Kemudian setelah mencari-cari referensi, dari artikel-artikel motivasi.. Gue mengambil cuti selama seminggu.. dengan harapan bisa segera menyelesaikan apapun yang sedang terjadi didalam diri gue ini.. gue isi dengan jalan-jalan, belanja-belanja.. nyatanya tidak juga tidak mengembalikan gue seperti keadaan semula. Diri gue yang sangat bersemangat sepertinya lenyap begitu saja.
Gue pun mulai mengeluhkan segala sesuatu, seperti gaji gue yang ga ada harapan naik.. akhirnya gue males kerja. Kehamilan yang engga kunjung terjadi.. akhirnya gue jadi marah2.. padahal khan gue tahu dari awal paling engga harus tunggu setahun sampai gue boleh gelisah , liburan yang engga pernah jadi juga.. karena suami gue lagi sibuk-sibuknya.. padahal gue tahu, akhir tahun memang suami gue biasa sibuk, dengan segala macam training, dinas keluar kota, dan laporan akhir tahun.
Akhirnya gue cemberut, sensitive, kemudian berusaha mencari alternative lain untuk melampiaskannya dengan melahap buku serial twilight, beberapa chicklit, tumpukan tabloid, dan puluhan film seri. Itupun hanya sementara menyenangkan hati gue. Setelah itu, back to moody. Suami gue dah sampe ga tau musti gimana lagin menghadapi mood istri tercintanya ini (tetep..ya iya dong, walaupun kta lagi beda pendapat bukan berarti ga sayang-sayangan..) Di tempat kerja gue sering ngerasa bakal dipecat. Karena kurang produktif di tempat kerja.
Pokoknya…kayaknya gue ngerasa gue udah sampai di titik hidup gue yang paling terendah! dan semua mengikuti hawa negatif gue ini.
Dan disitulah..tiba-tiba gue teringat. Di salah satu surat bacaan yang mama pernah kasih untuk selalu gue baca, salah satu arti ayatnya kurang lebih adalah , di dalam setiap kesulitan , akan ada kemudahan.
Kemudahan apa ya? gue bertanya2. Memang sifat dasar gue adalah gue ga pernah empasize ke hal-hal negatif seperti kesulitan-kesulitan yang gue alamin. Tapi gue lebih melihat, kemudahan apa yang akan diberikan oleh Alloh.
Mulailah sepertinya hidup gue ada titik terang.. seperti ada cahaya yang entah kenapa membuat gue tenang.
Kemudian, sepertinya gue dituntun untuk kembali menunaikan sholat. Memang sholat gue bolong2.. sepertinya gue kemarin terlalu berhala dengan kehidupan yang gue dapatkan. Segala sesuatunya terasa mudah, karena memiliki suami yang baik hati dan mau menuruti segala kegilaan istrinya ini.
Dan disitulah gue menyadari ujian gue saat ini.
Ujian gue adalah bagaimana mensyukuri segala karunia yang sudah dan akan Alloh berikan baik langsung ataupun melalui suami gue, dengan menjadi istri yang soleh.
Sepertinya bodoh yah, baru menyadari menjadi istri yang soleh setelah hampir 2 tahun menikah. Tapi itulah hidup, fana. Kadang kita melupakan yang kekal adalah di akhirat nanti.