Akan berdampak besar menggerogoti kendaraan atau perahu yang kita sebut demokrasi ini. Insya Allah atas niat baik dan doa kita semua dari seluruh rakyat Indonesia praktek politik dalam Pilpres (Pemilu) 2024 berjalan dengan adil. Tidak ada kaplingan, tidak pengarahan suara yang berujung chaos. Setidaknya sikap partisan Mahkamah Konstitusi kemarin dapat kita akhiri.
Jangan lagi buat aib dalam proses berpolitik kita. Tak boleh atas nama birahi kekuasaan pribadi rakyat dijadikan koran. Kasihan rakyat yang sebagian hidupnya sudah susah. Kemudian dijadikan lagi tumbal oleh elit politik atau king maker. Ayo kita gunakan nurani untuk ciptakan iklim politik yang baik dalam Pemilu 2024.
Bagi saya, konflik kepentingan Megawati vs Jokowi bisa jadi hanyalah sandiwara politik. Ketika ada reshuffle besar-besar atas Menteri yang merupakan kader atau petugas PDI Perjuangan barulah itu konflik serius. Bila belum ada reshuffle, maka jangan mudah percaya. Jika sebatas isu itu bisa dikatakan ini hanya drama biasa. Bisa jadi, cara ini yang efektif agar PDI Perjuangan dan Jokowi masih dapat melanggengkan kekuasaannya.
Pendekatan ini juga tepat untuk mengkanalisasi Prabowo Subianto. Lihat saja, Prabowo begitu sumringah saat Gibran bersedia menjadi Cawapres yang mendampingi dirinya. Apakah Prabowo tak pernah curiga atau ragu atas skenario politik besar yang tengah dirancang untuk mengalahkannya lagi dalam Pilpres.
Berhati-hatilah, dalam situasi ini Anies Muhaimin akan mendapat limpahan kesempatan, mendapat simpati dari publik. Janganlah Pilpres 2024 dijadikan sebagai parodi politik. Padahal yang perlu dirintis dan dipelihara para elit politik dalam menjaga stabilitas demokrasi yaitu bagaimana meninggalkan legacy yang baik untuk generasi Indonesia mendatang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI