Mohon tunggu...
Bunga Arista Rahayu
Bunga Arista Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Mercu Buana

NIM: 42321010028_Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak_Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus "Teodisi dan Kejahatan"

18 November 2022   16:10 Diperbarui: 18 November 2022   16:14 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Misalnya, di bidang filsafat, teologi dan penelitian bisa dibilang kurang mendapat perhatian dari para filsuf daripada metafisika. sampai dilupakan. Dalam hal ini harus diakui bahwa data yang terkandung di dalamnya sangat mendasar dan vital bagi upaya manusia dalam memahaminya. Teodisi diwujudkan dalam kausalitas, yang merupakan bagian hakiki dalam pembahasan manusia, dalam menyampaikan maksud atau tujuan Tuhan.

Kejahatan menodai wajah realitas kosmik dengan makhluk lain. Tingkat rasa bersalah fisik manusia di balik peristiwa teodisi terbukti. Semuanya dalam kekacauan. Begitu pula dalam ranah moral, kejahatan selalu akrab bagi manusia. ketidakadilan itu spektakuler

setiap hari, selalu. Singkatnya, kejahatan masih merajalela. Salah satu tantangan tersulit bagi keberadaan agama berasal dari masalah kejahatan, yang oleh sebagian filsuf dianggap sebagai bukti lemah akan agama atau keberadaan Tuhan. Sebagian orang melihat kejahatan sebagai bukti bahwa tidak ada tuhan atau agama, dan orang yang melihat kejahatan sebagai sesuatu yang tidak bertentangan dengan keberadaan tuhan atau agama, kemaksiatan, malapetaka, dll.

Monoteisme

Istilah monoteisme berasal dari bahasa Yunani monos yang berarti unik dan theos yang berarti Tuhan. Istilah ini selalu digunakan untuk menentang politeisme (politeisme). di mana monoteisme secara eksklusif menolak politeisme. Dalam Ensiklopedia Gereja, monoteisme mencakup makna kepercayaan terhadap pengakuan dan penghormatan terhadap satu Tuhan, Yang Maha Esa. Tuhan dianggap mutlak, abadi, mahakuasa dan mahatahu. Kamus Bahasa Indonesia mendefinisikan tauhid sebagai ajaran yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, seperti Islam yang keyakinannya berbunyi: "Tiada Tuhan selain Allah".

Teisme juga merupakan bentuk monoteisme yang meyakini keberadaan Tuhan. Akan tetapi, para deis menolak gagasan bahwa dewa ini ikut campur dalam urusan dunia. Sifat Tuhan ini hanya dapat diketahui dengan akal dan pengamatan alam. Dengan demikian, para deis menolak yang supernatural dan mengklaim bahwa Tuhan memiliki pengetahuan tentang agama atau teks suci. Monoteisme adalah kepercayaan bahwa hanya ada satu Tuhan yang memiliki otoritas mutlak atas segala sesuatu. Agama yang termasuk dalam monoteisme adalah Yahudi, Kristen, dan Islam.

Sumber :

file:///C:/Users/USER/Downloads/671-Article%20Text-6616-1-10-20201201.pdf

file:///C:/Users/USER/Downloads/2-91-1-PB.pdf

https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18050/1/SELLY%20ALAMSYIANI%20PUTRI-FUF.pdf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun