Peran generasi pertama penghafal Al Qur'an dalam pengumpulan ayat-ayat Al Qur'an.
Ketika Muhammad SAW wafat dan kemudian sebagian sahabat-sahabat beliau juga wafat, maka muncul kesadaran untuk mengumpulkan ayat Al Qur'an menjadi satu untuk kemudian dibukukan menjadi satu kesatuan.
Semua ayat-ayat Al Qur'an yang dihafal maupun ditulis dalam berbagai macam bentuk media, kemudian dikumpulkan.
Mengingat hafalan adalah patokan utamanya, maka dikumpulkanlah semua sahabat yang masih hidup pada saat itu untuk dilakukan pengumpulan, pencocokkan serta verifikasi dan validasi hafalannya.
Jika ada perbedaan pengucapan (pronoun) maka disepakati untuk mengikuti cara pronoun yang sesuai dengan cara Muhammad SAW mengucapkannya pada saat beliau masih hidup.
Kenapa ada perbedaan ? karena para sahabat penghafal Al Qur'an berasal dari berbagai suku yang berbeda dengan dialek yang berbeda pula.
Untuk memahami ringkasan kisahnya silahkan baca tulisan ini.
Lalu naskah kuno Al Qur'an yang ditemukan di Yaman itu apa dong ?
Pada tahun 1972 ada kisah penemuan naskah kuno di Yaman yang baru diketahui itu adalah naskah kuno Al QUr'an setelah Dr. Gerard Puin seorang ilmuwan jerman datang ke tempat itu 7 tahun kemudian.
Penemuan itu tentu saja menghebohkan bagi orang-orang yang tidak memahami bahasa Arab dan kultur/tradisi orang Arab yang sangat kuat dalam tradisi lisan dan menghafal.
Kenapa begitu ?
Pertama, bagi orang yang tidak mengerti bahasa Arab dan tradisi lisan bangsa Arab, tulisan di naskah kuno yang tanpa tanda baca koma atau titik sama sekali (Arab gundul) itu memungkinkan untuk dibaca sampai 30 bentuk pengucapan kata yang berbeda yang secara logis bisa menimbulkan perbedaan pengertian..
Tentu saja itu hanya betul jika yang membacanya bukan penghafal Al Qur'an yang sebenarnya hehehehe.. Kalau yang membacanya adalah sang penghafal Al Qur'an yang sesungguhnya maka bacaannya akan sama saja.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!