Berbagai literatur yang kita baca dan pemberitaan yang terpublikasi di media massa. Soal gerakan radikalisme seperti wabah penyakit menular. Radikalisme menjadi ancaman dan bahaya laten di tengah-tengah masyarakat. Namun bagaimana cara menangkalnya?
Banyak ahli, instansi terkait, bahkan mantan orang-orang yang mengaku telah terlibat dalam gerakan radikalisme berucap problem utamanya terkait ideologi. Fanatisme beragama, penganut paham tertutup, anti Pancasila, dan lain sebagainya.
Fenomena gerakan radikalisme yang besar dan dibesar-besarkan media massa, target utamanya adalah memicu keresahan publik.
Melakukan aksi yang berharap reaksi publik. Menebar teror atau ketakutan, mereka para teroris mencari perhatian. Paling menonjol yang menjadi sasaran yaitu perhatian pemerintah.
Ada semacam kesan yang timbul para gerbong teroris menjukkan protesnya pada pemerintah. Memperlihatkan kekuatan melalui tindakan yang dilarang semua agama. Teror yang berdampak kekerasan tidak pernah diajarkan agama manapun di Indonesia.
Penganut aliran sesat, gagal paham terhadap perintah agama sebetulnya minim dalam kasus terorisme ini. Yang berpotensi unggul dalam pertarungan kepentingan ialah berakar pada ekonomi, ketidakadilan dan kurang percayanya kelompok-kelompok teroris ini pada pemerintah.
Lihat saja mereka membuat lumpuh aktivitas di ruang-ruang publik. Tempat keramaian umumnya yang disasar. Para pengamat, ahli jebolan kampus juga punya banyak argumen dan dalil soal ini.
Jika ditelisik, terorisme yang ordinatnya dari istilah yang kita sebut radikalisme telah dibumbui kepentingan politik. Radikalisme bukan lagi soal ideologi agama tertentu. Simbol dan atribut keagamaan malah menjadi tumbal yang diperalat. Permainan politik, 'peternak teroris' juga dicurigai masih ada.
Mari kita ingat-ingat lagi, insiden terorisme sering mencuat disaat momentum politik. Di saat negara lagi merancang atau memutuskan sesuatu hal yang besar, kadang isu terorisme dicurigai sebagai pengalihan.
Kalau mau serius menumpas terorisme pemerintah jangan susahkan rakyat. Menurut hemat saya, persoalan ekonomi kesejahteraan menjadi penyebab penting. Kemiskinan selalu berada dalam memori kolektif rakyat Indonesia.
Harga bahan-bahan ekonomi dibuatkan murah. Pertumbuhan ekonomi masyarakat ditopang, korupsi diberantas tanpa tebang pilih. Keadilan diterapkan, rakyat diperhatikan secara merata dan benar.