Nama                   : Bunga Arista Rahayu
NIM Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 42321010028
Dosen Pengampu       : Apollo, Prof. Dr, M.Si. Ak
Kelas                   : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB
Kampus                 : Universitas Mercu Buana
Pertama -- tama, sebelum kita memasuki pembahasan mengenai teori perkembangan moral menurut Lawrence Kohlberg's, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu siapa itu Lawrence Kohlberg's. Lawrence Kohlberg's adalah seorang psikolog yang terkenal karena teorinya mengenai tahapan perkembangan moral. Lawrence merupakan seorang Amerika yang lahir pada tanggal 25 Oktober 1927 dan dibesarkan di Brouxmille, New York, kemudian ia menutup usianya di umurnya yang ke 59 tahun pada tanggal 19 Januari 1987.
Lawrence Kohlberg's menjabat sebagai profesor di Departemen Psikologi di Universitas Chicago dan juga di Sekolah Pascasarjana Pendidikan di Universitas Harvard. Setahun setelah ia memasuki Universitas Chicago dengan mengambil jurusan psikologi pada tahun 1948, Ia mendapatkan gelar Bachelor dan kemudian ia tertarik dengan teori yang disampaikan oleh Jean Piaget. Lawrence Kohlberg's lulus S3 pada tahun 1958 dengan disertasi : "The Development of Modes of Thinking and Choices in the year 10 to 16". Disertasi tersebut merupakan landasan dari teori perkembangan moral.
Lawrence mulai tertarik pada bidang moralitas yaitu pada saat dibawah masa depotisme Nazi, selama belajar di sekolah asrama dan saat di universitas. Ia mempelajari etika Kant dan filsafat politik Locke, Jefferson, serta John Stuart Mill yang berkenaan dengan HAM (Hak Asasi Manusia) universal.
WHAT ?
APA ITU TEORI PERKEMBANGAN MORAL MENURUT LAWRENCE KOHLBERG'S?
Pengertian Moral
Moralitas sering didefinisikan oleh psikolog sebagai sikap dan keyakinan yang dimiliki seseorang yang membantunya memilih apa yang benar dan apa yang salah (Hook, 1999). Lebih lanjut, Hook (1999) menyatakan bahwa gagasan moralitas sangat dipengaruhi oleh hukum dan norma budaya di mana seseorang dibesarkan, sehingga ia dapat berada di dalam orang tersebut. Moralitas bukanlah bagian dari "kotak standar" ketika Anda dilahirkan, karena Anda dilahirkan tanpa moral.
Secara etimologis, kata moral berasal dari kata latin mos, jamak mores, yang berarti ritual atau adat istiadat. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989 : 592) mendefinisikan etika sebagai kesusilaan, budi pekerti, atau kesusilaan. Secara terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian moral, yang tidak berbeda dari segi isi dan isi, tetapi bentuk formalnya berbeda. Kata etika biasanya juga identik dengan kata etika, yang berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti kegunaan, adat istiadat, adat istiadat, watak, perasaan, sikap atau cara berpikir.Â
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989 : 237) mendefinisikan etika sebagai (1) apa yang baik, ilmu tentang kejahatan dan kejahatan, tentang hak dan kewajiban moral (etika), (2) seperangkat prinsip atau nilai yang berkaitan dengan moralitas, dan ( 3) tentang nilai-nilai yang berhubungan dengan kebaikan dan kejahatan. kelompok atau perusahaan. Konsep moral dipahami sebagai kode etik biasa untuk perwakilan budaya. Konsep moral ini mendefinisikan perilaku yang diharapkan dari semua anggota kelompok.
Selain perilaku moral, terdapat juga perilaku immoral, yang dipahami sebagai perilaku yang tidak memenuhi harapan sosial karena sikap yang tidak sesuai dengan norma sosial yang relevan, atau karena kurangnya perasaan yang harus dipatuhi. serta perilaku tidak bermoral. atau perilaku tidak etis, yaitu perilaku yang tidak memenuhi harapan sosial karena ketidakpuasan atau pelanggaran. itu bertentangan dengan norma sosial. Sikap adalah pendapat tentang sesuatu.Â
Dalam arti positif, ia mengungkapkan sistem nilai yang diyakini atau diyakini benar. Nilai adalah apa yang diyakini, dipercaya, dirasakan dan diungkapkan dalam perilaku atau perilaku. Sebagai aturan, nilai penuh dengan pengalaman emosional masa lalu yang mewarnai pemikiran individu, kelompok, atau masyarakat. Moralitas adalah seperangkat nilai yang ditetapkan dengan ekspresi yang benar/terbukti dalam perilaku yang nyata dan dapat diamati. Kebajikan memanifestasikan dirinya dalam perilaku moral dan aspek kebaikan/penerimaan, netralitas atau negativitas/penolakan.
Teori perkembangan moral yang diperkenalkan oleh Kohlberg dan Piaget menunjukkan bahwa moralitas dan perilaku bukanlah hasil interaksi sosial atau pelajaran yang berasal dari praktik budaya saja. Tetapi juga terjadi karena tindakan spontan yang dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi anak dengan lingkungannya.
Karya-karya utama dari Lawrence Kohlberg's mencakup tiga seri yaitu, The Philosophy of Moral Development (San Fransisco, California: Harper & Row, 1981) atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu Filosofi Perkembangan Moral, The Phiposophy of Moral Development (San Fransisco, California: Harper & Row, 1984) atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu Filosofi Perkembangan Moral, dan yang terakhir adalah Lawrence Kohlberg's Approach to Moral Education (New York: Columbia University Press, 1989, dengan C. Power dan A. Higgins) atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu Pendekatan Pendidikan Moral oleh Lawrence Kohlberg.
