Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Kolektor

Pernah kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsrat Manado

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bencana Demokrasi, KPU Gagal Menjadi Role Model

19 Maret 2020   15:43 Diperbarui: 21 Maret 2020   07:08 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Realitas dimana 2 Komisioner KPU RI diberhentikan tersebut menjadi penanda bahwa demokrasi kita tertimpa gelombang bencana. Pukulan telak dan peristiwa sejarah demokrasi yang suram. Tim seleksi KPU, DPR RI dan pemerintah bisa dibilang kecolongan. Kurang maksimal mendeteksi para calon anggota KPU RI berwatak penjajah sejak dini. Harapannya kedepan ada perbaikan dan sistem yang lebih canggih lagi dalam menyeleksi para anggota KPU dari Pusat sampai ke daerah-daerah. Jangan nantinya anggota KPU menjadi kanibal demokrasi.

Implikasinya kepercayaan publik terdegradasi. Komisioner KPU akhirnya kesulitan membantah dan menjegal stigma buruk dari publik. Faktanya begitu adanya, dimana sikap inkonsistennya Komisioner KPU ditengah menjaga integritas terjadi. Dalil terkait delegitimasi KPU rupanya tidak relevan lagi saat ini. Karena faktanya, Komisioner KPU sendiri yang mempermalukan nama baik lembaga ini.

KPU RI gagal menjadi role model. Mereka berlagak mengedukasi publik, ternyata memelihara kejahatan. Melanggengkan ketidakadilan dan kecurangan. Mereka melabrak dan memutilasi aturan. Peradaban demokrasi kita yang dihormati rakyat ternyata disodomi oknum KPU. Konstalasi di internal KPU yang seperti ini tak boleh diabaikan. Pantaslah gelombang protes publik di daerah terkait dugaan kecurangan KPU juga mencuat massif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun