukan pula pemimpin populis, itu boneka namanya. Kita tidak mau ada pemimpin boneka di Indonesia. Karakter melawan, tegas, 'keras kepala' dan futuristik itu ada pada Bang Budiman, juga Bang Fahri. Ruang politik kita yang dikuasi para pemilik modal harus kita lawan.
Berhentilah memberi ruang kepada pemilik modal yang mengganggung, mengambil andil dan mengintervensi praktek politik kita. Stopkan itu yang namanya politik uang. Rakyat harus sadar bahwa politik uang atau politik material akan merusak masa depan kita semua. Demokrasi bukan soal jual beli suara. Tapi bagaimana memilih pemimpin yang amanah. Memilih pemimpin yang tak mengerjakan apa yang dipikirkannya. Bukan pemimpin yang tiba saat tiba akal.
Apalagi pemimpin yang dikuasai para pemilik modal. Jangan sampai itu terjadi, kita lawan neoliberalisme. Kita lawan penjajahan dan penindasan dalam rupa apapun. Dengan kesadaran itu, maka Bang Budimn dan Bang Fahri akan mudah kita pilih sebagai pemimpin nasional kelak. Segeralah para aktivis tulen, bukan aktivis bajakan ini ambil alih panggung kekuasaan. Indonesia butuh Presiden berani, bukan yang penakut.
Rakyat harus kita ingatkan. Kita edukasi agar mengetahui siapa musuh bersama kita. Ya, musuh bersama itu tak lain adalah para pemilik modal (capital). Mereka yang dalam tiap agenda politik menyodorkan kesenangan sesaat pada rakyat. Lalu dalam jangka 5 tahun menyusahkan rakyat. Mereka yang membodohi rakyat dengan menerapkan politik uang, membeli suara rakyat saat Pemilu. Setelahnya, mereka menutup mata dengan derita yang dialami rakyat.
Itulah musuh bersama rakyat Indonesia yang nyata. Jangan lagi mau dibodohi. Segera ambil sikap, tegas berpendirian untuk menolak calon pemimpin boneka. Saya jamin, Bang Budiman dan Bang Fahri bukanlah pemimpin boneka seperti yang kita kutuk itu. Rakyat menghendaki pemimpin yang punya nurani. Pemimpin yang hadir tiap saat ketika rakyat menjerit kelaparan. Bukan pemimpin yang berpesta dengan kesenangannya, padahal rakyat menderita.
Bukan pula pemimpin yang menjadi budak media, lalu sekedar tergila-gila, terbius dengan pencitraan media massa. Bang Budiman dan Bang Fahri paling tepat kita usulkan, kita perjuangkan untuk menjadi pemimpin Indonesia kedepan.
Sebelum menjadi Presiden pun, kontribusi mereka sudah kita rasakan. Minimalnya mereka mendistribusi gagasan konstruktif untuk rakyat. Mereka tampil menjaga kewarasan publik. Mereka tidak anti dialog. Tidak hanya itu, mereka berdua tidak alergi dengan kritik publik.
Presiden Indonesia kedepan harus memperkuat telunjuknya di forum PBB. Tidak menjadi followes. Yang bisa membuat rakyatnya bangga. Membuat rakyatnya tidak terus berbungkuk hilang kepercayaan dirinya di luar sana.Â
Presiden yang berani melawan konspirasi global. Melawan perbudakan global, mandiri dan tidak terjajah kekuatan pemodal. Seperti itulah Presiden kebanggan kita kedepannya.Â