Cakrawala mulai buram
Berangsur-angsur semakin rapat
Semakin padat
Dan......
Putih bagai kabut sejauh pandangan mengisi sudut-sudut ruang di luar sana
Langit sendu termenung sendiri
Tak lagi bercumbu dengan raja siang di ujung hari
Semakin pilu....
Semakin sendu....
Semakin rindu tak tertahan
Tiada sampai pada setengah lingkar jarum jam menapak...
Wajah langit mulai sembab
Perlahan.... Semakin menebal...
Dan...
Tiada kuasa menahan
Perlahan.... kelopak langit mulai tersayat
Tik.... Tik..... Tik....
Jatuhlah air mata langit
Tak bersuara... Tak tersedu-sedu....
Hari makin senja tak berjingga
Hari makin gelap merapat
Air mata langit tetap menetes
satu satu.... dua dua....
Seketika deras....Â
Seketika satu satu.... dua dua...
Termenungku mulai hanyut
Hanyut oleh detak nadi dan jantung
Jantung yang terus menari
Menari dan bergayut pada detak jantung
Jantung dan nadi seirama hanyut
Hanyut membawa kutermenung
.................................................................
Dua jengkal lagi....
Genaplah setengah abad jantungku terus berdetak
Duapuluh tujuh jengkal lagi....
Genaplah dua per tiga abad jantungku terus berdetak
Limapuluh dua jengkal lagi....
Genaplah se-abad jantungku terus berdetak
Banyak sudah liur-liur langit kujilati....
Banyak sudah hamparan tanah kupaguti....
Tak sedikit mata air kuludahi
Begitu kuatnya detak jantungku memompa... mendesak....
Membawaku pada petang ini
Tik.... Tik.... Tik....
Satu satu.... dua dua....
Air mata langit terus menetes
Menetes.... mengucur perlahan...
Basah sudah sembilan belas juniku
Aku tak lagi merenung tercenung....
Aku tak lagi merenung terkungkung....
Gairah nafsuku melonjak hingga ujung langit putih
Menembus dinding dinding keraguan
Mengiris iris sekat kelambu kelabu
Membuka tabir harapan
Agar kutahu.... bahwa aku mampu
Basah sembilan belas juniku....
Bukan penghapus harapan
Basah sembilan belas juniku....
Bagaikan pintu pengharapan
Basah sembilan belas juniku....
Penyejuk di tengah kegerahan
Tik.... Tik.... Tik....
Pelan.... lambat....
Satu satu.... dua dua....
Damai bersamaku.... Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H