Mohon tunggu...
bunga kambodja
bunga kambodja Mohon Tunggu... -

just another anak bangsa yang easy going..

Selanjutnya

Tutup

Politik

[1] Belajar Dari Kesalahan Amerika Serikat Dalam Masalah Israel-Palestina : Integritas dan Independensi

24 Juni 2010   08:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:19 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_176206" align="aligncenter" width="300" caption="(viewzone.com/ dualcitizen.html)"][/caption] Amerika Serikat bisa melakukan kesalahan juga ? Ya begitulah yang saya dapat simpulkan dari suatu tulisan yang akan saya kutip dibawah ini.

PEMBERITAHUAN: MOHON MAAF TADI TULISAN INI SEMPAT TERHAPUS SECARA TIDAK SENGAJA. MOHON MAAF UNTUK PARA KOMPASIANER YAG SUDAH TERLANJUR POSTING KOMENTAR. KALAU TIDAK KEBERATAN, SILAHKAN POSTING ULANG

Sebelumnya, saya ajak Anda untuk memulainya dari komentar kedua sahabat Velocity Dust terhadap reportase saya berjudul “Ini Dia, Perang Email Antara Israel dengan Asosiasi Wartawan PBB !“, yang mengatakan bahwa :

3.Keamanan Nasional Israel merupakan bagian dari Keamanan Nasional AS, artinya hak bela diri Israel juga menjadi penting bagi AS, hal ini saya benarkan karena dalam kebijakan politik luar negeri AS, Israel menempati konsentris pertama dan memiliki konsekuensi tersendiri, hanya karena hal itulah maka keamanan nasional Israel menjadi penting, kenapa Israel menjadi konsentris pertama? itu urusan dapur mereka.

Atas komentar tersebut, saya menanggapinya sebagai berikut:

3. Menurut saya, justru hal yang menarik untuk dianalisis adalah ‘urusan dapur’ yang seperti apa yang menyebabkan AS sampai sebegitu amat mbelain Israel bahkan untuk masalah yang secara kemanusiaan sudah tidak pantas dibela.

Dan ternyata saya mendapatkan kemujuran luar biasa karena mendapatkan link tulisan yang sedikit banyak bisa menjawab mengapa Amerika Serikat begitu dekat dengan Israel. Dan Eden menulis suatu artikel untuk viewzone magazine dengan judul Dual Citizenship — Loyal to Whom ? yang saya terjemahkan secara bebas menjadi Berkewarganegaraan Dua — Loyal Kepada Yang Mana ? Inti tulisannya adalah bahwa terdapat beberapa orang yahudi Amerika yang memiliki 2 kewarganegaraan, yaitu Israel dan Amerika, yang bekerja sebagai pegawai pemerintah Amerika Serikat dan sebagian diantaranya mengisi posisi yang penting dan strategis. Tentu saja adalah sesuatu yang wajar jika muncul pertanyaan tentang ke negara manakah loyalitas mereka akan diberikan ? Pastinya kita tidak bisa memukul rata bahwa semua orang yahudi Amerika yang memiliki 2 kewarganegaraan Israel dan Amerika Serikat pasti akan selalu loyal kepada Israel, bukan ? Itu tergantung preferensi pribadi masing-masing. Dan kita tidak akan pernah tahu hal-hal yang bersifat pribadi seperti itu. Tetapi, sebagai suatu sistem yang sangat besar dan kompleks, negara Amerika Serikat sudah seharusnya memperhatikan betapa sulitnya untuk memastikan integritas setiap orang yang memiliki kewarganegaraan lebih dari satu. Apalagi kalau yang bersangkutan bekerja sebagai pegawai pemerintahan dan menduduki posisi-posisi penting dan strategis. Integritas itu sangat personal. Tergantung pribadinya masing-masing. Namun secara sistem, harus diterapkan kebijakan untuk menghindari potensi risiko tidak integritasnya orang Amerika yang berkewarganegaraan lebih dari satu jika bekerja sebagai pegawai pemerintah dan posisi kenegaraan lainnya. Lalu bagaimana caranya ? Pendekatan formal yang bersifat preventif dan dapat diimplementasikan adalah dengan mengeluarkan kebijakan yang melarang seseorang yang berkewarganegaraan lebih dari satu untuk bekerja sebagai pekerja pemerintah dan negara Amerika Serikat atau minimal tidak boleh menempati posisi-posisi penting dan strategis. Nah ternyata, Amerika Serikat pernah memiliki kebijakan yang semacam itu tetapi kemudian dianggap tidak berlaku setelah adanya kejadian yang nantinya diceritakan pada tulisan yang saya kutip dibawah. Untuk lebih jelasnya, silahkan baca dengan teliti hasil riset dan analisis Dan Eden untuk viewzone magazine

Dual Citizenship — Loyal to Whom? Berkewarganegaraan Dua — Loyal Kepada Yang Mana ? by Dan Eden
Please also seeOmert Humiliates AmericaandWho Controls Hollywood and the Media?.
Someone wrote and asked me, “Why are there Israeli- but not Mexican-American Dual Nationals?”

Seseorang menulis dan bertanya kepada saya, “Kenapa ada dua kewarganegaraan Amerika-Israel, tapi gak ada Mexico-Amerika ?” Well, here’s my take on this. I’d also like your views and opinions.

Yah, ini pendapat saya. Saya juga ingin tahu pandangan dan opini Anda Before I begin I’d like to day something important. There is a new law — the so-called “Hate Speech” law, that just passed the House and is expected to pass the Senate and become law very soon. It was originally designed to guard against discrimination of oppressed minorities but was soon recognized as a way for Israel to forever end any criticism of the state of Israel and Zionism. When it is law, this page, and many like it will be deleted from the internet as yet another mile marker of the infringement of truth and free speech by certain dual-nationals at the expense of true and patriotic Americans. Enough said.

Sebelum saya memulai, saya ingin katakan sesuatu yang penting.Ada sebuah hukum yang baru - disebut hukum “Hate Speech”, yang baru saja disetujui House (Catatan: House of Representative) dan diharapkan disetujui Senat dan akan segera menjadi hukum. Awalnya dirancang untuk menjaga terhadap diskriminasi kaum minoritas tertindas tapi segera diakui sebagai cara bagi Israel untuk selamanya mengakhiri setiap kritik apapun terhadap negara Israel dan Zionisme.Ketika itu sudah menjadi hukum, maka halaman web ini, dan banyak halaman web lain seperti ini akan dihapus dari internet yang merupakan sebagai pertanda adanya pelanggaran terhadap kebenaran dan kebebasan berbicara, yang dilakukan oleh orang yang memiliki dual-nationals (catatan: dua negara) tertentu dengan mengorbankan orang Amerika yang jujur dan patriotik.Cukup sudah. Unless we are Native American Indians, all Americans have their origins in some other country. Both of my parents were from England. They were proud to be “British” but they were most proud of achieving their American citizenship. Sure, we had pictures of the Queen and nick-nacks with the Union Jack on them. My mother even celebrated the traditional 4 o’clock tea time and was good at making Yorkshire Pudding. In the late 60’s my older brother served in the US Army and did his tour in Viet Nam. When it came down to “allegiance,” we were all patriotic Americans. Period.

Kecuali jika kita orang Indian Asli Amerika, semua orang Amerika memiliki asal-usul mereka dari beberapa negara lain.Kedua orang tua saya berasal dari Inggris.Mereka bangga menjadi “Inggris” tapi yang paling mereka bangga adalah mencapai kewarganegaraan Amerika.Tentu, kami punya foto Ratu dan nick-nacks dengan Union Jack. Ibuku bahkan merayakan waktu minum teh tradisional jam 4 dan pandai membuat Yorkshire Pudding.Pada 60-tahun an kakak saya bertugas di Angkatan Darat AS dan melakukan tugasnya di Viet Nam.Ketika kembali ke issue “kesetiaan,” kami semua adalah orang Amerika patriotik. Titik. The word “allegiance” means that we promise loyalty. It also carries with it the expectation that this loyalty will be exclusive and unrestrained. In the case of a declared war or real threat or conflict, for example, our allegiance to America should preclude any other interest, be it another country or political ideology.

Kata “kesetiaan” berarti bahwa kita berjani untuk suatu kesetiaan.Hal ini juga disertai dengan harapan bahwa loyalitas ini akan eksklusif dan tidak terbatas.Dalam kasus perang atau ancaman nyata atau konflik, misalnya, kesetiaan kita kepada Amerika harus menghalangi kepentingan lainnya, baik negara lain atau ideologi politik. When they took their oath to become American citizens, my parents had to pledge their “allegiance” exclusively to America and renounce their allegiance to “any and all foreign governments.” That included Great Britain, one of our strongest allies.

Ketika mereka mengambil sumpah mereka untuk menjadi warga negara Amerika, orangtua saya harus janji “kesetiaan mereka” secara eksklusif untuk Amerika dan meninggalkan kesetiaan mereka kepada “setiap dan semua pemerintah asing.”Itu termasuk Britania Raya, salah satu sekutu terkuat kita. Before Viewzone asked me to research the meaning of “dual citizenship,” I had never heard of the term. How could someone be a citizen of two countries at the same time? But I was just ignorant. Dual nationalities and citizenships are quite common.

Sebelum Viewzone meminta saya untuk meneliti arti dari “kewarganegaraan ganda,” Sayabelum pernah mendengar tentang istilah itu.Bagaimana mungkin seseorang menjadi warga dari dua negara pada saat yang sama?Tapi itu karena aku selama ini tidak pernah memperhatikannya. Dual kebangsaan dan kewarganegaraan cukup umum. From my internet research, I learned that in 1997, a French Canadian with a U.S. passport ran for mayor of Plattsburgh, N.Y. He argued that the incumbent spoke French too poorly to be running a city so close to Quebec. He lost. Also in 1997, a retired top American official for the U.S. EPA (Environmental Protection Agency) ran for president of Lithuania. He was inaugurated in February to a burst of fireworks!

Dari penelitian internet saya, saya mengetahui bahwa pada tahun 1997, seorang Perancis Kanada dengan paspor AS maju untuk pemilihan walikota Plattsburgh, NY. Dia berargumen bahwa bahasa Prancis incumbent  terlalu buruk untuk mengelola sebuah kota yang begitu dekat dengan Quebec. Dia kalah.Juga pada tahun 1997, seorang pensiunan pejabat EPA (Environmental Protection Agency) Amerika mencalonkan diri sebagai presiden Lituania.Ia dilantik pada bulan Februari dengan ledakan kembang api! In 1996, Dominicans from New York not only could vote in the Dominican Republic’s presidential elections for the first time, they could vote for a fellow New Yorker. Multiple nationalities have become so commonplace that some analysts fear the trend is undermining the notion of nationhood, particularly in the place with the most diverse citizenry on Earth: the United States.

Pada tahun 1996, Orang turunan Dominika dari New York tidak hanya bisa memilih dalam pemilihan presiden Republik Dominika untuk pertama kalinya, mereka juga bisa memilih untuk sesama orang yang tinggal di New Yorke. Beberapa negara telah menjadi begitu biasa dengan hal tersebut sehingga beberapa analis kuatir tren tersebut dapat merusak gagasan kebangsaan, terutama di tempat dengan warga negara paling beragam di Bumi: Amerika Serikat. Debate over the issue intensified in the late 1990s, when Mexico joined the growing list of poor nations that say it’s OK for their nationals to be citizens of the countries to which they have migrated. Under the law that took effect in 1998 Mexicans abroad — most of them in the United States — will be able to retain Mexican citizenship even if they seek U.S. citizenship. And naturalized Americans of Mexican descent will be able to reclaim their original citizenship. The Mexican government stopped short, for now, of giving expatriates the right to vote.

Perdebatan intensif masalah tersebut terjadi di akhir 1990-an, ketika Meksiko masuk kedalam daftar negara-negara miskin yang mengatakan, bahwa tidak apa-apa bagi warga negaranya untuk menjadi warga negara tempat mereka bermigrasi.Berdasarkan hukum yang diberlakukan pada tahun 1998 orang Meksiko di luar negeri - kebanyakan dari mereka di Amerika Serikat - tetap dapat mempertahankan kewarganegaraan Meksiko bahkan sekalipun jika mereka mendapatkan kewarganegaraan AS.Dan orang Amerika keturunan Meksiko karena naturalisasi tetap dapat kembali kewarganegaraan asli mereka.Pemerintah Meksiko menghentikan untuk sementara, untuk sekarang, memberikan ekspatriat hak untuk memilih. Security Issues Since citizenship carries with it a responsibility to be exclusively loyal to one country, the whole concept of dual citizenship and nationality raises questions about which of the dual citizenships have priority. This is extremely important when the two countries have opposing interests. It can be a deadly problem when a dual citizen is in a high position within our American government.

Karena kewarganegaraan disertai dengan tanggung jawab untuk secara eksklusif setia kepada satu negara, seluruh konsep kewarganegaraan dan kebangsaan ganda menimbulkan pertanyaan mengenai yang mana dari dua kewarganegaraan tersebut yang menjadi prioritas.Hal ini sangat penting ketika kedua negara memiliki kepentingan yang berlawanan.Ini dapat menjadi masalah mematikan ketika warga dengan dua kewarganegaraan tersebut berada dalam posisi yang tinggi dalam pemerintahan Amerika kita. Can one imagine a Japanese citizen serving in the Pentagon during WWII? Or how about a citizen of the Soviet Union holding a cabinet position in the White House during the Cold War?

Dapatkah seseorang membayangkan ada warga Jepang yang bekerja di Pentagon selama Perang Dunia II?Atau bagaimana kalau ada warga negara Uni Soviet memegang posisi kabinet di Gedung Putih selama Perang Dingin? Today’s conflicts are centered in the Middle East. America needs to balance foreign policies towards oil producing Arab nations with our goal being peace and stability in the region. This places a burdon on our government to be even-handed in our dealings with the Arab world and Israel. While the Iraq War was waged on lies about Weapons of Mass Destruction and revenge for 911, thereal reasonhas emerged as a well designed global plan to improve the power and leverage of Israel. Added to this policy is yet another potential blow to American interests and security — the impending War with Iran. This war will be waged for the security of Israel and will be paid for by the blood of American soldiers and the hard-earned money of American citizens whose quality of life is inversely tied to the cost of petrolium.

Konflik saat ini berpusat di Timur Tengah.Amerika perlu menyeimbangkan kebijakan luar negeri terhadap negara-negara Arab penghasil minyak dengan tujuan perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.Hal ini menjadi beban yang harus dipikul pemerintah kita untuk adil dalam berurusan dengan dunia Arab dan Israel.Sementara Perang Irak dilancarkan berdasarkan kebohongan tentang Senjata Pemusnah Massal dan balas dendam atas 9/11,alasan sebenarnyatelah muncul yaitu sebagai rencana global yang dirancang dengan baik untuk meningkatkan kekuatan dan pengaruh Israel.Tambahan lain pada kebijakan itu adalah potensi pukulan lain terhadap kepentingan dan keamanan Amerika - yaitu perang yang akan datang dengan Iran.Perang ini akan dilaksanakan demi keamanan Israel dan akan dibayar oleh darah tentara Amerika serta uang hasil kerja keras penduduk Amerika yang kualitas hidupnya berbanding terbalik dengan biaya BBM. Recently, in their much lauded paper,The Israel Lobby and U.S. Foreign Policy, Harvard professor, Stephen Walt, and University of Chicago professor, John Mearsheimer, focused attention on the strong Israeli lobby which has a powerful influence over American foreign policies (seeBBC article). They detail the influence that this lobby has exerted, forming a series of international policies which can be viewed as in direct opposition to the interests and security of the American people. These acts and policies are more often than not carried out by US government appointees who hold powerful positions and who are dual American-Israeli citizens. Since the policies they support are often exclusively beneficial to Israel, often to the detriment of America, it has been argued that their loyalties are misdirected.

Baru-baru ini, dalam tulisan mereka yang mendapat banyak pujian,The Israel Lobby dan US Foreign Policy, profesor Harvard, Stephen Walt, dan profesor University of Chicago, John Mearsheimer, memfokuskan perhatian pada lobi Israel yang kuat dan memiliki pengaruh kuat terhadap kebijakan luar negeri Amerika (lihatartikel BBC).Mereka merinci pengaruh yang lobi ini telah diberikan, membentuk serangkaian kebijakan internasional yang dapat dilihat sebagai suatu kebijakan yang bertentangan langsung dengan kepentingan dan keamanan rakyat Amerika.Tindakan dan kebijakan ini lebih sering dilakukan oleh orang yang ditunjuk pemerintah AS yang memegang posisi kuat dan berkewarganegaraan ganda Amerika-Israel.Karena kebijakan yang mereka dukung sering secara eksklusif menguntungkan Israel, dan sering merugikan Amerika, oleh karena itu sering dianggap berpendapat bahwa kesetiaan mereka salah arah. A few classic examples can be cited here.

