Mohon tunggu...
Bunga Arista Rahayu
Bunga Arista Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Mercu Buana

NIM: 42321010028_Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak_Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 10_Mengaplikasikan Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg

6 November 2022   01:13 Diperbarui: 6 November 2022   01:23 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian Moral

Moralitas sering didefinisikan oleh psikolog sebagai sikap dan keyakinan yang dimiliki seseorang yang membantunya memilih apa yang benar dan apa yang salah (Hook, 1999). Lebih lanjut, Hook (1999) menyatakan bahwa gagasan moralitas sangat dipengaruhi oleh hukum dan norma budaya di mana seseorang dibesarkan, sehingga ia dapat berada di dalam orang tersebut. Moralitas bukanlah bagian dari "kotak standar" ketika Anda dilahirkan, karena Anda dilahirkan tanpa moral.

Secara etimologis, kata moral berasal dari kata latin mos, jamak mores, yang berarti ritual atau adat istiadat. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989 : 592) mendefinisikan etika sebagai kesusilaan, budi pekerti, atau kesusilaan. Secara terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian moral, yang tidak berbeda dari segi isi dan isi, tetapi bentuk formalnya berbeda. Kata etika biasanya juga identik dengan kata etika, yang berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti kegunaan, adat istiadat, adat istiadat, watak, perasaan, sikap atau cara berpikir. 

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989 : 237) mendefinisikan etika sebagai (1) apa yang baik, ilmu tentang kejahatan dan kejahatan, tentang hak dan kewajiban moral (etika), (2) seperangkat prinsip atau nilai yang berkaitan dengan moralitas, dan ( 3) tentang nilai-nilai yang berhubungan dengan kebaikan dan kejahatan. kelompok atau perusahaan. Konsep moral dipahami sebagai kode etik biasa untuk perwakilan budaya. Konsep moral ini mendefinisikan perilaku yang diharapkan dari semua anggota kelompok.

Selain perilaku moral, terdapat juga perilaku immoral, yang dipahami sebagai perilaku yang tidak memenuhi harapan sosial karena sikap yang tidak sesuai dengan norma sosial yang relevan, atau karena kurangnya perasaan yang harus dipatuhi. serta perilaku tidak bermoral. atau perilaku tidak etis, yaitu perilaku yang tidak memenuhi harapan sosial karena ketidakpuasan atau pelanggaran. itu bertentangan dengan norma sosial. Sikap adalah pendapat tentang sesuatu. 

Dalam arti positif, ia mengungkapkan sistem nilai yang diyakini atau diyakini benar. Nilai adalah apa yang diyakini, dipercaya, dirasakan dan diungkapkan dalam perilaku atau perilaku. Sebagai aturan, nilai penuh dengan pengalaman emosional masa lalu yang mewarnai pemikiran individu, kelompok, atau masyarakat. Moralitas adalah seperangkat nilai yang ditetapkan dengan ekspresi yang benar/terbukti dalam perilaku yang nyata dan dapat diamati. Kebajikan memanifestasikan dirinya dalam perilaku moral dan aspek kebaikan/penerimaan, netralitas atau negativitas/penolakan.

Teori perkembangan moral yang diperkenalkan oleh Kohlberg dan Piaget menunjukkan bahwa moralitas dan perilaku bukanlah hasil interaksi sosial atau pelajaran yang berasal dari praktik budaya saja. Tetapi juga terjadi karena tindakan spontan yang dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi anak dengan lingkungannya.

Karya-karya utama dari Lawrence Kohlberg's mencakup tiga seri yaitu, The Philosophy of Moral Development (San Fransisco, California: Harper & Row, 1981) atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu Filosofi Perkembangan Moral, The Phiposophy of Moral Development (San Fransisco, California: Harper & Row, 1984) atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu Filosofi Perkembangan Moral, dan yang terakhir adalah Lawrence Kohlberg's Approach to Moral Education (New York: Columbia University Press, 1989, dengan C. Power dan A. Higgins) atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu Pendekatan Pendidikan Moral oleh Lawrence Kohlberg.

Dokpri
Dokpri

Lawrence membagi pemikiran perkembangan moral manusia menjadi 3 tingkatan yaitu : tingkat pra -- konvesional yang terdiri dari 2 tahap yaitu tahap orientasi hukuman dan kepatuhan serta tahap orientasi relativis -- intrumental, kedua yaitu tingkat konvesional yang terdiri dari 2 tahap yaitu tahap penyesuaiandengan kelompok atau orientasi untuk menjadi anak patuh serta tahap orientasi hukum dan ketertiban, kemudian tahap yang terakhir yaitu tingkat pasca konvesional yang terdiri dari 2 tahap yaitu tahap orientasi kontrak -- sosial legalistik serta tahap orientasi prinsip etika universal. Dari yang disebutkan di atas tersebut, berikut penjelasan mengenai 6 tahap tersebut :

1. Tingkat Pra -- Konvesional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun