Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Literasi progresif

Pegiat Literasi dan penikmat buku politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dramatisasi Politik Senator Graal Membahayakan

20 November 2024   07:49 Diperbarui: 21 November 2024   07:35 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Harapan saya, kiranya pernyataan tendensius itu dapat ditimbang kembali. Karena Bung Graal adalah Senator kita semua warga Maluku Utara, jangan sampai dianggap sedang memprovokasi masyarakat Maluku Utara. Sebab masyarakat awam juga tau, yang namanya politik identitas dan sentimen agama itu tidak sehat. Bertendensi melahirkan social disorder. Diskriminatif, dan kerap mendatangkan malapetaka.

Senator Graal dan Cara Pandang Out Konteks

Perlu ada pendalaman terkait motif apa yang melatari seorang Senator menyampaikan pernyataan tersebut ke publik?. Kalau soal attitude semua akan kembali kepada kebebasan masing-masing. Yang kita interupsi hanyalah pernyataan atau persepsi yang akan membawa dampak kausalitas, dan berpeluang akan memicu pada konflik sosial. Pelurusan terhadap hal itu saya kira diperlukan.

Biar kita satu server dan mengambil peran strategis masing-masing dalam menciptakan situasi politik yang kondusif. Ini hal penting yang perlu secara bijak kita dudukkan, karena diksi ''sentimen agama'' yang disampaikan di Malut Post melalui berita Bung Graal bisa berdampak panjang. Bisa fatal, dan tudingan tersebut bisa menjadi bola liar.

Rasa-rasanya Bung Graal telah melakukan logical fallacy. Dinamika di media sosial tidak representatif disimpulkan sebagai pandangan semua masyarakat Maluku Utara. Apalagi saat ini begitu banyak peternak medsos, berselanjar dengan menggunakan akun fake dan anonim. Bagi saya headline di Manado Post berjudul ''Sentimen Agama dan Politik Identitas Lebih Ditonjolkan'', hanyalah perasaan pribadi dari Bung Graal semata.

Bagi saya Bung Graal sedang melakukan insinuasi. Lebih dalam lagi apa yang disampaikan di media massa tak lebih dari dramatisasi politik. Hal itu diperlukan penjelasan lebih mendalam, edukasi yang holistik. Agar tidak menimpulkan bias tafsir. Karena situasi politik di Maluku Utara sedang meningkat tensinya, itu artinya para pihak yang merasa terdidik perlu melakukan pencerahan, bukan sebaliknya.  

Bisa jadi itu hanyalah kekhawatiran berlebihan, dan kecemasan yang diciptakan sendiri. Kalau ada satu dua case terkait sentimen agama tertentu dalam kancah konstalasi politik Pilgub Maluku Utara, itu hanya oknum tidak mewakili agama tertentu. Sebagian warga Maluku Utara juga insya Allah sudah melek informasi tentang politik. Yang kita kencangkan sebagai kelas menengah adalah pengawasan, dan edukasi bukan menyebar ketakutan.

Seorang publik figur atau pejabat publik perlu lebih selektif menyampaikan pernyataan. Karena efeknya bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan akan meluas dirasakan masyarakat. Jangan sampai memantik isu-isu sensitif yang sektarian. Kemudian berkonsekuensi melahirkan kegaduhan. 

Masyarakat tak boleh dikapitalisasi, atau diterror dan intimidasi dengan argumentasi yang provokatif. Karena sesungguhnya yang disebut sentimen Agama dan politik identitas kerap diinterpretasikan negatif. Cukuplah sudah sejarah kelam konflik horizontal pernah terjadi di Maluku Utara. Produksi narasi yang sejuk, mengokohkan kerukunan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun