politik narasi. Ini bukan barang baru. Tapi berhasil membuat masyarakat terkesima, bahkan manut atas ide politik gagasan tersebut. Jika kita telisik, gerakan itu akhir-akhir ini tidak berjalan tunggal.
KERAP publik dibuat terkecoh dengan hadirnya para politisi yang mencanangkan dan melakukan edukasi terkaitAyo diperiksa, perlu dibaca komprehensif. Ternyata ada undang di balik batu. Ada upaya membangun citra yang dilakukan politisi. Politik gagasan sekadar kedok. Direkayasa sehingga menjadi kamuflase atau tipuan semata. Agar masyarakat (konstituen) menganggap politisi tersebut memperjuangkan hal-hal idealis kerakyatan.
Cara manipulatif seperti ini anehnya masih ampuh saja di masyarakat. Politisi yang berusaha menempatkan dirinya sebagai sentrum dari gerakan politik gagasan malah bermain uang saat dirinya punya hajatan politik. Bagi kaum aktivis organisasi pola ini mudah dilacak dan dibaca motifnya.
Lantang dikatakan dalam forum-forum dialog ilmiah tentang haram dan jahatnya politik transaksional. Oleh karena itu harus dilawan. Tetnyata prank. Politisi itu malah menjadi aktor politik uang. Membeli suara masyarakat ketika kontestasi politik dilaksanakan.
Masyarakat tidak boleh terlena. Sebab, ada tren politisi yang demikian. Bicaranya berbusa-busa, begitu kelihatan memoles diri untuk menipu masyarakat dengan tampil sempurna. Ternyata ialah biang kerusakan demokrasi.
Berpolitik dengan cara mengandalkan uang dan menghimpun kekayaan. Apa jadinya nasib masyarakat bila diberikan di tangan politisi seperti itu?. Pastilah ia memikirkan keuntungan ekonomi. Beapa yang di keluarkan, berapa pula yang akan didapatnya.
Seharusnya politik gagasan dijalankan secara murni. Bukan menjadi hidden agenda (agenda tersembunyi). Jangan tipu masyarakat kita dengan menampilkan sikap ambigu. Di satu sisi mengaku anti politik uang, tapi di sisi lain sebagai pelaku politik uang. Ini bahaya.
Politisi yang berwajah ganda, berarti secara otomatis mengikis jati dirinya sendiri. Berani menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap dirinya. Bagaimana mau percaya kalau sang politisi itu tidak punya prinsip. Bersikap inkonsisten, bahkan kontraproduktif.
Dalam dirinya sendiri sudah muncul konflik. Menganjurkan masyarakat menghindari sestau karena buruk. Namun, dalam waktu yang berbeda, ia politisi yang memberi anjuran ini malah melakukan sesuatu yang dimintanya untuk dihindari tersebut.
Tak ada keteladanan. Hasilnya, masyarakat dibohongi. Berpura-pura menjadi malaikat di hadapan masyarakat. Ternyata, ia tak lebih dari iblis yang menyesatkan masyarakat. Kita mendorong agar kesadaran masyarakat tergerak untuk memotret hal demikian.
Supaya apa?, ke depan mereka tidak tertipu lagi. Tidak boleh diam dan tunduk pada politisi pembohong. Bila diam, masyarakat akan terus-menerus dimanfaatkan. Karena dianggap masyarakat dungu, tak tau apa-apa. Politik gagasan menjadi akal-akalan.