Sebuah contoh klasik beberapa dapat dikutip di sini. Jonathan Jay Pollard was an American-Israeli citizen who worked for the US government. He is well known because he stole more secrets from the U.S. than has any other spy in American history. During his interrogation Pollard said he felt compelled to put the “interests of my state” ahead of his own. Although as a U.S. Navy counter-intelligence specialist he had a top-secret security clearance, by “my state” he meant the state of Israel.

Jonathan Jay Pollard adalah seorang berkewarganegaraan ganda Amerika-Israel yang bekerja untuk pemerintah AS.Ia terkenal karena ia mencuri rahasia dari AS lebih banyak daripada mata-mata lain dalam sejarah Amerika.Selama diinterogasi, Pollard mengatakan ia merasa terdorong untuk menempatkan “kepentingan negara saya” di depan kepentingannya sendiri.Meskipun sebagai spesialis kontra-intelijen Angkatan Laut AS ia memiliki rahasia clearance keamanan tingkat atas, padahal yang dia maksud “negara saya” adalah negara Israel. Literally tens of thousands of Americans holding U.S. passports admit they feel a primary allegiance to the state of Israel. In many instances, these Americans vote in Israeli elections, wear Israeli uniforms and fight in Israeli wars. Many are actively engaged both in the confiscation of Palestinian lands and in the Israeli political system. Three examples come to mind:

Secara harfiah ada puluhan ribu orang Amerika yang memegang paspor AS mengakui bahwa mereka merasakan kesetiaan utama mereka pada negara Israel.Dalam banyak kasus, orang-orang Amerika itu ikut memilih dalam pemilihan umum Israel, mengenakan pakaian seragam dan ikut berperang atas nama Israel.Banyak yang secara aktif terlibat didalam perampasan tanah Palestina dan didalam sistem politik Israel.Tiga contoh yang datang ke pikiran saya adalah: One isRabbi Meir Kahane, who founded the militant Jewish Defense League in the U.S. in the 1960s, then emigrated to Israel where, eventually, he was elected to the Knesset. Until he was shot and killed at one of his U.S. fund-raising rallies in 1990, the Brooklyn-born rabbi shuttled between Tel Aviv and New York, where he recruited militant American Jews for his activities in Israel against Palestinians. He claimed to be a “dual citizen” of America and Israel.

Salah satunya adalahRabbi Meir Kahane, yang mendirikan Liga Pertahanan Yahudi militan di Amerika Serikat pada 1960-an, kemudian berimigrasi ke Israel di mana, akhirnya, ia terpilih menjadi anggota Knesset.Sebelum akhirnya dia ditembak dan dibunuh di salah satu aksi penggalangan dana di tahun 1990, rabi kelahiran Brooklyn ini sering berpergian antara Tel Aviv dan New York, di mana dia merekrut militan Yahudi Amerika untuk menjalankan aktivitasnya di Israel terhadap Palestina.Dia mengaku sebagai warga negara berkewarganegaraan ganda Amerika dan Israel. Another Jewish American,James Mahonfrom Alexandria, Virginia, reportedly was on a secret mission to kill PLO Chairman Yasser Arafat when he was shot in 1980 by an unknown assailant. When he was shot, Mahon held an American M-16 in his hand and aU.S. passport in his pocket.

Yahudi Amerika lainnya,James Mahondari Alexandria, Virginia, dilaporkan sedang dalam misi rahasia untuk membunuh Ketua PLO Yasser Arafat ketika dia ditembak pada tahun 1980 oleh penyerang yang tak dikenal.Ketika dia ditembak, Mahon membawa senjata M-16 Amerika di tangannya danpaspor AS di saku. Then there wasAlan Harry Goodman, an American Jew who left his home in Baltimore, Maryland, flew to Israel and served in the Israeli army. Then, on April 11, 1982, armed with an Uzi submachine gun, he walked, alone, to Al-Aqsa, Jerusalem’s most holy Islamic shrine, where he opened fire, killing two Palestinians and wounding others. Both the U.S. and Israeli governments played down the incident, as did the media.

Kemudian adaAlan Harry Goodman, seorang Yahudi Amerika yang meninggalkan rumahnya di Baltimore, Maryland, terbang ke Israel dan menjadi tentara Israel.Kemudian, pada tanggal 11 April 1982, dengan bersenjata senapan mesin ringan Uzi, ia berjalan, sendirian, ke Masjid Al-Aqsa, tempat suci orang Islam yang paling suci di Yerusalem, di mana ia melepaskan tembakan, menewaskan dua orang Palestina dan melukai orang lain.Baik pemerintah AS dan Israel mengesampingkan insiden itu, begitu pula media. Most recently, US Navy Petty Officer,Ariel J. Weinmann, while serving at or near Bahrain, Mexico, and Austria, “with intent or reason to believe it would be used to the injury of the United States or to the advantage of a foreign nation (Israel), [attempted] to communicate, deliver or transmit classified CONFIDENTIAL and SECRET information relating to the national defense, to a representative, officer, agent or employee of a foreign government.” Weinmann was apprehended on March 26 after being listed as “a deserter by his command,” according to the US Navy. The information he gathered was supplied to Israel.

Baru-baru ini, US Navy Petty Officer,Ariel J. Weinmann, sambil bekerja di atau dekat Bahrain, Meksiko, dan Austria, “dengan niat atau alasan yang dipercaya akan digunakan untuk mencederai Amerika Serikat atau menjadi suatu keuntungan bagi bangsa asing (Israel), [mencoba] untuk berkomunikasi, memberikan atau mengirimkan informasi yang diklasifikasikan TERTUTP dan RAHASIA yang berkaitan dengan pertahanan nasional, perwakilan, petugas, agen atau karyawan pemerintah asing.”Weinmann ditahan pada 26 Maret setelah dimasukkan dalam daftar sebagai “desertir karena perintahnya,” menurut Angkatan Laut Amerika Serikat.Informasi yang dikumpulkan itu diberikan kepada Israel. Ben-Ami Kadish, a Connecticut-born U.S. dual citizen who worked in New Jersey was arrested and charged with giving top secret nuclear information and details about the US Patriot Missile to an Israeli agent — the same agent involved with the Jay Pollard case. The espionage charges reportedly stem from acts committed in the 1980s. These activities, like the ones with convicted spy Pollard, were immediately denied by Israel (Pollard pleaded guilty in 1986). It is further reported that Israeli officials instructed Kadish to lie to US investigators. Kadish was scheduled to be arraigned on April 22, 2008 at U.S. District Court in Manhattan.

Ben-Ami Kadish, yang lahir di Connecticut berkewarganegaraan ganda dan bekerja di New Jersey, ditangkap dan didakwa karena memberikan informasi nuklir rahasia dan rincian tentang rudal Patriot AS ke agen - agen Israel yang sama dengan yang terlibat dalam kasus Jay Pollard.Tuduhan spionase yang dilaporkan berasal dari tindakan yang dilakukan di tahun 1980-an.Kegiatan ini, seperti halnya dengan kasus mata-mata Pollard yang dihukum, segera ditolak oleh Israel (Pollard mengaku bersalah pada tahun 1986).Lebih lanjut dilaporkan bahwa para pejabat Israel diperintahkan Kadish untuk berbohong kepada penyelidik AS.Kadish dijadwalkan akan diseret pada tanggal 22 April 2008 di Pengadilan Distrik AS di Manhattan. In 2009 it was revealed that the NSA had secretly taped conversations of CongresswomenJane Harman[pictured above on the right with Israeli Knesset Speaker, Dalia Itzik] negotiating with two AIPAC spies accused of giving sensitive information about US military activities to the Israeli government. In the taped conversation she is being asked to dismiss their espionage charges in return for large politiacl contributions and (are you ready) a chairmanship of the US Intelligence Committee! One has to assume that they thought they could actually “arrange” for this to happen. This information was secretly revealed by the NSA to Nancy Polosi prior to the selection of the committee chairman and was a factor (let’s hope, anyway) in Harmon’s failure to obtain this highly sensitive position. After all was said and done, however, the case against the two Israeli lobbyists was dismissed — against the insistance of the FBI. No satisfactory reason has been given for this.

Pada tahun 2009 terungkap bahwa NSA diam-diam merekam percakapan dari CongresswomenJane Harman[digambarkan di atas di sebelah kanan dengan Israel Ketua Knesset, Dalia Itzik] bernegosiasi dengan dua mata-mata AIPAC dituduh memberikan informasi sensitif tentang aktivitas militer AS untuk pemerintah Israel.Dalam rekaman percakapan dia diminta untuk menolak dakwaan spionase mereka sebagai imbalan atas kontribusi politiacl besar dan (apakah Anda siap) seorang ketua Komite Intelijen AS!Kita harus berasumsi bahwa mereka pikir mereka benar-benar bisa “mengatur” untuk hal ini terjadi.Informasi ini diam-diam diungkapkan oleh NSA untuk Nancy Polosi sebelum pemilihan ketua komite dan merupakan faktor (mari kita berharap, anyway) di Harmon kegagalan untuk mendapatkan posisi yang sangat sensitif ini.Setelah semua itu dikatakan dan dilakukan, Namun, kasus terhadap dua pelobi Israel diberhentikan - terhadap desakan dari FBI.Tidak ada alasan yang memuaskan telah diberikan untuk ini. Unfortunately, such an act of treason remains unchallenged and Jane Harman remains at her congressional job and enjoys being the third wealthiest member of Congress. Only in America!

Sayangnya, seperti pengkhianatan terhadap negara tetap tak tertandingi dan Jane Harman pekerjaan tetap di Kongres dan menikmati menjadi terkaya ketiga anggota Kongres.Hanya di Amerika! The examples of Kahane, Mahonm, Goodman and Weinmann raise the question of when a U.S. citizen ceases to be, or should cease to be, a U.S. citizen. U.S. Law at one time clearly stated that an American citizen owed first allegiance to the United States. A U.S. citizen should not fight in a foreign army or hold high office in a foreign country without risking expatriation. What the heck happened?

Contoh Kahane, Mahonm, Goodman dan Weinmann meningkatkan pertanyaan tentang kapan seorang warga negara AS tidak lagi menjadi, atau harus berhenti menjadi, seorang warga negara Amerika Serikat.Hukum AS pada satu waktu dengan jelas menyatakan bahwa warga negara Amerika berutang kesetiaan pertama ke Amerika Serikat.Seorang warga negara Amerika Serikat tidak harus berjuang dalam tentara asing atau memegang jabatan tinggi di negara asing tanpa pengusiran risiko.Apa sih yang terjadi?

BERSAMBUNG Salam Kompasiana (We don’t have to be a nazi or a revisionist or a Jew-hater to be critical of Israel) Jangan lupa baca juga :

  1. Ini Dia, Perang Email Antara Israel dengan Asosiasi Wartawan PBB !
  2. Kapal Israel Diboikot di AS! Pertamakali dalam Sejarah! Ekonomi Israel Bisa Terganggu!
  3. Israel Ketahuan Bohong Lagi !? Apa Iya !?
  4. Canadian Jewish Conggress Marah Atas Sumbangan United Church of Canada
  5. Pertemuan Nasional Pertama Yahudi Amerika Serikat Anti-Zionis !!
  6. Pssst! Ini Isi Surat Beberapa Anggota Konggres Kepada Presiden Amerika Soal Israel!
  7. Ini Pidato Rachel Corrie Ketika Masih Kelas 5 !
  8. Ada Kapal Mavi Marmara Palsu! Israel Ketahuan Bohongnya?! Masak Sih ?!
  9. Aktivis Merawat Tentara Israel yang Luka Tapi 9 Aktivis Ditembak Mati!
  10. Kartu Kredit Sudah Disita Israel, Tapi Ada yang Menggunakannya untuk Belanja!
  11. Ada Video Flotilla (1 Jam) Yang Lolos Dari Israel !
  12. Respon Dr Huwaida Arraf Terhadap Israel (1)
  13. Israel Menemukan Senjata Sangat Berbahaya di Kapal Mavri Marmara!
  14. Rachel Corrie Tewas Mengenaskan Karena Buldozer Israel
  15. Pernah Adakah Pembersihan Etnik Palestina !?
  16. Propaganda Negatif Terhadap Israel !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun