Kita yang terbiasa hidup bebas, tak mau diatur. Jika menonton film ini seperti kesetrum, dalam istilah milenial pasti kita ''meleleh''. Ditampar dan dihantam tsunami. Seperti destinasi film Sajadah Panjang mengantar dan memfasilitasi kita untuk merefleksikan apa saja hal yang telah membuat kita lalai.
Bagi saya, akhirnya kita perlu entertain diri di tengah kesibukan aktivitas dunia yang seakan-akan tak ada waktu untuk rebahan, dengan menonton film ini. Bahwa tidak mudah kita mendamaikan, memadukan, mendudukkan, dan menyatukan hati yang berbeda.
Semua hal tidak mudah. Hanya kita saja yang kerap menggampangkan, melakukan simplifikasi. Padahal, faktanya bertolak belakang. Dampak buruknya, pertentangan, perselisihan, dan konflik yang kita temui tak ada habisnya. Kita akan dibawa arus ego, kesombongan, serta kebodohan sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H