Konsep manajemen holopis  kuntul baris didukung pendapat Davis (2007) dalam bukunya "Talent Assessment, Mengukur, Menilai, dan Menyeleksi Orang-orang Terbaik dalam Perusahaan". Â
Gagasan Davis merupakan teknik untuk mengelola diri dan teamwork dengan memahami perilaku dan karakter diri dan tim untuk fokus pada tujuan suatu kelembagaan. Konsep ini bersinergi dengan konsep manajemen dari Tery (1968) dalam bukunya tentang Prinsip-prinsip Manajemen, yang mencakupi kegiatan planning, organizing, actuating, dan controlling.Â
Terinspirasi Davis dan Tery, serta memadukan kearifan lokal maka manajemen holopis  kuntul baris akan menjadi kekuatan untuk mengembangkan sekolah dengan  penjenamaan Setos yang merupakan kepanjangan dari Sehat, Terampil dengan Olahraga dan Seni.
Dari segi arti, holopis kuntul baris merupakan paribasan jawa, yang artinya saiyeg saeka praya, bebarengan mrantasi gawe, maksudnya kurang lebih bekerja dengan gotong royong. (https://clupin.wordpress.com).Â
Ditambahkan Mutia (2007: 195) bahwa holopis kuntul baris merupakan semboyan yang biasa diucapkan oleh segolongan orang, ketika menyatukan tenaga untuk mengangkat barang yang berat secara bersama-sama.
Pengembangan potensi sekolah melalui manajemen holopis kuntul baris merupakan refleksi dari pemikiran bahwa program kegiatan yang dilaksanakan dengan bekerjasama dalam tim akan lebih efektif dan hasil optimal. Tim ini di bawah tanggung jawab kepala sekolah dengan melibatkan siswa, guru, orang tua, dan komite. Semuanya bekerja sesuai dengan pemerian tugas yang telah disepakati bersama.
Strategi Pelaksanaan
Dalam menerapkan manajemen holopis kuntul baris sudah barang tentu terdapat serangkaian kegiatan yang bermuara pada pencapaian visi dan misi sekolah selaras dengan penjenamaan sekolah. Terdapat 4 (empat) langkah penerapan manajemen holopis kuntul baris, yakni: Pertama, melakukan koordinasi secara intensif dengan guru dan karyawan sekolah.Â
Kegiatan ini dilakukan melalui pengarahan singkat (briefing) tiap minggu maupun rapat rutin tiap akhir bulan. Dalam pengarahan singkat dan rapat akhir bulan selalu mengevaluasi kegiatan yang sudah terlaksana dan menyampaikan program yang akan dilaksanakan. Khusus untuk rapat akhir bulan selalu ada pembinaan umum dari kepala sekolah untuk seluruh guru dan karyawan.
Kedua, berkoordinasi dengan komite sekolah. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah rapat rutin tiga bulan sekali dan rapat secara intensif ketika ada program sekolah yang harus melibatkan komite sekolah.Â
Di samping itu melakukkan reorganisasi kepengurusan ketika masa kepengurusan habis, dan selalu melibatkan komite dalam berbagai kegiatan dengan lembaga lain, seperti rapat dengan dewan pendidikan kota, kegiatan penandatanganan kesepakatan bersama dengan Nasmoco, dan musyawarah perencaaan pembangunan dinas pendidikan (Musrenbangdik).