Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Kolektor

Pernah kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsrat Manado

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

The Best untuk Bang Anies Baswedan

31 Oktober 2019   14:05 Diperbarui: 31 Oktober 2019   14:27 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rupanya grand skenario untuk melemahkan Gubernur DKI Jakarta, Bang Anies Rasyid Baswedan, belum juga berhenti. Upaya menyudutkan, membangun opini pelemahan. Intens dilakukan, mereka yang tentu haus akan jabatan.

Tuduhan Gubernur pro Khilafah. Anti keberagaman, dan tudingan penganut Syiah dan liberal dialamatkan. Satu per satu Bang Anies menjawabnya dengan kerja. Baru mencuat, penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (R-APBD) yang terdapat sejumlah anggaran mencurigakan.

Dengan reaksi cepat, Gubernur rasa Presiden ini merobek skema jahat itu. Hemat penulis, masih ada birokrat berwatak sekuler bermain dibalik ini. Gerak progresif dari Bang Anies patut diacungi jempol. Bagi saya, the best untuk Bang Anies Baswedan.

Gubernur yang lembut bicaranya. Santun, berisi, berwawasan luas, menghormati keberagaman, sosok Bang Anies layak ditiru. Menanggapi serangan sentimental pun, dibalasnya dengan senyuman. Kadang satire cerdas. Dilengkapi pula kerja konkrit, itu baru Gubernur.

Tak mau ambil pusing dengan hujatan. Kritik bahkan nyinyir dan propaganda busuk, dijawabnya dengan santun. Bukan tipikal Bang Anies yang peramah. Suka memaki, atau bentak-bentak rakyat. Itu sebabnya, figur Gubernur yang satu ini dirindukan rakyatnya.

Mencari sosok pemimpin haruslah seperti Bang Anies. Keberpihakannya jelas pada rakyat. Atas keputusan berani yang diambilnya melawan korporasi besar, bisnis yang membawa mudharat, ia lalu dimusuhi. Walau begitu, tidak sedikitpun ia gentar.

Bagi Bang Anies, hanya Allah SWT tempat berlindung. Tempat satu-satunya ia bersandar, dan meminta petunjuk. Kepada Allah SWT dirinya berlindung. Bukan diketiak pengusaha besar. Itu yang membuat dia tak takut melawan para pengusaha bandit yang melakukan reklamasi lalu mencuri hak-hak rakyat kecil.

Konsistensi Bang Anies bukan isapan jempol. DKI Jakarta yang menjadi pusat pemerintahan Indonesia, memang harus punya pemimpin matang. Secara intelektual, spiritual, dan emosional mereka harus teruji. Bang Anieslah tepatnya, tak perlu ragu pada sosok yang satu ini.

Sejak menjadi mahasiswa beliau pernah dikader di HMI. Laboratorium pemimpin Indonesia dilahirkan disini. Stok pemimpin bangsa banyak terlahir di kampus alternatif HMI. Sehingga tak jarang Bang Anies tidak gagap menanggapi dialektika. Protes dan tekanan akan dihadapinya.

Semua hal-hal itu telah dilewatinya melalui dinamika berHMI. Bahkan, sejak SMA Bang Anies dalam rekam jejaknya pernah menjadi Ketua OSIS. Di kampus semasa S1 di UGM, pernah menjadi aktivis intra kampus juga. Pokoknya, beliau tau apa yang diderita rakyat dan yang harus ia lakukan apa. Sudah diketahuinya.

Framing pemberitaan digiring untuk membongkar dana-dana mencurigakan dalam R-APBD tahun 2020. Lalu, seolah menyalahkan Bang Anies. Allah sayang pemimpin yang istiqomah, kader ulil albab yang hanya takut kepada Allah SWT. Semua keberanian Bang Anies landasannya jelas, pada kebenaran. Tak sedikitpun Bang Anies gentar selama yang dilakukannya adalah menegakkan kebenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun