Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Literasi progresif

Pegiat Literasi dan penikmat buku politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akal-akalan Politik Gagasan

2 Oktober 2024   08:36 Diperbarui: 2 Oktober 2024   08:38 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi, politisi perusak demokrasi (Dokpri)

KERAP publik dibuat terkecoh dengan hadirnya para politisi yang mencanangkan dan melakukan edukasi terkait politik narasi. Ini bukan barang baru. Tapi berhasil membuat masyarakat terkesima, bahkan manut atas ide politik gagasan tersebut. Jika kita telisik, gerakan itu akhir-akhir ini tidak berjalan tunggal.

Ayo diperiksa, perlu dibaca komprehensif. Ternyata ada undang di balik batu. Ada upaya membangun citra yang dilakukan politisi. Politik gagasan sekadar kedok. Direkayasa sehingga menjadi kamuflase atau tipuan semata. Agar masyarakat (konstituen) menganggap politisi tersebut memperjuangkan hal-hal idealis kerakyatan.

Cara manipulatif seperti ini anehnya masih ampuh saja di masyarakat. Politisi yang berusaha menempatkan dirinya sebagai sentrum dari gerakan politik gagasan malah bermain uang saat dirinya punya hajatan politik. Bagi kaum aktivis organisasi pola ini mudah dilacak dan dibaca motifnya.

Lantang dikatakan dalam forum-forum dialog ilmiah tentang haram dan jahatnya politik transaksional. Oleh karena itu harus dilawan. Tetnyata prank. Politisi itu malah menjadi aktor politik uang. Membeli suara masyarakat ketika kontestasi politik dilaksanakan.

Masyarakat tidak boleh terlena. Sebab, ada tren politisi yang demikian. Bicaranya berbusa-busa, begitu kelihatan memoles diri untuk menipu masyarakat dengan tampil sempurna. Ternyata ialah biang kerusakan demokrasi.

Berpolitik dengan cara mengandalkan uang dan menghimpun kekayaan. Apa jadinya nasib masyarakat bila diberikan di tangan politisi seperti itu?. Pastilah ia memikirkan keuntungan ekonomi. Beapa yang di keluarkan, berapa pula yang akan didapatnya.

Seharusnya politik gagasan dijalankan secara murni. Bukan menjadi hidden agenda (agenda tersembunyi). Jangan tipu masyarakat kita dengan menampilkan sikap ambigu. Di satu sisi mengaku anti politik uang, tapi di sisi lain sebagai pelaku politik uang. Ini bahaya.

Politisi yang berwajah ganda, berarti secara otomatis mengikis jati dirinya sendiri. Berani menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap dirinya. Bagaimana mau percaya kalau sang politisi itu tidak punya prinsip. Bersikap inkonsisten, bahkan kontraproduktif.

Dalam dirinya sendiri sudah muncul konflik. Menganjurkan masyarakat menghindari sestau karena buruk. Namun, dalam waktu yang berbeda, ia politisi yang memberi anjuran ini malah melakukan sesuatu yang dimintanya untuk dihindari tersebut.

Tak ada keteladanan. Hasilnya, masyarakat dibohongi. Berpura-pura menjadi malaikat di hadapan masyarakat. Ternyata, ia tak lebih dari iblis yang menyesatkan masyarakat. Kita mendorong agar kesadaran masyarakat tergerak untuk memotret hal demikian.

Supaya apa?, ke depan mereka tidak tertipu lagi. Tidak boleh diam dan tunduk pada politisi pembohong. Bila diam, masyarakat akan terus-menerus dimanfaatkan. Karena dianggap masyarakat dungu, tak tau apa-apa. Politik gagasan menjadi akal-akalan.


Masyarakat kita berharap bisa meliterasi diri dengan membaca berita di media massa. Bisa dibuat perbandingan, kekayaan yang didapat para politisi baik yang menjadi Anggota DPR RI, DPD RI, hingga para calon Kepala Daerah. Benarkah harta mereka diperoleh dari proses yang benar?.

Boleh dibuatkan konfirmasi atau dibuat logika terbalik. Berapa banyak gaji mereka yang didapat secara resmi dengan kekayaan yang didapat. Biar publik diberi pemahaman yang lengkap. Ini hal urgen karena kaitannya dengan transparansi dan keteladanan masyarakat kepada politisi atau publik figur yang dihormatinya.

Kita sebagai kaum yang sadar tentu mendorong politik gagasan (narasi). Tapi, catatannya jangan dijadikan tameng. Politik gagasan harus disuarakan dan dipraktekkan secara benar. Perlu konsistensi dari politisi. Bukan standar ganda.

Tentu terlampau picik bagi politisi yang bicara politik gagasan, lantas bertindak melampaui itu. Mencoreng politik gagasan itu sendiri dengan praktek politik uang. Seyogyanya semua elemen masyarakat harus mengerti pentingnya politik gagasan yang artinya melawan politik uang.

Apapun itu, proses politik yang meniadakan gagasan dan mengedepankan atau menonjolkan materi adalah merusak demokrasi. Tidka boleh dibiarkan. Masyarakat perlu meninggalkan politisi yang munafik seperti itu. Bicara politik gagasan, namun berpolitik dengan politik uang (transaksional).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun