Terus terang, aku sirik habis melihat suatu brand ekslusif dari Malaysia buka cabang baru. Kapan Indonesia mengedepankan luxury brand yang go internasional? Di Bandung banyak tas-tas dengan kualitas bagus dan design oke. Dan saya masih penasaran untuk kembali ke Garut untuk belanja kerajian kulit dombanya yang halus itu. Kenapa kita harus kalah sama negeri jiran? Andai aku cukup modal, aku mau banget mengajak merek-merek top di Indonesia untuk jajal kemampuan di luar negeri.
Aku juga sempat berpikir, apakah produk Indonesia kurang bergema di luar negeri, karena orang Indonesianya sendiri juga malu (baca: gengsi) pakai produk dalam negerinya. Atau apakah karena produsen berpikir, pasar di Indonesia saja sudah cukup besar untuk digali, untuk apa cari keluar. Atau sebenernya sudah banyak international brand asal Indonesia, tapi akunya aja yang tidak update. Paling tidak semoga bukan karena hal yang pertama kusebut.
Ayo, mulai lagi ACI, aku cinta Indonesia.
=============
*"SDM murah":Â menurut dosen saya dulu, ini sebenarnya bumerang karena akhirnya suatu saat image mengenai SDM di Indonesia adalah murah sehingga kalau SDM kita menjadi mahal, akan terjadi capital flight dari bidang perindustrian. Bahasan untuk ini bisa jadi satu posting sendiri panjangnya :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H