Tetapi, ketika kita masih punya nurani dan menjaga reputasi, berarti kita bersahabat, ikut memberi support terhadap tumbuhnya gerakan oposisi. Jangan sampai stamina pemimpin di Negara ini terkuras, lalu habis hanya karena mengurus dengan menekan oposisi. Ada hal penting lain yang perlu diurusi selain untuk ''meneror'' atau ''memarahi'' suara kaum oposisi.
Dengan cara membungkam oposisi juga secara langsung pemimpin, atau kita semua terlibat dalam polariasi demokrasi. Itu sangat tidak baik. Mari kita singkirkan bersama-sama cara pandang siapapun di republik ini yang senang, hobby mendiskriminasi sesama rakyat. Itu lebih baik, daripada kita terlibat dalam derasnya arus saling mendiskriminasi.
Kehadiran kelompok oposisi bisa juga menjadi motivasi bagi koalisi pemerintah dalam bekerja lebih giat lagi. Oposisi hanyalah alarm yang mengingatkan pemerintah ketika lalai, dan berbuat sesuai di luar koridor peraturan. Selama yang dilakukan pemerintah sudah baik, suara oposisi pasti perlah-lahan hilang tanpa harus diberantas atau diberangus.Â
Secara simplifikatif membantai oposisi sama artinya meruntuhkan demokrasi. Untuk itu perlu kita luruskan, dan bahkan memangkas cara pandang yang keliru tentang opsisi. Yang kemudian memunculkan kesimpulan, hingga lahirnya upaya mematikan oposisi. Meniadakan oposisi adalah sebuah perspektif yang tidak singkron dengan demokrasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H