Lawrence membagi pemikiran perkembangan moral manusia menjadi 3 tingkatan yaitu : tingkat pra -- konvesional yang terdiri dari 2 tahap yaitu tahap orientasi hukuman dan kepatuhan serta tahap orientasi relativis -- intrumental, kedua yaitu tingkat konvesional yang terdiri dari 2 tahap yaitu tahap penyesuaiandengan kelompok atau orientasi untuk menjadi anak patuh serta tahap orientasi hukum dan ketertiban, kemudian tahap yang terakhir yaitu tingkat pasca konvesional yang terdiri dari 2 tahap yaitu tahap orientasi kontrak -- sosial legalistik serta tahap orientasi prinsip etika universal. Dari yang disebutkan di atas tersebut, berikut penjelasan mengenai 6 tahap tersebut :
1. Tingkat Pra -- Konvesional
a. Tahap Orientasi Hukuman dan Kepatuhan
Pada saat tahap ini, di dalam hal melaksanakan sebuah tindakan akan punya tujuan atas hukuman yang merupakan konsekuensi dari tindakan tersebut, kemudian juga kepatuhan dari seseorang di dalam hal iniorang yang dituakan atau dihormati atau kepatuhan terhadap hukum.
b. Tahap Orientasi Relativis -- Instrumental.
Dalam tahap ini, anak akan tetap menilai sesuatu berlandaskan dari kemanfaatan, kesenangan, atau pun sesuatu yang tidak baik menjadi kejelekan atau keburukan, tetapi disini sang anak sudah bisa belajar mengamati harapan dan juga kepentingan milik orang lain.
2. Tingkat Konvesional
a. Tahap Penyesuaian Dengan Kelompok atau Orientasi Untuk Menjadi Anak yang Baik.
Pada tahap ini, proses perkembangan menuju arah sosialitas dan moralitas kelompok. Kesadaran serta juga kepedulian atas terhadap kelompok akrab, dan juga muncul sebuah penilaian terhadap dirinya di depan komunitas atau pun kelompok.
b. Tahap Orientasi Hukum dan Ketertiban.
Pada tahap di kondisi ini, seseorang sudah mulai berkembang kedapa orientasi hukum legal atau peraturan yang berguna untuk mewujudkan kondisi yang nyaman dan tertib dalam suatu komunitas atau kelompok.
3. Tingkat Pasca Konvensional
a. Tahap Orientasi Kontrak -- Sosial Legalistik.
Tahap Orientasi Kontrak -- Sosial Legalistik adalah suatu kondisi saat penekanan kepada hak dan juga kewajiban cukup ditekankan, sehingga proses demokratisasi dapat muncul dan terjadi. Di tahap ke lima ini, terbit sebuah sikap cinta tanah air dan juga pemerintahan yang berdaulat.
b. Tahap Orientasi Prinsip Etika Universal.
Pada tahap situasi ini, orang -- orang dalam melakukan tindakan mencoba untuk sesuai dengan nurani dan juga landasan - landasan moral universal. Dan ada juga syarat atas prinsip atau landasan moral universitas menurut Lawrence Kohlberg, yaitu : komprehensif atau menyeluruh atau luas, universal, dan juga konsisten (tidak ada pertentangan dalam pengaplikasiannya). Sementara itu landasan atau prinsip universal itu adalah keadilan, prinsip perlakuan timbal balik atau berbalasan ( reciprisitas ), kesamaan dan serta juga penghormatan kepada pangkat atau martabat manusia.
WHY ?
MENGAPA LAWRENCE KOHLBERG MENGEMBANGKAN TEORI PERKEMBANGAN MORAL?
Lawrence menjadi tertarik pada etika selama depot Nazi saat di sekolah asrama dan perguruan tinggi. Ia mempelajari etika Kant dan ide-ide politik Locke, Jefferson, dan John Stuart Mill mengenai hak asasi manusia universal. Lawrence Kohlberg membentuk dan mengembangkan teori perkembangan moral karena pada awalnya ia tertarik dengan teori yang disebutkan oleh Jean Piaget.
HOW ?
BAGAIMANA CARA MENERAPKAN ATAU MENGAPLIKASIKAN TEORI PERKEMBANGAN MORAL?
Berdasarkan banyak ide sentral Kohlberg mengenai perkembangan psikologis-perilaku dan etika, fokus pendidikan khusus adalah pada pengembangan perilaku moral manusia. Hal ini juga karena, tergantung pada perkembangan, anak tidak akan bergantung pada penghargaan dan hukuman. Pemaksaan tidak akan lagi berpengaruh pada pengembangan kebajikan. Menurut teori Kohlberg, proses pembentukan perilaku mempengaruhi kepentingan diri sendiri karena ada pikiran/perasaan yang dapat membedakan baik dan buruk, tanpa peringatan, terkadang seseorang dapat berbuat baik.
Dalam pengembangan aspek moral siswa berarti bagaimana cara membantu kita menjadi anak yang lebih baik, berilmu dan berperilaku yang baik atau berbuat baik dan benar. Sikap dan perilaku etis dapat dikembangkan melalui pendidikan dan penerapan nilai atau norma dilakukan secara terpadu dalam pembelajaran serta pekerjaan anak-anak di keluarga dan di sekolah. Pendidikan tidak hanya. Mempersiapkan anak-anak menjadi orang yang cerdas, tetapi juga menjadi orang yang baik dan terhormat
mulia dan berguna bagi orang lain.
Sumber:
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB314136210011.pdf
file:///C:/Users/USER/Downloads/1483-2918-5-PB.pdf
file:///C:/Users/USER/Downloads/5948-15586-2-PB.pdf
file:///C:/Users/USER/Downloads/Kolberg%20Theory%20(1).pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H