Mohon tunggu...
bunga cantique
bunga cantique Mohon Tunggu... -

Awal mulanya nulis blog sebagai tempat curhat pribadi gue.. sekarang ga hanya curhat, tapi juga kadang gue ambil dari hal-hal yang menarik buat gue untuk gue kasih pendapat atau sekadar komentar pedas. Happy reading! :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

It is amazing how to expect the unexpected!

27 Februari 2010   15:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:42 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini berawal dari beberapa bulan mendekati akhir tahun 2009 lalu.

I feel very depress. Really feel demotivated.

Bermula dari gue menyadari beberapa sikap gue bener-bener bukan seperti gue!

I’m a visionary person, if I can say. I could imagine & usually get where I imagine will be in the future.

Seperti gue menginginkan punya nomor seperti tanggal lahir gue..Now i have my mobile number with my birth day number..and i quite proud of it cause I could get it with the rational price too!

I never told to anybody what I want, I just imagine it and pray really hard. Then I will never think about it again…until it happen.

It seem like myself has react unconsciously to make it happen in my life.

My sweet seventeenth birthday happen to be in the holy month ramadhan, I still remember at that day when I pray… I asked God I really want to get married when my age is 22 years old.

Setelah putus nyambung dengan berbagai pria dan berbagai ras dari berbagai umur…akhirnya gue menikah di usia 23 tahun. Beberapa bulan setelah wisuda sarjana gue.

Iya, gue emang memiliki cukup banyak mantan. Dan gue ga bangga akan hal itu. Tapi sepertinya keinginan gue untuk menemukan lelaki yang tepat untuk dijadikan pendamping.. sangatlah susah!

Biasanya juga gue lah yang paling sering meninggalkan. Karena gue menganggap hubungan ini sudah tidak bisa diteruskan lagi..tanpa memandang apakah pasangan gue tsb bisa berubah..tapi gue khan ga ingin merubah orang. Dan juga, kebanyakan memang bukan gue yg naksir duluan – istilahnya dulu.. Jadilah hampir seperti rantai makanan yang sulit dilepaskan, setiap hubungan hanya bertahan dalam hitungan bulan..

Seandainya gue mengenal Islam lebih dalam lagi pada saat itu, maka sungguh gue akan lebih bersabar dan menjaga diri. Bukan langsung terjebak dengan buai manis..dsbnya.

Namun..itulah hidup.

Tidak ada yg sempurna.

Bahkan wanita seperti Maryam, Ibu Nabi Isa A.S. menjadi ujian kepada manusia, apakah manusia tidak akan percaya kepada kekuasaan Allah. Orang¬orang yang beriman percaya atas kelahiran Isa A.S. tanpa ayah. Roh yang ditiupkan oleh Malaikat Ruhulqudus, roh yang suci ke dalam kandungan Siti Maryam, sehingga lahir seorang bayi laki-laki yang setelah dewasa diangkat oleh Allah menjadi menjadi seorang rasul.

Iya..begitulah tampaknya hidup. Dunia adalah tipuan dalam ujian menuju akhirat.

Seperti kaya ustad yusuf mansyur, tertipu dalam dunia, menabung dosa-dosa zina mata, hati, kulit dalam brdua2an pacaran dengan yang bukan muhrimnya sebelum nikah. Ngegosip mebuka aib orang dengan entengnya, waktu dalam kesia2an, jauh dr dzikir, kelezatan hati dalam ibadah, waktu ga digunain dlm jalan Alloh,khidupan yg jarang mentaati Allah,Tuhannya. Sehingga kita tidak sadar bahwa Allah justru mengazabnya dgn dunia-Nya. Dia merasa dunia miliknya. Padahal dunia sedang menghinakannya. Ada pula yg kenal tempat2 indah, dan keliling dunia. Tapi hatinya, pikirannya, badannya, tiada pernah dibawa menikmati shalat2 malam.

Sepertinya gue sempat tertipu dengan dunia ini..nauzubillahiminzalik.

Semoga gue bisa terus memperbaiki diri.

Berubah memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi juga bukan sesuatu yang mustahil untuk dilaksanakan.

Gue Sangat bersyukur atas segala karunia-Nya. Allah SWT, tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia.

