Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Literasi progresif

Pegiat Literasi dan penikmat buku politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akal-akalan Politik Gagasan

2 Oktober 2024   08:36 Diperbarui: 2 Oktober 2024   08:38 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi, politisi perusak demokrasi (Dokpri)


Masyarakat kita berharap bisa meliterasi diri dengan membaca berita di media massa. Bisa dibuat perbandingan, kekayaan yang didapat para politisi baik yang menjadi Anggota DPR RI, DPD RI, hingga para calon Kepala Daerah. Benarkah harta mereka diperoleh dari proses yang benar?.

Boleh dibuatkan konfirmasi atau dibuat logika terbalik. Berapa banyak gaji mereka yang didapat secara resmi dengan kekayaan yang didapat. Biar publik diberi pemahaman yang lengkap. Ini hal urgen karena kaitannya dengan transparansi dan keteladanan masyarakat kepada politisi atau publik figur yang dihormatinya.

Kita sebagai kaum yang sadar tentu mendorong politik gagasan (narasi). Tapi, catatannya jangan dijadikan tameng. Politik gagasan harus disuarakan dan dipraktekkan secara benar. Perlu konsistensi dari politisi. Bukan standar ganda.

Tentu terlampau picik bagi politisi yang bicara politik gagasan, lantas bertindak melampaui itu. Mencoreng politik gagasan itu sendiri dengan praktek politik uang. Seyogyanya semua elemen masyarakat harus mengerti pentingnya politik gagasan yang artinya melawan politik uang.

Apapun itu, proses politik yang meniadakan gagasan dan mengedepankan atau menonjolkan materi adalah merusak demokrasi. Tidka boleh dibiarkan. Masyarakat perlu meninggalkan politisi yang munafik seperti itu. Bicara politik gagasan, namun berpolitik dengan politik uang (transaksional).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun