Pilih pemimpin seperti yang kita harapkan secara ideal. Yang berintegritas, dapat dipercaya, konsisten, punya martabat. Malu dan sudah pasti merugi kita bila memilih pemimpin rakus, korup, ingkar janji, atau yang suka membeda-bedakan rakyatnya sendiri.
Cermin rakyat yang rukun, saling hormat-menghormati, toleran, solider, tidak korupsi, konsisten, dan penuh gotong royong harus terpotret pada pilihan politik.
Tak boleh karena Pilkada Serentak 2024 kita menggadaikan kehormatan, harga diri, nama baik, dan prinsip hidup yang selama ini kita pertahankan. Jangan karena uang, dijanjikan jabatan, lalu semua kemewahan hidup kita sebagai manusia merdeka dan mulia kita runtuhkan. Politik tukar tambah itu menurunkan level kemanusiaan kita.
Uang dan jabatan bukanlah keyakinan yang patut diperjuangkan. Semua itu tidak kita bawa mati. Jangan sampai kita berhalakan itu semua. Sehingga aneh karena hal tersebut membuat kita berjuang mati-mati dan mengorbankan harga diri. Mau bertikai dengan sesama.
Kita tak boleh menjadi sesembahan mereka para politisi bajingan pemburu jabatan. Bagi kita rakyat kecil nama baik lebih penting dari segalanya. Tidak ada nilai tukar apapun di dunia ini yang sebanding dengan harga diri kita.
Berhentilah bermesraan atau mempertahankan cara berpolitik lama yang menganggap uang sebagai segalanya. Kesampingkan, buang jauh-jauh mindset itu.
Rakyat harus berpikir maju empat sampai lima langkah. Perlu kenali sepak terjang calon Kepala Daerah, membaca visi misi mereka. Pandangan politik, program kerakyatan apa yang diperjuangkan ketika terpilih sebagai Kepala Daerah. Pendekatan ini lebih menguntungkan rakyat.
Putuskan hubungan toksik dengan politisi yang terbiasa membeli suara (vote buying) rakyat, menempatkan rakyat seperti sampah murahan. Mereka yang menempatkan rakyat sebagai alat tak layak dihormati. Itulah politisi busuk. Bahkan sangat wajar bila rakyat melawan mereka, musuhi mereka dengan tidak memilih politisi karbitan, politisi brengsek yang seperti demikian. Tanamkan dalam sanubari kita, bahwa pemimpin yang kita hasilkan dari proses demokrasi adalah cermin dari rakyat.
Melalui momentum politiklah semua dapat kita koreksi dan evaluasi. Dari kesalahan kita sebelumnya, harus kita mengambil hikmahnya untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Rakyat punya kemandirian menentukan sikap, memilih figur pemimpin yang berdasarkan harapan dirinya masing-masing. Wajah pemimpin ideal yang dikehendaki. Juga terbuka terhadap pemikiran baru. Silahkan cermati apa plus minus calon Kepala Daerah.
Puncaknya adalah tanggal 27 November 2024, sebagai waktu yang tepat dalam memutuskan pilihan politik. Di bilik suara rakyat akan memilih, berdoa sebelum mencoblos agar jiwa-jiwa kita dibebaskan dari iblis. Dijauhkan dari memilih calon Kepala Daerah pembawa mudharat.Â
Sampaikan, ingatkan kepada sanak saudara jangan mau dicap salah karena berkontribusi memilih Kepala Daerah pembawa petaka. Tukang korupsi, pemburu proyek, dan hanya memperkaya diri, keluarga, serta kroni-kroninya. Nauzubillahi min zalik.