Sejalan dengan kehidupan gue yang terus bergulir.. melupakan segala kesulitan yang ada dengan tekad untuk terus berubah, kehidupan gue berjalan sesuai dengan yang gue inginkan. Baik dalam karier maupun personal life.

Dari umur 17 tahun gue sudah bisa mandiri. Ikut iklan, syuting sinetron, dan segala macam pemotretan..menghantarkan gue untuk mendapatkan beasiswa selama 4 tahun..sampai gue mendapatkan gelar sarjana. Subnallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar atas karunia yang di berikan oleh Allah SWT.

Segala kebutuhan gue memang dipenuhi oleh orang tua gue. Sepertinya gue ga pernah ngerasa engga berkecukupan..tapi gue hidup dengan didikan yang cukup keras. Terutama dari Mama.

Gue bisa bilang..karena mama lah, gue bisa semandiri ini.

Tapi entah kenapa…semangat gue kemarin itu sepertinya lenyap..seperti asap.

Apakah ini yang disebut kehilangan semangat?

Seperti pepatah, mati segan hidup pun tak hendak?

Atau mungkin gue sudah merasa kurang tantangan didalam hidup gue? Amit2..rasanya sombong sekali kalimat itu bisa keluar dari mulut gue.

Lalu apa…kenapa gue bisa seperti ini??

Gue terus mempertanyakan diri gue selama beberapa bulan terakhir menjelang tutup tahun kemarin.

Bahkan sepertinya diri gue sudah terlalu lelah karena terus mempertanyakan itu kepada diri gue..sampai2 gue udah ga ada waktu untuk sekedar jalan2 sama temen2 gue.

That is so wierd!

Kemudian setelah mencari-cari referensi, dari artikel-artikel motivasi.. Gue mengambil cuti selama seminggu.. dengan harapan bisa segera menyelesaikan apapun yang sedang terjadi didalam diri gue ini.. gue isi dengan jalan-jalan, belanja-belanja.. nyatanya tidak juga tidak mengembalikan gue seperti keadaan semula. Diri gue yang sangat bersemangat sepertinya lenyap begitu saja.

Gue pun mulai mengeluhkan segala sesuatu, seperti gaji gue yang ga ada harapan naik.. akhirnya gue males kerja. Kehamilan yang engga kunjung terjadi.. akhirnya gue jadi marah2.. padahal khan gue tahu dari awal paling engga harus tunggu setahun sampai gue boleh gelisah , liburan yang engga pernah jadi juga.. karena suami gue lagi sibuk-sibuknya.. padahal gue tahu, akhir tahun memang suami gue biasa sibuk, dengan segala macam training, dinas keluar kota, dan laporan akhir tahun.

Akhirnya gue cemberut, sensitive, kemudian berusaha mencari alternative lain untuk melampiaskannya dengan melahap buku serial twilight, beberapa chicklit, tumpukan tabloid, dan puluhan film seri. Itupun hanya sementara menyenangkan hati gue. Setelah itu, back to moody. Suami gue dah sampe ga tau musti gimana lagin menghadapi mood istri tercintanya ini (tetep..ya iya dong, walaupun kta lagi beda pendapat bukan berarti ga sayang-sayangan..) Di tempat kerja gue sering ngerasa bakal dipecat. Karena kurang produktif di tempat kerja.

Pokoknya…kayaknya gue ngerasa gue udah sampai di titik hidup gue yang paling terendah! dan semua mengikuti hawa negatif gue ini.

Dan disitulah..tiba-tiba gue teringat. Di salah satu surat bacaan yang mama pernah kasih untuk selalu gue baca, salah satu arti ayatnya kurang lebih adalah , di dalam setiap kesulitan , akan ada kemudahan.

Kemudahan apa ya? gue bertanya2. Memang sifat dasar gue adalah gue ga pernah empasize ke hal-hal negatif seperti kesulitan-kesulitan yang gue alamin. Tapi gue lebih melihat, kemudahan apa yang akan diberikan oleh Alloh.

Mulailah sepertinya hidup gue ada titik terang.. seperti ada cahaya yang entah kenapa membuat gue tenang.

Kemudian, sepertinya gue dituntun untuk kembali menunaikan sholat. Memang sholat gue bolong2.. sepertinya gue kemarin terlalu berhala dengan kehidupan yang gue dapatkan. Segala sesuatunya terasa mudah, karena memiliki suami yang baik hati dan mau menuruti segala kegilaan istrinya ini.

Dan disitulah gue menyadari ujian gue saat ini.

Ujian gue adalah bagaimana mensyukuri segala karunia yang sudah dan akan Alloh berikan baik langsung ataupun melalui suami gue, dengan menjadi istri yang soleh.

Sepertinya bodoh yah, baru menyadari menjadi istri yang soleh setelah hampir 2 tahun menikah. Tapi itulah hidup, fana. Kadang kita melupakan yang kekal adalah di akhirat nanti.

Segera setelah gue menyadari tujuan hidup gue.. segala sesuatu sepertinya berubah menjadi menyenangkan. Tanpa mengharapkan apa-apa selain ridho Allah SWT, gue lebih enteng menjalani hidup ini. Tidak terbebani lagi oleh harapan-harapan duniawi gue.

Tanpa disangka-sangka, perusahaan gue.. yang gue tahu cashflownya sedang tidak bagus, memberikan gue kenaikan. Wow! sesuatu yang sangat-sangat tidak pernah gue duga akan terwujud..salah satu doa yang lagi-lagi dulu pernah gue panjatkan.

Seandainya gue tetap ngotot untuk meneruskan kerja gue dulu di salah satu bank swasta ataupun sebelumnya sebagai oursorcing di BUMN, mungkin gue ga akan terima kenaikan sampai sebesar ini.

Salah satu bukti kemudahan yang dijanjikan oleh Allah SWT didalam kesulitan-kesulitan yang gue anggap sulit.

Alhamdulillah…segala puji bagi Allah.

Setelah menyadari salah satu kemudahan yang lagi-lagi diberikan kepada gue.. segala keluhan gue sepertinya sirna.

Bahkan, soal kehamilan, soal liburan, ataupun lainnya.. terasa ga memberatkan buat hidup gue. Bukan lagi menjadi target kapan musti dilakukan. Biarlah gue panjatkan doa, dan berusaha.. sembari menunggu jawaban-Nya.

Bahkan temen sekantor gue yang baru married langsung hamil pun sama sekali tidak mengganggu kebahagiaan gue.

Karena gue bersyukur, masih diberikan waktu untuk memahami kebiasaan gue dan suami sebelum tiba saatnya mengurus anak.

Gue inget dulu setelah married, rasanya aneh harus menyesuaikan hidup gue dengan suami.. apalagi langsung punya anak. Tapi itu cara pandang buat gue lho. Setiap orang khan beda2 cara memandang hidupnya.

Tapi sering kali gue penasaran juga dengan cara pandang yang sederhana dan ga jelimet itu.

Tapi mungkin itulah hidup yah..

Islam mengajarkan kita untuk bekerja keras, tetapi kta tetap harus menyerahkan hasilnya kepada kuasa-Nya.

Dan rasanya.. klo hidup kita serahkan kepada Alloh dan semata-mata menjalani karena-Nya menjadi indah.

Pergi jalan-jalan sore sama suami, walaupun cuma ke toko buku..rasanya sangat indah sekali. Sepertinya gue ga berani minta lebih dari ini, dimiliki dan memiliki, dicintai dan mencintai..takut kualat gue..hehe

Dan gue selalu yakin akan ada kemudahan dari Alloh SWT.

Dulu gue pikir dengan penghasilan yang menambah, maka segala kehidupan gue akan lebih mudah. Walaupun mama bilang, semakin keatas maka akan semakin berat ujiannya. Tapi gue dulu ga percaya. Apa yang berat ujiannya? wong apapun keinginan gue dengan mudah bsa gue dapet koq klo penghasilan gue bertambah..

Nyatanya…itu hanya menjerat gue untuk semakin menjauhi Alloh.

Seperti kata orang Cina, setiap orang harus seimbang antara yin dan yang.

Keseimbangan…sepertinya itulah kata yang tepat untuk menjalani hidup ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun