Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Literasi Sampai Mati

Pegiat Literasi dan penikmat buku politik

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teater Politik Megawati Jokowi, Prabowo Terpukau

31 Oktober 2023   10:40 Diperbarui: 1 November 2023   09:06 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pewsiden Jokowi dan 3 Capres Metrotvnews.com)

Akan berdampak besar menggerogoti kendaraan atau perahu yang kita sebut demokrasi ini. Insya Allah atas niat baik dan doa kita semua dari seluruh rakyat Indonesia praktek politik dalam Pilpres (Pemilu) 2024 berjalan dengan adil. Tidak ada kaplingan, tidak pengarahan suara yang berujung chaos. Setidaknya sikap partisan Mahkamah Konstitusi kemarin dapat kita akhiri.

Jangan lagi buat aib dalam proses berpolitik kita. Tak boleh atas nama birahi kekuasaan pribadi rakyat dijadikan koran. Kasihan rakyat yang sebagian hidupnya sudah susah. Kemudian dijadikan lagi tumbal oleh elit politik atau king maker. Ayo kita gunakan nurani untuk ciptakan iklim politik yang baik dalam Pemilu 2024.

Bagi saya, konflik kepentingan Megawati vs Jokowi bisa jadi hanyalah sandiwara politik. Ketika ada reshuffle besar-besar atas Menteri yang merupakan kader atau petugas PDI Perjuangan barulah itu konflik serius. Bila belum ada reshuffle, maka jangan mudah percaya. Jika sebatas isu itu bisa dikatakan ini hanya drama biasa. Bisa jadi, cara ini yang efektif agar PDI Perjuangan dan Jokowi masih dapat melanggengkan kekuasaannya.

Pendekatan ini juga tepat untuk mengkanalisasi Prabowo Subianto. Lihat saja, Prabowo begitu sumringah saat Gibran bersedia menjadi Cawapres yang mendampingi dirinya. Apakah Prabowo tak pernah curiga atau ragu atas skenario politik besar yang tengah dirancang untuk mengalahkannya lagi dalam Pilpres.

Berhati-hatilah, dalam situasi ini Anies Muhaimin akan mendapat limpahan kesempatan, mendapat simpati dari publik. Janganlah Pilpres 2024 dijadikan sebagai parodi politik. Padahal yang perlu dirintis dan dipelihara para elit politik dalam menjaga stabilitas demokrasi yaitu bagaimana meninggalkan legacy yang baik untuk generasi Indonesia mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun