Mohon tunggu...
Ernita Desyanti
Ernita Desyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bundoku

..hanya Insan Sederhana, namun ada..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Siluet Pagi Hadirkan Kekuatan Sejati Dari Ketulusan Hati

22 Desember 2024   06:05 Diperbarui: 22 Desember 2024   06:05 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aisyah, jangan menangis, ibu baik-baik, ini hanya karena kelelahan saja," Nana menenangkan.

Aisyah mencoba menahan air mata yang sudah terlanjur membasahi pipinya. Dengan tersenyum Aisyah berkata, "Ia, Bu. Aku ingin membantu tapi tidak bisa. Ibu harus kuat dan segera sembuh ya."

Nana mengusap kepala Aisyah. "Ibu tahu Aisyah dan Hadi sudah berusaha dan banyak membantu selama ini. Kekuatan ibu tidak hanya ada pada tubuh, tapi pada cinta yang selalu kita bagu. Jangan pernah merasa sendiri, kita selalu punya satu sama lainnya," ujar Nana walau masih lemah.

"Kita sepatutnya bersyukur, Allah menyayangi kita. Ada rumah, ladang untuk kita, Aisyah dan Hadi bisa memohon pada-Nya." pungkas Nana dengan mata berkaca, haru.

Setelah beberapa hari istirahat, Nana mulai pulih kembali. Meski tubuhnya lemah, semangatnya tidak surut. Ia kembali bekerja di ladang, meskipun Aisyah dan Hadi sering meminta untuk beristirahat lebih banyak dan tidak memaksankan diri bekerja seharian di ladang. Aisyah lebih mengerti pengorbanan ibunya. Kesemangatan ibunya.

Di tengah kesibukannya, Nana selalu menyempatkan waktu untuk berbicara dwngan anak-anaknya. Ia mengajari Aisyah tentang kehidupan, tentang menghargai, tentang bersyukur, dan juga tentang bagaimana menghadapi kesulitan. Tentang pentingnya memiliki hati yang oenuh kasih. 

"Kekuatan sejati," kata Nana, "bukan berasal dari tubuh yang kuat saja, tetapi dari ketulusan hati yang selalu memberi."

Aisyah tercenung dan merenungi dengan dalam makna kalimat tersebut, mencoba memahami maknanya. Ia tahu bahwa meskipun hidup penuh tantangan, ia akan selalu memiliki cinta dukungan dari ibu dan adiknya. Bahka ketika Nana tak lagi bisa bekerja keras seperti dulu, ia sadari ibu akan selalu mengajarkan nilai-nilai yang tak ternilai.

Beberapa minggu kemudian, saat musim panen tiba, Nana merasa lebih baik. Ia kembali ke ladang sendirian. Seusai jadwal sekolah, seperti biasa Aisyah dan Hadi langsung menuju ladang mereka. Menemani dan membantu ibu. 

Namun kali ini Aisyah lebih siap. Ia membantu ibu dengan senyuman, merasa kuat karena kasih sayang dan perhatian diberikan ibunya 

"Kekuatan sejati bukan berasal dari tubuh yang kuat saja, tetapi dari ketulusan hati yang selalu memberi"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun