Silahkan kamu dengan jalanmu. May way, yang penuh duka dan pilu. Penuh dengan rasa sepi karena berjarak dengan keluarga. Kita tak pernah tau kelak serupa apa. Sedih, tragis, dan serumit apa kompleksitas masalah hidup yang kita hadapi.
Berhenti mengadili yang lain. Bersikap sewenang-wenang. Kita masih sama-sama manusia. Di balik kesulitan, kesusahan kita mungkin ada yang lebih susah. Begitu pula dengan kekayaan berlimpah. Ada yang kaya raya di atas yang kaya. Tapi, semua bisa dibolak-balik sekejap oleh sang khalik.
Masalah dalam hidup memang bersifat never ending. Belum selesai satu problem, kau dibawa bertemu problem yang baru lagi. Selama kita hidup, kita akan mendapati finding atau temuan. Baik itu berupa musibah ataukah berkah. Insya allah kita selalu dipertemukan dengan kebaikan.
Jangan kita selalu merasa besar dan hebat, merasa unggul di hadapan publik. Atau mereka yang mungkin berkekurangan secara materi. Lantas kita berpretensi buruk pada mereka, merendahkan. Kesempatan kerap hanya berganti, ada yang sifatnya delay semata. Dan ada pula yang langsung cepat dan tunai diberikan. Semua akan dimintai pertanggungjawabannya setelahnya.
Bersyukur atas capaianmu. Minta ampun atas salah dan khilaf-mu. Hargai semua mereka yang pernah berjalan menemanimu dalam berjuang menggapai cita-cita. Beri balas jasa, hormati mereka, bantu mereka, apresiasi mereka jika kau punya berkemampuan atas hal itu. Bukan kau ciptakan jarak saat sukses.Â
Bukan pula kau menjadi rakus dan jahat kemudian berbalik arah menghina. Menunjukkan kesombongan-mu pada orang lain. Memamerkan keserakahan, ucap syukur pada Allahu Rabbi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H