Mohon tunggu...
Bung Adi Siregar
Bung Adi Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - BAS

Founder BAS Pustaka Copywriter Independen Pecinta Film Penikmat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Segmen Milenial dalam Pendekatan Demografi

13 September 2020   15:15 Diperbarui: 14 September 2020   05:28 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demokrasi adalah kemewahan tersendiri yang dimiliki bangsa ini. Generasi X yang dulu menyuarakan demokratisasi dan meminta Presiden Soeharto turun kini sudah menjadi elit baru. Baik dalam konteks sosial, politik dan ekonomi. 

Yang paling nampak pada distribusi elit, generasi X sudah menempati posisi penting dalam politik. Sebut saja di antara mereka itu ada nama Fahri Hamzah sekarang Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (2014-2019) dan pada posisi yang sama ada Fadlizon.

Masterpiece generasi X menumbangkan orde baru. Membawa negeri ini menuju alam demokrasi. Sebagai generasi yang akan menggantikan generasi baby boomers dan generasi X, generasi milenial memiliki nilai strategis dalam membangun nusa dan bangsa. 

Sebagai generasi pelanjut estafet pembangunan bangsa, generasi X harus menjadi perhatian pemerintah. Belum soal jumlah mereka yang signifikan dalam populasi kependudukan nasional. 

Di sinilah letak pentingnya perhatian pemerintah terhadap generasi milenial. Memberikan perhatian yang tepat untuk menjadikan generasi ini sebagai pelanjut pejuang cita-cita kemerdekaan. Generasi yang akan mengemban tugas menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang mandiri dan membanggakan. Bangsa yang punya wibawa di mata bangsa-bangsa lainnya.

Oleh karena itu pemerintah perlu memberikan perhatian dalam bentuk kebijakan yang bisa menjadikan generasi milenial sebagai salah satu generasi terbaik yang dimiliki oleh bangsa ini. Keberadaan generasi milenial ini merupakan momentum Indonesia untuk tampil sebagai pemain utama dalam percaturan global. 

Pada saat bersamaan generasi milenial menjadi aset bangsa yang harus dikelola dengan kebijakan yang mendukung mereka tampil sebagai pewaris generasi yang bisa diandalkan. 

Dalam hal ini kementerian yang berada di bawah kordinasi  Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan harus memiliki blue print dalam penyiapan generasi milenial sebagai pelanjut pejuang cita-cita kemerdekaan. 

Harus ada koordinasi, sinergi dan pembagian kerja yang baik antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pemuda dan Olah Raga serta Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi. Yang lebih penting lagi adalah penyusunan road map dan goal pembangunan sumber daya manusia generasi milenial.

Perhatian terhadap generasi milenial ini sejalan dengan bonus demografi yang akan menghampiri Indonesia. Kita tidak bisa melepaskan generasi milenial dengan bonus demografi yang akan menghampiri negeri ini dalam beberapa tahun ke depan. Bonus demografi terjadi ketika usia produktif jauh lebih mendominasi komposisi penduduk sebuah negara. 

Bonus demografi terjadi manakala usia 15 tahun sampai dengan 64 tahun memiliki jumlah paling besar dalam komposisi penduduk. Bonus demografi ini tergambar dalam angka statistik dari rasio ketergantungan (dependency ratio). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun