Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Literasi progresif

Pegiat Literasi dan penikmat buku politik

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kanalisasi Politik Jelang Pemilu 2024

14 Februari 2023   15:03 Diperbarui: 16 Februari 2023   10:29 1102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KOALISI Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIB) yang santer dikabarkan akan menyatu. Begitulah interaksi politik yang dinamis.

Pada entitas yang lain, partai NasDem sebagai pengusung Capres Anies Baswedan akan menjadi musuh bersama. Ancaman bakal pecahnya Koalisi Perubahan otomatis terbuka. Lain halnya dengan Ganjar Pranowo yang cukup kewalahan karena terus dicueki Megawati.

Belum lagi safari politik Presiden Jokowi yang kian ekstra. Kemudian, kasus Sambo yang divonis hukum mati. Ini menjadi rantai, rentetan yang ramai, dan mewarnai percakapan politik kita akhir-akhir ini. 

Bagi saya, peta politik KIB dan KKIB berpotensi melakukan fusi merupakan hal yang biasa. Kedua kutub ini merupakan jelmaan "tangan raksasa". Tidak mengejutkan lagi. Bagaimana tidak, sejak awal KIB dibentuk memang menjadi sekoci bagi Ganjar Pranowo.

Setelahnya, apa kepentingannya KKIB? Tentu, Prabowo dan Cak Imin hanya melakukan tes ombak. Mengecek kepastian infrastruktur politik lawan. 

Sudah sejauh mana kekuatan kelompok di luar Istana membangun sekutu politiknya. KKIB melakukan injeksi, sekaligus menjukkan dimana posisi lawan, dan menjadi pemecah ombak.

Konstalasi politik di republik ini memang begitu kecenderungannya. Sulit mengalahkan kekuatan pemerintah yang sedang memimpin. 

Maka, rangkai-merangkai kepentingan untuk jalan menuju koalisi yang kuat akan dirintis. Pembacaan peta politik dibuat menjadi mudah bagi faksi pro pemerintah.

Di luar kekuatan itu pasti gelagapan. Peta politik akan menjadi kabur, samar-samar dibacanya. Koalisi Perubahan makin menjadi sorotan, terima ataupun tidak begitulah faktanya. Surya Paloh menjadi pusat perhatian. Dalam situasi seperti ini biasanya selalu ada emergency exit yang diambil.

Kompromi tingkat elit akan dibangun. Menyusun ulang agenda politik dilakukan. Jika ada kekuatan yang tidak terakomodir kepentingannya, pasti skema politik menuju Pemilu 2024 berubah lagi. 

Prediksi saya, KIB dan KKIB lebih berpeluang berkoalisi, ketimbang bertahan pada posisi masing-masing.

Itu lebih menguntungkan. Ketika peluang itu diabaikan, maka Koalisi Perubahan menang telak. Bahkan ketika pimpinan partai politik KIB dan KKIB diberi kearifan pasangan calon yang diusung idealnya Ganjar Pranowo - Erick Thohir. Dapat tercipta tiga poros koalisi di Pilpres 2024 mendatang.

Tidak main-main, sedikit saja PDI Perjuangan menurunkan egonya dan bergabung dengan KIB dan KKIB, pastilah koalisi besar tercipta. 

Kemenangan makin mudah diraih. Kompetisi politik pun makin dipersempit. Komposisi pasangan Capres menjadi dua. Peluang kalah Anies Baswedan sangat besar.

Daya tawar politik Puan Maharani, anaknya Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati, adalah menjadi Ketua DPR RI kembali. 

Itu lebih memudahkan kemenangan. Daripada ngotot, lalu akhirnya kalah. Karena ketika ada tiga paslong Presiden, pasti Anies Baswedan akan menang.

Mau diduetkan dengan siapapun, ketika tiga, apalagi empat paslon dalam Pilpres 2024 dan Anies menjadi salah satu kontestan, maka kemenangan akan berpihak pada Anies. 

Itu artinya, jika mau mengalahkan Anies pilihannya ''head to head'' Ganjar - Erick vs Anies AHY, atau Anies Khofifah. Formulasi paling efektif yakni Anies dijegal sejak awal.

Pilihan paling ekstrim ''memaksakan'' Anies Basdewan ditersangkakan. Sebab kalau melihat ketegasan sikap Surya Paloh sebagai penggagas Koalisi Perubahan, ini sudah soal harga diri. 

Masuk hal prinsip. Sehingga kecil kemungkinannya NasDem meninggalkan Anies Baswedan. Surya akan menargetkan kemenangan.

Buruknya kanalisasi politik (Dokpri)
Buruknya kanalisasi politik (Dokpri)

PDI Perjuangan akan berada dalam posisi buah simalakama. Meski punya tiket mengusung calon sendiri, namun kekuatan menang itu jauh, PDI Perjuangan pasti berpikir seribu kali untuk maju mandiri. 

Pilihan akhirnya, PDI Perjuangan akan bergabung dengan KIB dan KKIB. KIB delapan puluh lima persen akan bersatu dengan KKIB.

Rasanya sudah seperti itu skenario awalnya. Pasti fatal bagi pihak Istana ketika terbentuk empat paslon di Pilpres 2024. Makin sulit mengalahkan kubu Anies. 

Jalan damai, tidak perlu kerja terlalu berdarah-darah untuk merebut kemenangan ialah menciptakan dua paslon Presiden di tahun 2024. Anies akan keok.

Terjadi tsunami politik, mengejutkan jika PDI Perjuangan menyatu bersama kubu Koalisi Perubahan. 

Paket yang dilahirkan adalah Anies - Puan Maharani, maka opsi dua Capres lebih sengit lagi. Yakni Ganjar - Erick berhadapan dengan Anies - Puan Puan. Dalam politik semua kemungkinan bisa terjadi.

Dalam sense politik saya, pra kondisi menuju Pemilu 2024 saat ini tengah disiapkan. Penyelenggara Pemilu dirapikan. Semua akan menjadi tertib pada waktunya. 

Saat adzan berkumandang, masing-masing geng politik mengkonsolidasikan jamaahnya. Lalu menunggu iqomah tiba, makan seluruh pasukan akan rapi berkumpul sesuai shafnya.

Baik KIB, KKIB, PDI Perjuangan, dan Anies Baswedan sama-sama punya kesempatan untuk proses elektoral. Tak terkecuali, dari empat kekuatan ini sudah pasti masing-masing menargetkan kemenangan. Tidak ada satupun makhluk politik yang mau kalah dalam kompetisi politik.

Dari semangat itu, maka para elit politik harus matang mengestimasi kekuatan. Salah mengambil sikap, kurang akurat membaca tanda-tanda perubahan politik, maka harapan kemenangan akan tertunda. Kanalisasi kekuatan jelang Pemilu 2024 sedang alot-alotnya dilakukan.

Tak heran, jika politisi minim pengalaman, tidak cerdas emosionalnya, sering kali sensitif. Menjadi marah-marah. Mudah tersinggung. 

Kanalisasi kekuatan politik akan melacak mana kawan dan mana lawan dalam pertarungan politik. Lawan sekali lagi, bukan musuh. Seperti inilah seninya berpolitik.

Setelah permainan, akan ada rekonsiliasi. Sportifitas dibangun. Bukan malah menjadi baper, lalu lawan dijadikan musuh. Bagi politisi yang dewasa dan negarawan, perbedaan pilihan serta perbedaan jalan politik sebagai hal lumrah dalam berdemokrasi. Tidak dijadikan masalah mendasar.

Saling kejut mengejutkan dalam komunikasi politik, titik temu kepentingan bukan hal haram dalam praktek politik. 

Komunikasi, pendekatan politik adalah ruang mengesosiasikan kepentingan. Jangan menjadi politisi gagap, dan gagal dalam menerjemahkan kepentingan politik. Politisi memang harus dinamis.

Jangan taklid buta terhadap sesuatu. Kemudian, mengutuk orang lain yang berbeda kepentingan politik dengannya. 

Politisi harus mencerahkan dirinya, tidak menjadi pembenci. Ia memikirkan tentang kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadinya. Bukan terbalik.

Kanalisasi politik dilakukan guna mengurung, atau mengalienasi lawan. Agar pertarungan menjadi mudah dikendalikan. Mengenali kawan dan lawan. 

Melalui cara tersebut pengkanalisasi kekuatan lebih gampang mengalahkan lawan-lawannya. Sebelum berakhir pertandingan, biasanya kemenangan telah diketahuinya.

Alternatif akhir dari politik Kanalisasi yakni dengan dua jurus jitu. Pertama, membujuk untuk bersama dalam koalisi. Kedua, mengalahkan jika tak mau menjadi mitra berkoalisi. Konsekuensi logis dari dua jalan tersebut melalui intervensi, bujuk rayu, dan intimidasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun